SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Tolak Program Makan Bergizi Gratis: Kantin Sehat Lebih Teruji

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo menolak program Makan Bergizi Gratis. Sekolah lebih percaya kantin sehat mandiri yang sudah terbukti aman sejak 2015.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Kolase TribunTrends/TribunSolo
TOLAK MBG--SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo tolak MBG, pihak sekolah justru lebih percaya dengan sistem kantin sehat yang telah mereka jalankan hampir satu dekade terakhir. 

BANGKAPOS.COM--Di tengah gencarnya pemerintah pusat mendorong pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah, sebuah sikap tegas datang dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo.

Alih-alih bergabung, pihak sekolah justru menyatakan menolak untuk ikut serta.

Alasannya sederhana namun mendasar mereka lebih percaya dengan sistem kantin sehat yang telah dibangun hampir satu dekade terakhir.

Kekhawatiran Orang Tua Jadi Alasan Utama

Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sri Sayekti, mengungkapkan keresahan para orang tua murid menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan.

Kasus keracunan massal yang sempat menimpa sejumlah siswa di sekolah lain peserta MBG, menurutnya, telah menimbulkan kekhawatiran serius.

“Pada kenyataannya, melihat kondisi di lapangan sekarang ini, banyak wali siswa merasa khawatir anak-anaknya mengalami kejadian serupa,” ujar Sri Sayekti, Senin (29/9/2025).

Salah satu orang tua murid, Siti Nurjanah, menyebut kasus keracunan di daerah lain cukup membuatnya waswas.

“Kami mendukung sekolah untuk tidak ikut MBG. Anak-anak sudah terbiasa dengan makanan dari kantin sehat sekolah, jadi rasanya lebih aman,” katanya.

Kantin Sehat yang Sudah Teruji

Penolakan SD Muhammadiyah 1 Ketelan bukan berarti mereka menolak upaya peningkatan gizi anak.

Sejak 2015, sekolah ini telah mengelola program kantin sehat yang berdiri dengan standar keamanan pangan ketat.

Berbeda dengan kantin sekolah kebanyakan, kantin sehat di sini memiliki legalitas lengkap, mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal, Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS), hingga Sertifikat Kompetensi Penjamah Pangan (SKPP).

“Sejak dulu sertifikat itu bagian dari membangun ekosistem kantin sekolah. Jadi bukan karena ada program MBG baru kami mengurusnya,” jelas Sri Sayekti.

Menurutnya, standar operasional prosedur (SOP) di dapur sekolah diterapkan dengan disiplin.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved