Berita Viral

Tolak Ajakan Kepsek Menikah, Guru Honorer di Lombok NTB Dikeluarkan dari Dapodik

Guru honorer EM tidak bisa lagi login di akun Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). 

Editor: Fitriadi
Prohaba.co
GURU HONORER - Foto ilustrasi guru honorer. Seorang guru honorer wanita berinsial EM dikeluarkan dari Dapodik gara-gara menolak ajakan kepala sekolah untuk menikah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

BANGKAPOS.COM - Seorang guru honorer perempuan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami nasib miris.

Guru berinisial EM itu dikeluarkan dari Data Pokok Kependidikan (Dapodik) secara sepihakoleh Kepala Sekolah (Kepsek) berinisial NT.

Alasannya karena EM tidak mau menerima ajakan NT yang sudah beristri, untuk menikah.

Baca juga: Postingan Bahagia Oca Fahira Selebgram Pemangkat Sambas Kalbar Sebelum Tewas Terlindas Truk

Padahal menolak ajakan menikah bukan alasan untuk seorang guru honorer dikeluarkan dari Dapodik.

Kini, EM tidak bisa lagi login di akun Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). 

Tidak hanya itu, EM yang merasa malu dan trauma, kini tidak lagi datang ke sekolah untuk mengajar murid-muridnya.

Baca juga: Sosok Bidan Aya Wali Murid SD Elite Tolak MBG, Sesumbar 1 Anak 1 Sopir, Kini Minta Maaf

Terungkapnya kasus ini bermula dari cerita keluarga EM.

SY, pihak keluarga guru EM mengatakan Kepsek NT diketahui telah memiliki istri.

Guru honorer yang berinisial EM tersebut dikeluarkan diduga karena menolak dinikahi Kepsek yang diketahui telah memiliki istri. 

"Kepala Sekolah ini merayu lewat chat WA dan mengajak adik saya menikah, namun tidak direspons sama adik saya, padahal dia (Kepsek) sudah ada istri," jelas SY pada Selasa (30/9/2025) dikutip dari Tribun Lombok.

SY mengungkapkan NT sudah sering kali mengajak EM untuk menikah

Hal tersebut diketahui dari percakapan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp (WA) yang dikirim Kepsek kepada EM. 
 
SY mengungkapkan, Kepsek NT sebelumnya juga mengancam EM akan dikeluarkan dari data guru di Dapodik sehingga tidak bisa mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). 

"Saat itu adik saya menanyakan apakah bisa ikut PPG, terus Kepsek ini menjawab kalau tidak menerima saya, saya ceklist namanya supaya tidak dapat, itu kata percakapannya yang saya lihat," tutur SY. 

Setelah itu, SY kemudian mengecek data EM, namun tidak bisa login, sehingga ia menduga datanya telah dihapus. 

Sejak saat itu EM tidak masuk sekolah untuk mengajar dikarenakan masih trauma. 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved