Berita Viral

Rekam Jejak Siti Husniaty, Sosok Berpeluang Gantikan Rahayu Saraswati di DPR RI, Eks Honorer Kemenag

Siti Husniaty menyampaikan pekerjaannya adalah seorang Honorer Penyuluh Agama Kementerian Agama Dki Jakarta, 2014-2019

Istimewa/Tribun
CALON PENGGANTI SARA - Siti Husniaty (49) adalah peraih suara ketiga Dalam data KPU, yakni mencapai 15.675 suara. 

BANGKAPOS.COM -- Sejumlah nama calon pengganti Wakil ketua komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyeruak usai keponakan presiden itu mundur.

Kabar mundurnya Rahayu Saraswati cukup mengejutkan banyak pihak.

“Saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra,” katanya melalui akun Instagram, Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Rocky Gerung Kaget Rahayu Saraswati Mundur dari Kursi DPR, Puji Sikap Keponakan Presiden: Otentik

Selama ini, Sara dikenal aktif dalam berbagai forum yang membahas isu kesetaraan gender dan pemberdayaan anak muda.

Ia mengedepankan keberanian untuk bersuara di tengah dominasi politik yang kerap dianggap maskulin. 

Walau gagal kembali lolos ke DPR pada Pemilu 2019, jalan politiknya tidak terhenti.

Pamannya, Prabowo Subianto, bersama bibinya, Titiek Soeharto, mempercayainya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020–2025.

Posisi strategis itu menegaskan kepercayaan keluarga politik besar Djojohadikusumo terhadap kapasitas Sara sebagai kader muda.

Lalu siapa pengganti Sara jika mundur? 

Kini sejumlah nama bertengger disebut berpeluang jadi pengganti Sara.

Tak terkecuali Siti Husniaty.

Siapa dia? Berikut rekam jejaknya.

Rekam jejak Siti Husniaty

Mengutip dari Tribun Timur,  Siti Husniaty (49) adalah peraih suara ketiga Dalam data KPU, yakni mencapai 15.675 suara.

Ia meraih suara setelah mantan wakil gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dengan perolehan 45.998 suara. 

Selama ini, dia bekerja sebagai honorer. 

Dalam data KPU, Siti Husniaty menyampaikan pekerjaannya adalah seorang Honorer Penyuluh Agama Kementerian Agama Dki Jakarta, 2014-2019.

Saat ini, ia bekerja sebagai Bendahara Pondok Pesantren Daar El-Hikam Sukabumi. 

Perjalanan kiprah dakwah dan pengabdian sosialnya tidak lepas dari keterlibatan aktif dalam berbagai organisasi keagamaan maupun kemasyarakatan. 

Sejak tahun 2005, Siti Husniaty memulai langkahnya bersama Muslimat NU Jakarta Utara di Bidang Dakwah hingga tahun 2008.

Selepas itu, pengabdiannya semakin luas dengan dipercaya sebagai Ketua FKMR Jakarta Utara dalam wadah Forum Komunikasi Majelis Taklim (FKMT) DKI Jakarta sejak tahun 2008 hingga 2021. 

Amanah kepemimpinan juga kembali diemban saat menjabat sebagai Ketua Korps Mubalighoh DKI Jakarta di bawah naungan Bakomubin pada periode 2017–2022.

Dedikasi tersebut berlanjut dengan kiprahnya di Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Majelis Taklim (LP3M) DKI Jakarta, di mana ia dipercaya sebagai Wakil LP3M untuk periode 2023–2028. 

Selain itu, ia juga tercatat aktif sebagai anggota Permata (Persatuan Masyarakat Betawi) sejak tahun 2020 hingga 2025.

Tidak hanya melalui organisasi, ia terus memperkaya kompetensinya lewat berbagai kursus dan pendidikan pelatihan. Tahun 2015, ia mengikuti Pelatihan Manajemen Pengelola Majelis Taklim di Provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh KODI (Koordinasi Dakwah Islam). 

Dua tahun kemudian, pada 2017, ia menuntaskan dua diklat sekaligus: Pendidikan dan Pelatihan Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Strategi dan Metode Penyuluhan Masyarakat Penyuluhan Agama Islam oleh Kementerian Agama, serta Pembinaan Manajemen Dakwah Majelis Taklim oleh KODI DKI Jakarta.

Pada tahun 2018, ia mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknis Substantif Penyuluhan Agama Non-PNS Angkatan II yang difasilitasi Kementerian Agama, dilanjutkan dengan Diklat Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama Non-PNS Angkatan V pada 2019.

Terakhir, pada 2020, ia menambah pengalamannya melalui Penguatan Kompetensi Penceramah Agama yang diselenggarakan FKMT DKI Jakarta.

Alasan Sara Mundur

Meski menyatakan mundur, dia berharap untuk tetap menyelesaikan satu tanggung jawab terakhirnya, yaitu pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan di Komisi VII.

“Saya berharap masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir,” tulisnya.

Putri Hashim Djojohadikusumo ini menjelaskan keputusan pengunduran dirinya.

Hal itu tak lepas dari kontroversi pernyataannya dalam sebuah podcast yang direkam 28 Februari 2025 lalu.

Potongan video dari pernyataan itu viral di media sosial sejak pertengahan Agustus dan menuai kritik luas.

“Meskipun maksud saya adalah mendorong semangat kewirausahaan, saya menyadari bahwa cara penyampaian saya menyakiti banyak pihak,” ujar Sara.

Sara juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas ucapannya yang dinilai menyinggung kelompok masyarakat tertentu, terutama mereka yang tengah berjuang secara ekonomi.

“Kesalahan sepenuhnya ada pada saya. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” ucapnya.

Politikus sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Dhirakanya Joyohadikusumo, mendorong generasi muda Indonesia untuk berani menciptakan lapangan kerja melalui kewirausahaan.

Menurutnya, kreativitas harus diarahkan untuk membangun usaha, bukan sekadar mengeluh karena tidak mendapatkan pekerjaan.

“Ayo kalian kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur. Daripada ngomel nggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-temanmu,” ujar Saraswati dalam podcast berjudul Rahayu Saraswati kupas isu perempuan hingga kolaborasi ekonomi kreatif, 28 Februari 2025.

Ia mencontohkan banyak peluang usaha yang bisa digarap sesuai dengan keahlian masing-masing.

“Kalau bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Kalau bisa jahit, bikinlah bisnis fashion. Kalau jago ngedit video, jadilah editor. Kalau bahasa Indonesia atau bahasa Inggrismu bagus, jadilah copywriter. Banyak sekali sektor lain yang bisa kalian kerjakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Saraswati menekankan bahwa anak muda jangan hanya bersandar pada sektor padat karya atau menunggu lowongan kerja formal dari pemerintah. Menurutnya, paradigma itu sudah ketinggalan zaman.

“Kalau kita masih bersandar kepada pemerintah untuk kasih kita kerjaan, itu sama saja masih di zaman kolonial, di mana rakyat bergantung pada raja atau priyai. Sekarang kita sudah harus move on,” ucapnya.

Saraswati juga menyoroti sektor agroindustri dan hilirisasi sebagai peluang besar ke depan.

Ia menyebut ketahanan pangan merupakan salah satu fokus utama Presiden, sehingga usaha di bidang pertanian dan agrobisnis dipastikan akan terus berkembang.

“Kalau kalian punya lahan, kembangkan untuk menanam sayur, padi, atau produk pertanian lain. Agrobisnis ini bakal naik. Industri yang kedua pasti hilirisasi. Jadi jangan hanya terpaku pada sektor padat karya,” jelasnya.

Melalui ajakan ini, Saraswati berharap generasi muda lebih percaya diri untuk berinovasi dan berkreasi.

Menurutnya, dengan menjadi entrepreneur, anak muda tidak hanya menyejahterakan diri sendiri, tetapi juga bisa membuka peluang kerja bagi orang lain.

(Bangkapos.com/Tribun Timur)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved