Seorang Suami di Tolaki Pilih Tukar Istri dengan Sapi Gara-gara Hal Ini, Bikin Sakit Hati

Kisah viral di Konawe, Sulawesi Tenggara seorang suami rela melepas istrinya yang berselingkuh dengan pria lain lewat upacara adat Tolaki.

|
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Istimewa
SERAHKAN ISTRI--Pria SRH, warga Desa Puudombi, Tongauna Utara, Konawe, Sulawesi Tenggara, serahkan istri ke pria selingkuhannya viral. ‎SRH lantas menyelesaikan kasus rumah tangganya ini melalui proses adat Tolaki yang disebut dengan Mowea Sarapu atau Mosehe. (Istimewa) 

BANGKAPOS.COM--Perselingkuhan sering kali menjadi ujian paling berat dalam rumah tangga.

Tidak jarang, ujungnya adalah perpisahan, tangis, dan luka batin yang dalam.

Namun, di balik pahitnya kisah itu, ada pula cerita luar biasa tentang cara seseorang menghadapi pengkhianatan dengan kepala tegak dan hati lapang.

Itulah yang terjadi di Desa Puudombi, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, ketika seorang pria bernama SRH memilih langkah yang tidak biasa setelah mengetahui sang istri berselingkuh. 

Alih-alih meluapkan amarah atau membawa masalahnya ke jalur hukum, SRH justru memilih jalan adat sebuah upacara tradisional masyarakat Tolaki untuk menyelesaikan masalah rumah tangganya yang sudah retak.

Namun yang membuat publik terkejut bukan hanya keberanian SRH, melainkan juga keputusan sang suami untuk merelakan istrinya pergi bersama pria selingkuhan, dengan satu ekor sapi dan sejumlah uang tunai sebagai ganti rugi. 

Perselingkuhan yang Terungkap Setelah Lima Tahun Menikah

Menurut penuturan warga, SRH dan istrinya, NS, telah menikah selama lima tahun.

Rumah tangga mereka tampak harmonis di mata tetangga, meski beberapa bulan terakhir kabarnya mulai sering terjadi pertengkaran kecil.

Puncaknya terjadi saat SRH mendapati istrinya bersama pria lain di sebuah indekos di daerah Konawe Utara.

Kabar tersebut dengan cepat menyebar di lingkungan sekitar. Banyak yang menduga SRH akan meluapkan kemarahan besar, namun ternyata tidak demikian.

Dengan kepala dingin, ia memilih menyelesaikan masalah itu secara adat cara yang dianggap paling terhormat di mata masyarakat Tolaki.

Disaksikan Tokoh Adat dan Warga, Upacara Penuh Haru Digelar

Upacara adat itu digelar pada Kamis (2/10/2025) pagi, di balai desa setempat.

SRH, mengenakan kaus hitam polos dan sarung, berdiri di antara dua orang yang telah menghancurkan hatinya istrinya sendiri dan sang pria selingkuhan.

Dalam suasana hening penuh emosi, SRH memegang bahu keduanya dan mengucapkan kalimat perpisahan yang terekam dalam video yang kini viral di media sosial.

Dengan suara tercekat, ia berkata:

“Karena saya sudah cerai secara agama, ini NS saya serahkan sama kamu. Kau jaga dia baik-baik, jangan pernah sakiti dia. Selama ini NS tidak bahagia dengan saya.”

Kalimat itu membuat banyak warga yang menyaksikan meneteskan air mata.

Bagi masyarakat Tolaki, tindakan SRH bukan sekadar perpisahan, melainkan bentuk penghormatan terhadap adat dan upaya menutup aib keluarga secara bermartabat.

Kepala Desa Puudombi, Safrudin, membenarkan peristiwa itu.

“Iya benar, tadi pagi kami selesaikan secara adat Mosehe, dengan menghadirkan semua pihak, termasuk istri dan pria selingkuhannya,” ujar Safrudin kepada awak media.

Upacara Mowea Sarapu dan Ganti Rugi Adat

Dalam adat Tolaki, upacara seperti ini dikenal dengan sebutan Mowea Sarapu, yang berarti “penyucian dari aib” atau “pemutusan ikatan kotor” agar keluarga bisa kembali tenang.

Salah satu bentuk penyucian tersebut adalah pemberian ganti rugi adat oleh pihak yang bersalah kepada pihak yang dirugikan.

Dalam kasus SRH dan NS, keluarga pihak laki-laki yang menjadi selingkuhan menyerahkan satu ekor sapi, satu buah kaci (wadah tradisional), sebuah cerek, ta’awu (alat masak khas Tolaki), serta uang tunai Rp5 juta.

Benda-benda tersebut bukan sekadar materi, melainkan memiliki makna simbolis sapi melambangkan tanggung jawab, kaci melambangkan keikhlasan, sementara uang tunai menjadi bentuk penghargaan atas luka batin yang telah terjadi.

Setelah penyerahan dilakukan, tokoh adat memimpin doa bersama sebagai tanda bahwa kedua belah pihak telah “bersih” dan tidak lagi memiliki urusan secara sosial maupun spiritual.

Viral di Media Sosial, Dibilang Tegas tapi Juga Menyedihkan

Video momen penyerahan istri ini langsung menyebar luas di media sosial, terutama di platform X (Twitter) dan TikTok.

Banyak warganet mengaku terkejut sekaligus terharu melihat ketegaran SRH yang memilih menyelesaikan pengkhianatan dengan cara yang sangat damai.

Komentar warganet pun beragam. Ada yang memuji ketabahan SRH, menyebutnya sebagai contoh lelaki sejati yang memilih kehormatan adat ketimbang emosi.

Namun, tidak sedikit pula yang merasa peristiwa ini mencerminkan pahitnya realitas sosial di daerah, di mana perempuan kadang dianggap sebagai bagian dari “tukar ganti adat”.

“Luar biasa, lelaki ini sudah sampai pada tingkat ikhlas tertinggi,” tulis salah satu pengguna TikTok.

“Sedih lihatnya, tapi juga salut karena dia tidak memilih jalan kekerasan,” tulis pengguna lainnya.

Perselingkuhan dan Fenomena Sosial di Indonesia

Kasus SRH bukanlah satu-satunya kisah unik tentang perselingkuhan di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial sering kali menjadi saksi berbagai peristiwa serupa yang viral karena keanehannya.

Sebut saja kasus seorang istri yang membongkar perselingkuhan suaminya melalui riwayat perjalanan aplikasi ojek online.

Ia menemukan suaminya sering berhenti di rumah rekan kerja wanita, yang ternyata adalah selingkuhannya.

Ada juga kasus lain yang terbongkar karena kejujuran anak kecil, yang tanpa sadar mengatakan kepada ibunya bahwa sang ayah sering “bermain dengan tante tertentu.” Cerita polos itu akhirnya membuka rahasia besar di balik rumah tangga mereka.

Bahkan di era digital, perselingkuhan daring juga sering berujung ironis.

Pernah terjadi sepasang suami istri yang saling curhat lewat akun media sosial palsu, tanpa sadar bahwa mereka justru sedang berselingkuh satu sama lain di dunia maya.

Beberapa kasus lain terungkap lewat sistem absensi fingerprint di kantor, rekaman CCTV rumah pintar, hingga sinkronisasi foto otomatis di cloud.

Semua ini membuktikan bahwa di era digital, rahasia sekuat apa pun semakin sulit disembunyikan.

Dunia militer Tanah Air kembali diguncang kabar tak sedap.

Sebuah kasus dugaan perselingkuhan yang menyeret nama Hilda Pricillya, istri dari Serka Muh Farid Batjo (MFB), dengan Pratu Risal H (RH) prajurit muda yang juga junior sang suami menjadi sorotan publik.

Skandal ini mencuat dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dan kini ramai dibicarakan baik di kalangan internal TNI maupun di media sosial.

Awal Mula Skandal

Kasus ini bermula dari kegiatan gabungan antara prajurit TNI dan anggota Persit di Kendari.

Dalam kegiatan tersebut, Hilda Pricillya dan Pratu RH mulai sering berinteraksi.

Hubungan keduanya berlanjut di media sosial hingga komunikasi pribadi melalui aplikasi WhatsApp.

Menurut hasil pemeriksaan internal, keduanya diduga telah beberapa kali bertemu secara diam-diam di sebuah hotel di kawasan Baruga, Kendari, sejak Juli hingga September 2025.

Untuk menutupi hubungan gelap tersebut, Hilda kerap berpura-pura meminta izin keluar rumah dengan alasan berbelanja.

Namun, di balik alasan itu, ia justru bertemu dengan prajurit muda tersebut.

“Hubungan layaknya suami istri diduga terjadi lebih dari satu kali dan berlangsung hampir setiap akhir pekan,” ungkap sumber internal yang enggan disebutkan namanya.

Kecurigaan Sang Suami

Perselingkuhan ini mulai terungkap ketika Serka Muh Farid Batjo mulai curiga dengan perubahan sikap istrinya.

Hilda yang semula hangat dan terbuka tiba-tiba menjadi dingin dan sering menghindar dari komunikasi.

Kecurigaan itu makin kuat ketika Hilda tampak sibuk dengan ponselnya dan menyembunyikan sesuatu.

Pada 21 September 2025, saat Hilda tengah mandi, sang suami memeriksa ponsel istrinya dan menemukan percakapan mesra dengan nomor yang ternyata milik Pratu RH.

Dengan perasaan marah dan kecewa, Serka MFB segera melapor ke komandan peleton, yang kemudian meneruskan kasus tersebut ke perwira intelijen dan komandan batalyon untuk dilakukan penyelidikan resmi.

Langkah Tegas Denpom

Kasus ini kemudian ditangani oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/3 Kendari.

Komandan Denpom XIV/3 Kendari, Letkol CPM Haryadi Budaya Pela, membenarkan bahwa laporan sudah diterima dan penyelidikan tengah berlangsung.

“Benar, kami sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik militer. Pratu RH sudah kami tahan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Menurut Haryadi, Denpom memastikan proses hukum berjalan secara profesional dan tanpa intervensi.

“Kami menjamin proses ini objektif, transparan, dan tidak pandang bulu. Setiap pelanggaran akan kami tindak sesuai hukum militer,” tegasnya.

Kasus dugaan perselingkuhan ini menunjukkan bahwa di balik seragam dan pangkat, prajurit tetap manusia biasa yang tidak lepas dari godaan.

Namun, sebagai anggota militer, mereka dituntut memegang teguh nilai-nilai disiplin, kehormatan, dan kesetiaan.

Hingga kini, penyelidikan oleh Denpom XIV/3 Kendari masih berlangsung. Pihak militer berkomitmen menyelesaikan kasus ini secara tuntas dan adil.

Bagi banyak pihak, kisah ini bukan sekadar drama rumah tangga, melainkan ujian bagi marwah dan disiplin militer Indonesia.

(Tribunjatim.com/Tribuntrends.com/bangkapos.com)

Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Suami Tukar Istri dengan Sapi untuk Dibawa oleh Selingkuhan, Diupacarakan dan Disaksikan Tokoh Adat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved