Rantis Brimob Lindas Driver Ojol

Affan Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob, Begini Kondisi Psikis Sopir, Reza Indragiri Bongkar Fakta

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, ikut menyoroti dari sisi psikologis pengemudi  kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Tangkap layar kanal YouTube Baitul Maal Hidayatullah
REZA SOROTI SOPIR RANTIS - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, ikut menyoroti dari sisi psikologis sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob. Tekanan mental yang dialami sopir di tengah kerumunan massa bisa memicu reaksi panik hingga salah mengambil keputusan. 

BANGKAPOS.COM – Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, ikut menyoroti dari sisi psikologis pengemudi  kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Menurutnya, tekanan mental yang dialami sopir di tengah kerumunan massa bisa memicu reaksi panik hingga salah mengambil keputusan.

Insiden tragis yang merenggut nyawa driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21) usai ditabrak kendaraan taktis (rantis) Brimob di Jakarta masih menyisakan duka dan tanda tanya besar.

Baca juga: Profil Affan Kurniawan, Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Rantis Brimob, Hendak Antar Pesanan

Baca juga: Biodata Affan, Driver Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob, Tinggal di Kontrakan, Andalan Keluarga

“Sebagai pelanggan setia ojek online, jelas ini peristiwa yang sangat menyedihkan. Begitu pula membayangkan suasana batin pengemudi rantis saat ini, pilu hati saya,” ujar Reza, Jumat (29/8/2025).

Situasi Psikologis Pengemudi Rantis

Reza menjelaskan, aparat yang mengemudikan rantis berada dalam situasi penuh tekanan. Kerumunan besar membuat pandangan terpecah, sehingga pengemudi harus membagi fokus ke banyak arah.

“Mengapa? Karena pergerakan massa dalam jumlah besar dan acak. Jadi pengemudi tidak bisa sekadar melihat lurus ke depan. Ia harus menyapu pandangan ke berbagai titik untuk menghindari tabrakan,” jelasnya.

Baca juga: Sopir Rantis Brimob Lindas Ojol Affan hingga Tewas, Apa Alasannya? Gini Kata Kompol Anton

Menurutnya, detik-detik sebelum tabrakan menggambarkan situasi sulit. 

Dua demonstran berada sangat dekat dengan rantis, satu berjaket hitam dan satunya berjaket hijau. 

Gerakan keduanya berbeda arah dan kecepatan.

“Awalnya, pengemudi berhasil menghindar dari demonstran berjaket hitam dengan membelok ke kiri. Tapi saat itu juga, rantis justru menabrak demonstran berjaket hijau. Adaptasi pengemudi meleset,” katanya.

Baca juga: TERKUAK 7 Identitas Prajurit Brimob di Tewasnya Ojol Affan, Perwira Pangkat Kompol, Ini Perannya

Setelah tabrakan, rantis sempat berhenti sejenak. Hal itu menurut Reza menunjukkan pengemudi masih punya kontrol, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh penumpang di dalam kendaraan.

Namun tak lama kemudian, kendaraan kembali melaju. 

“Itu bisa dilihat sebagai reaksi panik atau flight response,” tambahnya.

Antara Rasa Takut dan Salah Kalkulasi

Dalam analisisnya, Reza menilai ada dua kondisi psikis yang memengaruhi pengemudi rantis: rasa takut (fear) dan miskalkulasi terhadap gerakan massa.

“Jadi, dua kondisi psikis itu yang paling berpengaruh. Ketakutan dan kesalahan kalkulasi membuat pengemudi sulit mengantisipasi gerakan orang-orang di sekitarnya,” ujar Reza.

Dari aspek hukum, Reza menilai tingkat kesadaran pengemudi berada di level rendah. “Pada saat tabrakan, itu masuk kelalaian (negligence). Sedangkan ketika kendaraan kembali melaju, bisa masuk kategori recklessness atau tetap negligence, perlu pendalaman lebih lanjut,” terangnya.

Harapan Investigasi Transparan

Reza berharap proses investigasi atas kasus ini dilakukan dengan menyeluruh, objektif, dan transparan.

“Kejadian ini menyedihkan bagi kedua belah pihak, baik korban, yang saya bayangkan sebagai pengemudi ojol yang bekerja keras mencari nafkah, maupun pengemudi rantis. Andai para petinggi negara lebih amanah, mungkin musibah ini tak akan terjadi,” pungkasnya.

Polda Metro Jaya Sebut Tak Sengaja 

Brimob Polda Metro Jaya menyebut tak sengaja melindas driver ojek online (ojol)  Affan Kurniawan (21).

Adapun perwakilan Brimob Polda Metro Jaya, Kompol Anton menyebut tidak sengaja melindas Affan Kurniawan.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada para driver ojek online (ojol) yang melakukan aksi unjuk rasa.

Aksi tersebut digelar di depan Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, Jakarta Pusat.

Para driver ojol bersama masyarakat turun ke jalan sebagai bentuk protes atas tewasnya Affan Kurniawan (21), pengemudi Gojek yang menjadi korban.

Affan meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob saat terjadi bentrokan.

Insiden ini memicu gelombang kemarahan dan desakan agar pihak kepolisian bertanggung jawab secara transparan.

Kondisi di Mako Brimob Kwitang sempat ricuh setelah beberapa waktu lalu sempat terjadi kericuhan karena polisi terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk menghalau kerumunan massa, yakni driver ojol.

Affan tewas saat hendak mengantar makanan pesanan pelanggannya dan menyeberang jalan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.

Dari arah belakang melaju kencang armada Rantis Brimob Polda Metro Jaya yang menabraknya dari belakang dengan keras lalu melindasnya.

Sejumlah warga, demonstran, dan driver ojol lalu mengejarnya hingga Tugu Tani.

Para anggota TNI pun tampak tengah berdialog dengan massa driver ojol. TNI meminta kepada massa agar tetap menjaga kondusivitas.

Hingga kini para anggota TNI pun masih terus berusaha menenangkan dan meredam massa, dengan pendekatan humanis dan persuasif.

"Kami minta tolong rekan-rekannya (massa driver ojol) dikontrol," kata salah satu anggota TNI, Jumat (29/8/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Lalu, perwakilan dari anggota Brimob Polda Metro Jaya, Kompol Anton, menyampaikan permintaan maaf kepada massa ojol yang menggelar aksi di depan Mako Brimob Kwitang, Jakarta.

Kompol Anton menegaskan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menemui orang tua korban dan menyampaikan permintaan maaf.

Selain itu, kata Kompol Anton, sebanyak tujuh anggota Brimob juga sudah diamankan di Polda Metro Jaya, setelah insiden mobil barakuda menabrak dan melindas Affan hingga tewas.

"Kapolri telah menemui orang tua daripada korban, sudah ada 7 orang anggota Brimob yang diamankan di Polda Metro Jaya, nanti akan dirilis oleh Polda Metro Jaya," ujar Kompol Anton di hadapan para massa driver ojol.

"Kami minta maaf, sekali lagi kami minta maaf, tidak ada kesengajaan dari kami," tegas Kompol Anton.

Setelah menyampaikan pernyataan itu, Kompol Anton sempat mendapatkan sorakan dari massa, kemudian dia kembali ke Mako Brimob Kwitang.

Jenazah Affan Dimakamkan 

Jenazah Affan bakal dimakamkan di TPU Karet Bivak, kini jenazah korban sedang menuju ke pemakanan.

Video tewasnya Affan sebelumnya beredar di media sosial. Tampak korban dilindas oleh kendaraan taktis saat polisi menghalau massa demonstran di kawasan Rumah Susun Bendungan HIlir II, Jakarta Pusat.

Awalnya rantis tersebut tengah melaju sambil membubarkan sejumlah orang yang disebut tengah melakukan demo ricuh. 

Ketika massa berhamburan, terlihat ada korban dari kelompok massa itu dalam kondisi terjatuh. 

Namun, rantis Polri itu tak menghentikan lajunya hingga melindas pria berjaket ojol tersebut.

Ratusan massa yang geram melihat kejadian itu lalu mengejar mobil tersebut dan mencoba memukuli serta melemparinya dengan berbagai benda.

Namun, dalam video terlihat mobil rantis itu berhasil melaju lebih jauh menghindari massa.

Setelah insiden tersebut, sejumlah pengemudi ojol langsung menggeruduk Mako Brimob Polda Metro Jaya.

Belum ada kronologi detail terkait insiden tersebut.

Pihak Propam Polri maupun Kompolnas masih mencari bukti-bukti kecelakaan itu.

7 Anggota Brimob Berpangkat Kompol hingga Bharaka

Tujuh anggota Brimob Polda Metro Jaya ditangkap setelah insiden mobil barakuda menabrak dan melindas Affan hingga tewas.

Ketujuh anggota Brimob itu diketahui berpangkat Kompol hingga Bharaka.

"Jadi ada tujuh (anggota brimob), yang pertama tertangkap Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Bharaka Y, dan Bharaka D," kata Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim di RSCM, Jakarta, Kamis malam, dikutip dari TribunJakarta.com.

Terkait peran masing-masing pelaku, Karim menjelaskan, pihaknya masih mendalami peran mereka, termasuk mencari tahu siapa sopir yang mengendarai barakuda tersebut.

Untuk saat ini, Karim mengaku, baru dapat memastikan bahwa tujuh orang itu berada di dalam barakuda yang melindas korban bernama Affan.

"Masih kita dalami siapa yang nyetir, masih kita dalami. Kita masih belum bisa tahu, yang jelas tujuh orang ini ada dalam satu kendaraan. Kita dalami perannya bagaimana," ujarnya.

Menurut dia, saat ini ketujuh anggota Brimob itu masih menjalani pemeriksaan di Mako Satbrimob Polda Metro Jaya di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.

"Tentunya saat ini pelaku sudah kita amankan, yang saat ini dalam proses pemeriksaan gabungan Propam Polri dan Brimob karena pelaku kesatuan asal dari Brimob," ucap Karim.

Kapolri buka pun suara atas tragedi mobil rantis brimob tabrak dan lindas driver ojol di Pejompongan tersebut.

Dia berkomitmen akan menindaklanjuti peristiwa yang terjadi tersebut.

"Tentunya kita akan menindaklanjuti peristiwa yang terjadi. Saya kira tadi Pak Kadiv Propam sudah menyampaikan dan saya pastikan untuk dilanjutkan," ucap Listyo.

Usut Siapa Sopir Rantis Brimob

Kompolnas meminta agar Polda Metro Jaya mencari pengemudi kendaraan taktis (rantis) Brimob buntut tewasnya Affan Kurniawan (21) yang terlindas pada Kamis (28/8/2025) malam.

Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan (21) tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Baraccuda Brimob Polda Metro Jaya.

Peristiwa itu terjadi di Kawasan Pejompangan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025), saat pembubaran massa aksi.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat rantis Brimob melaju ugal-ugalan saat pembubaran massa aksi.

Kendaraan itu melaju kencang ke arah kerumunan massa sambil menyalakan sirine.
 
"Kami juga mendapatkan video yang beredar tersebut, mobil rantis Brimob yang melindas ojol ya dan penting untuk dilakukan segera identifikasi oleh Polda Metro Jaya, siapa yang mengendari mobil rantis itu. Segera ambil tindakan ya," kata Komisioner Kompolnas Chairul Anam saat dihubungi, Kamis malam. 

Kemudian, Anam juga meminta kepada Polda Metro Jaya untuk mengidentifikasi korban yang dilindas untuk melakukan langkah-langkah yang efektif. 

"Setelah mengidentifikasi siapa pengendara mobil rantis tersebut, ya segera melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan-tindakan penegakan hukum, terhadap (sopir) mobil rantis tersebut," ungkapnya. 

Di sisi lain, Anam meminta kepada masyarakat untuk tetap menyampaikan aspirasi dengan damai tanpa adanya kerusuhan. 

"Kami juga menyerukan kepada peserta aksi demo untuk tetap menyampaikan aspirasinya dengan cara-cara yang damai. aspirasi masukan, kritik, dan lain sebagainya penting bagi demokrasi kita," tuturnya.

(Bangkapos.com, Tribunnews.com, Wartalotalive.com)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved