Kisah Mayjen Kosasih Pangdam Siliwangi Gantikan Dadang Arif, Dulu Marbot Masjid dan Kuli Bangungan

Di kalangan TNI, Mayjen Kosasih memang dikenal dengan julukan 'Jenderal Marbot' atau 'Jenderal Santri', berikut kisah di baliknya

Instagram/ropeg_kemhan
DIMUTASI - Mayjen TNI Kosasih mengemban jabatan Pangdam III/Siliwangi. 

Ringkasan Berita:
  • Mayjen ditunjuk menjadi Pangdam III/Siliwangi menggantikan Mayjen Dadang Arif Abdurachman yang dirotasi ke Pati Mabes TNI AD.
  • Jauh sebelum berkarier di TNI, Mayjen Kosasih adalah seorang marbot masjid dan kuli bangunan.
  • Mayjen Kosasih lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1993, lahir di Pandeglang, Banten, pada tanggal 2 April 1971.

 

BANGKAPOS.COM -- Tak banyak yang tahu seperti apa kisah hidup Mayjen Kosasih di masa lalu.

Sosoknya kini ditunjuk menjadi Pangdam III/Siliwangi menggantikan Mayjen Dadang Arif Abdurachman yang dirotasi ke Pati Mabes TNI AD.

Di kalangan TNI, Mayjen Kosasih memang dikenal dengan julukan 'Jenderal Marbot' atau 'Jenderal Santri'.

Tentu saja ada kisah di baliknya.

Baca juga: Sosok Komjen Purn Dharma Pongrekun, Sebut Penangkapan Bjorka Drama, Yang Asli Belum Ditangkap

Rupanya dulu, jauh sebelum berkarier di TNI, Mayjen Kosasih adalah seorang marbot masjid dan kuli bangunan.

Dalam podcast TNI yang tayang di kanal YouTube Kodam Siliwangi, Mayjen Kosasih menceritakan kisah inspiratif yang menjadi asal usul dari julukannya.

"Kebetulan saya dari mulai SMP sampai SMA jadi marbot," ungkap Mayjen Kosasih dikutip dari YouTube Kodam Siliwangi pada Selasa (14/10/2025).

Awalnya, Mayjen Kosasih tinggal di Desa Kadug Kacang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Kosasih tinggal di kampung hingga duduk di bangku kelas 6 SD.

Setelahnya, ia pindah ke Jakarta untuk mendapat pendidikan yang lebih baik.

"Saya pikir kalau di kampung terus, daerah itu SMP-nya jauh, apalagi SMA harus ke kota. Jarak dengan kota sebenarnya nggak jauh cuma 20 kilo aja, tapi kan zaman dulu mobil masih jarang. Biasanya kita kalau ke kota naik sado (delman)," kenang Mayjen Kosasih.

Setelah pindah di Jakarta, Mayjen Kosasih hidup di rumah kontrakan bersama orangtuanya.

"Di Jakarta kebetulan rumah orangtua masih ngontrak dekat masjid."

Rumah itu menurut Kosasih berukuran sangat kecil hingga ia tidak memiliki kamar sendiri.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved