Breaking News

Profil Tokoh

Profil Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara Hartanya Rp709 M, Ini Gurita Bisnis Warisan Sang Suami

Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara juga dikenal sebagai pengusaha yang memiliki banyak bisnis mentereng.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Instagram @s_tjo
POTRET SHERLY TJOANDA - Potret cantik Sherly Tjoanda diambil dari akun Instagram @s_tjo pada Kamis (20/2/2025). Sherly Tjoanda gubernur terkaya se-Indonesia, ini sejumlah bisnisnya. 

BANGKAPOS.COM - Sosok Sherly Tjoanda disorot lantaran dikenal sebagai gubernur terkaya.

Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara juga dikenal sebagai pengusaha yang memiliki banyak bisnis mentereng.

Gurita bisnis tersebut banyak yang dirintisnya saat bersama mendiang suami, Benny Laos dulu.

Berikut profil Sherly Tjoanda yang dirangkum.

Profil Sherly Tjoanda

Sherly Tjoanda, dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara, di Istana pada Kamis (20/2/2025).

Dia menjadi salah satu dari enam kepala daerah yang menjadi perwakilan saat dilantik secara simbolis oleh Presiden Prabowo Subianto.

Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 12 Agustus 1982. Sherly Tjoanda adalah Gubernur Maluku Utara terpilih.

Ia merupakan istri mendiang Benny Laos.

Baca juga: Profil Agus Suparmanto, Eks Menteri Jokowi Terpilih Ketua Umum PPP dan Dirut PT GMB di Beltim

Benny Laos meninggal dunia akibat ledakan speedboat pada Sabtu (12/10/2024). Sherly Tjoanda menggantikan pencalonan Benny Laos sebagai Cagub di Pilkada Maluku Utara 2024.

Sherly Tjoanda menikah dengan Benny Laos pada 28 Mei 2005.

Sherly dan Benny Laos telah dikaruniai tiga orang anak bernama Bennet Edbert Laos, Beneisha Edelyn Laos, dan Benedictus Edrick Laos.

BENNET EDBERT -- (kiri) Potret Edbert Laos, putra dari mendiang Benny Laos setia mendampingi ibunya, Sherly Tjoanda / (kanan) Momen kebersamaan Edbert Laos dengan Benny Laos
BENNET EDBERT -- (kiri) Potret Edbert Laos, putra dari mendiang Benny Laos setia mendampingi ibunya, Sherly Tjoanda / (kanan) Momen kebersamaan Edbert Laos dengan Benny Laos (Kolase YouTube / Instagram)

Sherly Tjoanda menempuh pendidikan di Universitas Petra Surabaya jurusan International Business Management.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2 di Inholland University, Belanda.

Ibu tiga anak itu merupakan Direktur PT Bela Group, perusahaan yang dikelola bersama sang suami.

Baca juga: Cerita Irjen Hendro Pandowo Eks Kapolda Babel Punya Tanda Tangan Emoji dan Alasannya Pamitan ke Ojol

Sherly Tjoanda diketahui aktif dalam berorganisasi.

Perempuan berusia 43 tahun itu bahkan didapuk menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) serta Ketua Yayasan Bela Peduli.

Sherly berpasangan dengan Sarbin Sehe di Pilgub Maluku Utara dengan perolehan suara tertinggi sebanyak 359.416 suara.

Harta Kekayaan Sherly Tjoanda 

Sherly Tjoanda menjadi gubernur terpilih terkaya di antara 33 gubernur terpilih lainnya yang dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan laporan harta kekayaan yang dilaporkan ke KPK per 15 Oktober 2024, Sherly memiliki total kekayaan sebesar Rp709 miliar.

Harta kekayaan yang dimiliki Sherly mayoritas disumbang dari tanah dan bangunan senilai Rp201.133.967.263 (Rp201 miliar). 

Baca juga: 3 Motif di Balik Dosen IPB Meilanie Buitenzorgy Sebut Wapres Gibran Tamat SD, Respons Kampus Begini

6 Bisnis Sherly Tjoanda

Berikut deretan bisnis Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara.

Sherly Tjoanda maju ke Pilkada Maluku Utara 2024 menggantikan sang suami, Benny Laos, yang meninggal dunia pada Sabtu (12/10/2024).

Benny Laos yang meninggal dalam kecelakaan kapal ini mewariskan harta miliaran rupiah, ratusan bidang tanah, hingga bisnisnya.

Bahkan, Sherly Tjoanda istri Benny Laos ditinggalkan harta Rp700 miliar hingga 214 tanah.

Dilihat dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negera (LKHPN) Benny memiliki harta Rp 709.760.235.594.

Suami Sherly Tjoanda ini memiliki 214 tanah dan bangunan senilai Rp 201.133.967.263.

Benny Laos juga memiliki 5 alat transportasi berupa 4 mobil mewas dan satu motor gede senilai Rp 7.063.315.200.

Kekayaan Benny Laos juga terbagi dalam harta bergerak lainnya Rp 37.575.000.000, surat berharga Rp 245.324.000.000, lalu kas dan setara kas Rp 146.173.849.119 juga harta lainnya Rp 96.968.144.090.

Sedangkan utang Benny Laos Rp 24.478.040.078.

Baca juga: Sosok Meta Ayu Istri Arya Daru Dapat 3 Teror Usai Suami Tewas, Minta Tolong Presiden dan Kapolri

Punya harta Rp700 miliar, lantas dari mana sumber kekayaan Benny Laos?

Sumber Kekayaan Benny Laos

1. Hotel Bela Ternate

Benny Laos ternyata memiliki hotel yang diberi nama Bela Ternate. 

Hotel itu didirikan Benny Laos lewat usaha Bela Group pada 19 Desember 2007. 

Saat berdiri, Hotel Bela memakai nama Amara, franchise hotel dari Singapura.

Benny kemudian memutuskan menjalin kerja sama dengan pihak lain dan mengganti nama hotel menjadi Bela International Hotel.

Pada 1 Oktober 2016, hotel itu melakukan rebranding menjadi Hotel Grand Dafam Bela Ternate.

GUBERNUR MALUKU UTARA - Sherly Tjoanda resmi dilantik menjadi Gubernur Maluku Utara 2025-2030. Sherly Tjoanda menggantikan mendiang suami Benny Laos dalam pencalonan Gubernur Maluku Utara. Benny Laos meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pada 24 Oktober 2024 saat melakukan kampanye di pulau talibu
GUBERNUR MALUKU UTARA - Sherly Tjoanda resmi dilantik menjadi Gubernur Maluku Utara 2025-2030. Sherly Tjoanda menggantikan mendiang suami Benny Laos dalam pencalonan Gubernur Maluku Utara. Benny Laos meninggal dunia dalam kecelakaan kapal pada 24 Oktober 2024 saat melakukan kampanye di pulau talibu (Tribun Medan/IST)

Hotel yang memiliki 192 kamar dan beragam fasilitas itu kini lebih dikenal publik dengan nama Bela Hotel Ternate.

Sebelum diresmikan pada 2007, Benny telah memulai pembangunan hotel pada tahun 2004 silam.

Ketika mendirikan hotel, pemikiran di benak Benny adalah sebuah negeri agar bisa maju dan dikenal banyak orang harus memiliki infrastruktur yang baik.

Menurutnya, ada tiga infrastruktur yang diperlukan, yaitu pelabuhan udara, pelabuhan laut, dan hotel.

Hal itulah yang kemudian memotivasi Benny memberanikan diri membangun Hotel Bela di Ternate. 

2. Bisnis Kayu Besi

Dalam buku biografinya berjudul Jalan Hidup Benny Laos, ternyata ada beberapa usaha yang pernah dijalankan Benny selama hidupnya.

Salah satunya, dia pernah menjalankan bisnis kayu besi bersama kakaknya yang ketiga bernama Hendri.

Dalam bisnis itu, Benny diberi modal.

Namun, karena Hendri adalah sosok yang memiliki uang, jadi posisi Benny saat itu hanya bekerja saja.

Bisnis mereka awalnya berjalan baik.

Walau masih 'anak baru' di bisnis itu, Benny dapat cepat beradaptasi berbekal pengalamannya beberapa tahun menjaga toko.

Sayangnya, bisnis mereka gagal pada proyek pertama.

Pada proyek kedua, Benny dibantu Hendri yang memberinya modal Rp5.000.000.

Jalannya mulai mulus saat mendapatkan kontrak dari PT Barito Pacific Timber pada tahun 1992 silam.

Kontrak saat itu adalah untuk pengelolaan HTI (Hutan Taman Industri).

Hampir dua tahun kerja sama itu berjalan, bisnis HTI itu kemudian berhenti pada tahun 1994.

Kegagalan bisnis itu diakui Benny merupakan kesalahan mereka sendiri.

"Mungkin karena waktu itu kami masih baru berbisnis, kaget pegang duit puluhan juta," ujar Benny.

Lantaran waktu itu mereka memegang uang bernilai besar, hal yang ada di pikiran mereka justru adalah hura-hura.

Di samping itu, mereka juga banyak melakukan pengeluaran yang tidak perlu.

Itulah yang kemudian membuat bisnis mereka gagal.

3. Kontraktor

Setelah bisnis kayu besi gagal, Benny Laos beralih profesi sebagai kontraktor. 

Setelah usaha berhenti, Benny tetap di Ternate, sementara Hendri pindah dan menetap di Ambon.

Benny kemudian pergi ke Ambon setelah sempat bertahan beberapa minggu tanpa pekerjaan di Ternate.

Di sana, Benny bertemu seseorang yang memintanya jadi kontraktor.

Orang itu awalnya meminta Benny untuk bekerjasama menjalankan bisnis kontraktor.

Dia minta Benny mengurus semua surat.

Meski demikian, Benny pun jadi paham tentang bidang kontraktor dan tertarik menekuni itu.

Namun, Benny terbentur keadaan karena tidak ada modal.

Dia kemudian menerima pemberian kalung emas sang mama dan menggadaikan kalung itu sebagai modal.

Berbekal uang Rp2.500.000 dari kalung itu, dia kemudian menjalankan proyek pertama.

Dari keuntungan itu, Benny mendapatkan modal untuk mengerjakan proyek lain. Sejak itu, dia mulai menekuni profesi sebagai kontraktor.

Selama empat tahun, usaha Benny sebagai kontraktor berjalan mulus. Perjalanan itu pun berhasil membuat kalung emas milik mamanya berhasil ia kembalikan.

4. Trading Bahan Bangunan

Pada tahun 2001, Benny keluar dari Ambon dan kembali ke Ternate.

Keputusan itu diambil karena berawal dari ajakan Bupati Maluku Utara kala itu yang ingin Benny memberikan sumbangsih membangun Ternate.

Di sana, dia tetap meneruskan bisnis sebagai kontraktor. Seiring dengan itu, dia pun mulai merambah bidang lain, yaitu trading bahan bangunan.

Sedikit demi sedikit, bisnis Benny mulai mendapatkan kepercayaan dari para konsumennya.

Namun, Ternate mengalami kerusuhan. Itu membuatnya hijrah ke Manado. Di saat yang bersamaan, dia juga bermukim di Makassar, Sulawesi Selatan.

Meski demikian, bisnis dan pekerjaannya tetap di antara Ambon dan Ternate yang dikendalikan dari jauh.

5. Bidang Pelayaran

Benny kemudian menjalankan bisnis ke bidang pelayaran. Pilihan itu muncul dari pemikirannya setelah merenungi lingkungan sekitarnya.

Benny sendiri lahir dan besar di Ternate, pulau kecil yang dikelilingi laut.

Pilihannya untuk merambah ke bidang pelayaran dikhususkan pada sektor pelayaran jasa pengiriman barang-barang muatan.

Untuk menjalankan usaha, dia pun membeli kapal cargo.Semua jenis usahanya berjalan dengan baik.

Semuanya berkibar dengan nama perusahaan Bela.

Uniknya, nama 'Bela' sendiri merupakan singkatan dari nama lengkap Benny Laos.

6. Bidang Perikanan

Tak sampai di situ, Benny juga mulai melirik bidang lain. Dia lalu mencoba menjalankan kembali usaha di bidang perkayuan.

Dengan pengalamannya, usaha pengolahan kayu dari HPH yang menjual log atau kayu gelondongan ke pabrik kayu lapis itu berjalan baik.

Selain di bidang perkayuan, Benny juga masuk ke bisnis properti dengan menjadi developer atau pengembang perumahan.

Bisnis Bela Group pun bergulir. Benny kemudian mengelola bisnis di bidang perikanan. Bisnis itu ia khususkan untuk pengelolaan tuna dalam cold storage. Tuna itu kemudian diekspor ke Amerika Serikat.

(Bangkapos.com, TribunNewsmaker/Ninda, Tribun Network, TribunTrends, Kompas.com)

 


 


 

 

 


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved