Tegarnya Abdurrahman Saat Jenazah Muhammad Soleh Tiba, Putranya Jadi Korban Ambruknya Musala Ponpes

Sembari menunduk, ia menuturkan Muhammad Soleh merupakan putra bungsunya dari istri Sarkiah. 

Baca juga: Kejagung Geledah Rumah 3 Kolektor di Bangka Barat, Diduga Terlibat Korupsi Timah & Disegel Kini

Korban menempuh pendidikan di Ponpes Al-Khoziny sekitar tiga tahun lalu. 

Selain mondok, korban juga menempuh pendidikan kuliah. 

"Dia (korban) anak bungsu. Kalau kesehariannya memang pendiam," katanya. 

Abdurrahman menuturkan terakhir kali bertemu korban sekitar Agustus 2025 lalu. 

Waktu itu korban sempat pulang agak lama karena libur sekaligus berobat sakitnya. 

Setelah kembali ke ponpes, korban memang jarang menghubungi orang tuanya.

Informasi keluarga, korban sudah 11 hari tidak menjalin komunikasi. 

"Katanya sih begitu, saya kurang tahu karena kalau komunikasi memang sering ke ibunya. Kalau ke saya kan mungkin agak segan," katanya. 

Sementara ini, ibu korban bersama dua kakaknya sedang bertolak ke Sidoarjo untuk mengurus kepulangan jenazah. 

Tapi informasi keluarga, sang ibu dikuat dan terus menangis ketika tiba di Jakarta. 

Karena mentalnya tidak kuat, ibu korban dikabarkan kembali ke Belitung. Sedangkan kakak pertamanya melanjutkan perjalanan.

Kronologi Ambruknya Musala Ponpes

Rizki Ramadhan (19), santri di ponpes tersebut bercerita  tak bisa melupakan detik-detik saat musala yang sedang dibangun tiba-tiba runtuh, pada Senin (29/9/2025) kemarin. 

Ketika itu, Rizki bersama beberapa santri lain dan sejumlah pekerja sedang melakukan pengecoran di lantai lima di atas musala.

Namun, bangunan yang baru digarap itu tiba-tiba ambruk dan pada saat yang bersamaan para santri laki-laki sedang melakukan Salat Asar di musala.