Berita Viral

Ingat Eks Dosen UIN Malang Viral Guling-guling di Tanah Hingga Diusir, Kini Tinggal di Guest House

Konflik berkepanjangan akhirnya membuat Imam Muslimin dan keluarganya diusir dari lingkungan tersebut melalui rapat warga

Kompas.com/YouTube Wartakota
DOSEN UIN VIRAL - Seorang dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim atau UIN Malang Jawa Timur viral usai videonya guling-guling di tanah. 

BANGKAPOS.COM -- Masih ingat sosok Dosen UIN Malang bernama Imam Muslimin, yang dulu viral guling-guling di tanah hingga diusir.

Dulu Imam Muslimin viral usai aksinya berguling-guling di tanah saat sedang berseteru dengan tetangga.

Ia berseteru dengan warga Perumahan Joyogrand Kavling Depag, Kota Malang.

Baca juga: Sosok Figha Lesmana, Tersangka Penghasut Aksi Bubarkan DPR Masih Ditahan Padahal Sedang Menyusui

Aksi tersebut menjadi simbol memanasnya perseteruan yang sudah lama berlangsung tanpa penyelesaian.

Latar belakang konflik sendiri cukup kompleks.

Mulai dari Imam Muslimin dituding melakukan pencabulan, meskipun hingga kini tuduhan tersebut belum terbukti secara hukum.

Namun, kecurigaan itu sudah cukup membuat sebagian warga merasa resah.

Mereka mengaku tidak lagi nyaman berada dalam satu lingkungan dengan Imam Muslimin dan keluarganya.

Selain isu pencabulan, sederet persoalan lain juga memperburuk hubungan antara Imam Muslimin dengan warga sekitar.

Beberapa penghuni perumahan menilai ia kerap mengunggah konten di grup WhatsApp warga yang dianggap tidak relevan dan mengganggu ketertiban komunikasi.

Imam juga sempat menutup akses jalan di kawasan perumahan dengan alasan tanah tersebut merupakan milik pribadinya.

Tindakan itu semakin menambah ketegangan dengan warga.

Padahal, rumah yang kini ditinggalkan Imam Muslimin baru ditempati sejak November 2024.

Ia sebenarnya sudah memiliki tanah di kawasan Joyogrand sejak 2007, hingga akhirnya membangun dan menempati rumah tersebut bersama keluarganya.

Namun perselisihan panjang yang tak kunjung selesai membuat posisinya semakin terpojok.

Konflik berkepanjangan akhirnya membuat Imam Muslimin dan keluarganya diusir dari lingkungan tersebut melalui rapat warga pada 7 September 2025.

Dimana Imam Muslimin tinggal?

Setelah keputusan pengusiran, Imam Muslimin memilih untuk sementara tinggal di sebuah guest house.

Ia juga memutuskan menjual rumahnya di Joyogrand.

Menurut pengakuannya, ia akan menunggu hingga rumah tersebut laku sebelum mencari tempat tinggal baru yang lebih tenang.

Kasus Imam Muslimin dengan warga Joyogrand bukan sekadar persoalan pribadi, tetapi juga menggambarkan bagaimana konflik sosial bisa memanas hingga berujung pada pengusiran.

Sosoknya kini menjadi sorotan luas, bukan hanya karena latar belakangnya sebagai mantan akademisi, tetapi juga karena kisahnya memperlihatkan rapuhnya hubungan sosial di tengah komunitas perumahan modern.

Sosok dosen di UIN viral guling-guling di tanah

Kasus dosen UIN Malang itu ribut dengan tetangganya diduga berawal dari sengketa tanah.

Kemudian, beberapa unggahan menuding Imam diduga mengajak mahasiswanya mendatangi lokasi sengketa.

Unggahan lain menuding insiden ini dipicu rasa iri terhadap seorang pengusaha rental mobil dan telah berujung pada laporan hukum.

Terkait ini, Imam Muslimin memberikan klarifikasi.

Imam membantah narasi yang menyebut dirinya sengaja membawa mahasiswa untuk terlibat dalam masalah pribadinya.

Imam Muslimin berdalih bahwa kehadiran sejumlah mahasiswa di kediamannya, yang dalam video viral dinarasikan sebagai aksi penggerudukan, adalah murni kegiatan perkuliahan.

"Itu dikira saya geruduk, padahal kami sedang kuliah tasawuf," ujar Imam Muslimin pada Selasa (16/9/2025), melansir dari Kompas.com.

Menurut Imam, perkuliahan di luar kelas adalah hal yang biasa dilakukannya untuk mata kuliah yang diampunya.

Ia mengaku kerap mengajak mahasiswa belajar di berbagai lokasi, seperti kebun atau gunung untuk mendapatkan pengalaman langsung.

Ia mengklaim, inisiatif kuliah di kediamannya datang dari para mahasiswa itu sendiri.

"Pak Kiai, kita kuliahnya nanti di rumah Pak Kiai, ya? Boleh," katanya menirukan permintaan mahasiswanya.

"Rumah saya memang saya konsep sebagai rumah belajar," sambungnya.

Pada hari kejadian, yang diingatnya terjadi pada awal September, perkuliahan berlangsung di lantai bawah rumahnya.

Di tengah proses belajar, tetangganya lelaki dan perempuan yang sama-sama berinisial S disebutnya menyetel musik karaoke dengan volume sangat kencang.

Imam mengaku tidak terganggu sama sekali.

Menurutnya, momen tersebut sebagai praktik langsung dari materi kuliah tasawuf tentang kesabaran dan respons positif terhadap situasi.

"Demi Allah saya tidak terganggu. Justru anak-anak saya ajak joget di dalam itu. Karena kuliahnya tasawuf," katanya.

Menurutnya, suasana riang dan menari bersama mahasiswa di dalam dan di luar rumah itulah yang kemudian disalahartikan oleh pihak lain sebagai bentuk intimidasi atau aksi penggerudukan.

Kini, Iman menyatakan telah secara resmi mengajukan pengunduran diri dari profesinya sebagai dosen.

Keputusan ini diambil sebagai langkah proaktif menyusul dampak dari tersebarnya video yang memperlihatkan dirinya terlibat dalam konflik sengit.

Termasuk salah satu adegan di mana ia menjatuhkan diri dan berguling-guling di lahan pertanian.

"Saya sudah mengajukan mundur [sebagai] dosen. Suratnya bisa dilihat. Saya mengajukan mundur," kata Imam, Rabu (17/9/2025).

Imam menjelaskan, keputusannya dipicu oleh kondisi kegiatan belajar mengajar yang menjadi tidak kondusif.

Menurutnya, mahasiswa tidak lagi menghadiri kelas yang ia ampu dan tidak merespons komunikasinya.

"Semua mahasiswa enggak ada yang datang. Saya WA (WhatsApp) enggak ada yang jawab. Daripada saya sakit hati, saya menulis surat kepada atasan saya bahwa saya mundur," jelasnya.

Pengunduran diri ini, menurut Imam, bersifat permanen dan bertujuan agar ia dapat lebih fokus menyelesaikan permasalahan pribadi yang sedang dihadapinya tanpa terikat oleh jadwal mengajar.

"Saya mundur memulai hari ini sampai dengan selamanya. Agar kalau ada hal-hal yang mungkin diperlukan dari saya, saya tidak terikat oleh jam mengajar lagi. Bisa fokus," tambahnya.

Ia mengaku, langkah pengunduran dirinya telah ditindaklanjuti oleh pihak kampus, dan ia kini tidak lagi memiliki jadwal mengajar.

Imam juga menekankan bahwa keputusannya murni didasari oleh prinsip, bukan pertimbangan finansial.

"Bagi saya, dosen itu adalah pengabdian, bukan uang," tandasnya.

(Bangkapos.com/Tribunnews Maker/Tribun Timur/Tribun Jabar)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved