Berita Bangka

Maulid Nabi di Balunijuk, Jalan Macet Sejak Pagi tapi Warga Justru Bahagia

Sejak pagi hingga siang, ribuan warga dari berbagai daerah berdatangan untuk mengikuti perayaan yang menjadi tradisi tahunan.

Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/Rizki Irianda Pahlevy
Kondisi jalan di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Sabtu (6/9/2025). Arus lalulintas sempat macet seiring perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di desa tersebut. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Perayaan Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berlangsung semarak pada Sabtu (6/9/2025).

Sejak pagi hingga siang, ribuan warga dari berbagai daerah berdatangan untuk mengikuti perayaan yang menjadi tradisi tahunan masyarakat setempat.

Pantauan Bangkapos.com menunjukkan, arus lalu lintas menuju Desa Balunijuk terpantau padat merayap.

Jalan dari arah Pagarawan menuju Desa Air Duren bahkan mengalami kemacetan hingga lebih dari satu kilometer, terutama di sekitar kawasan Universitas Bangka Belitung.

Sementara itu, jalur sebaliknya relatif lancar tanpa hambatan berarti.

Menurut Rouf, warga Desa Balunijuk, kondisi macet saat perayaan Maulid memang selalu terjadi setiap tahun.

“Sejak pukul 09.00 WIB sudah ramai. Biasanya arus lalu lintas baru mulai reda menjelang sore sekitar pukul 16.00 WIB,” ujarnya.

Kendati demikian, Rouf mengaku justru bersyukur dengan ramainya masyarakat yang hadir.

Baginya, momentum Maulid menjadi sarana mempererat tali silaturahmi.

“Kami senang, rumah-rumah ramai oleh tamu. Panitia juga membagikan undangan kepada masyarakat, sehingga orang dari jauh pun datang kemari,” tuturnya.

Tradisi perayaan Maulid Nabi di Balunijuk bahkan disebut mirip suasana Hari Raya Idul Fitri.

Hampir setiap rumah menyiapkan hidangan khas untuk menyambut tamu.

Menu yang tersaji beragam, mulai dari rendang, ayam gulai, soto, tekwan, hingga bakso.

Aneka kue tradisional dan camilan ringan, seperti kretek, kricu, serta bolu, turut disediakan.

“Siapa pun yang datang dipersilakan makan, meski tidak saling kenal. Intinya, Maulid Nabi menjadi momentum untuk mempererat persaudaraan dan memperkuat kebersamaan antarwarga,” jelas Rouf.

Dengan suasana penuh kehangatan, Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Balunijuk bukan hanya menjadi agenda keagamaan, tetapi juga pesta rakyat yang menumbuhkan nilai toleransi, gotong royong, serta keramahtamahan khas masyarakat Melayu Bangka. (Bangkapos.com/Rizki Irianda Pahlevy)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved