Rekam Jejak Untung Budiharto Eks Danrem Babel Terlibat Penculikan & Dipenjara Raih Pangkat Istimewa 

Rekam jejak masa lalu Untung Budiharto kenaikan kenaikan pangkat istimewa dari Presiden Prabowo Subianto bersama purnawirawan TNI.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Dok TNI, Tribunnews.com
PROFIL UNTUNG BUDIHARTO - Profil Mayjen (Purn) Untung Budiharto termasuk purnawirawan TNI yang mendapat kenaikan pangkat dari Presiden RI Prabowo Subianto. 

BANGKAPOS.COM - Rekam jejak masa lalu Untung Budiharto kenaikan kenaikan pangkat istimewa dari Presiden Prabowo Subianto bersama purnawirawan TNI lainnya dari Kapal Markas KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, Kamis (2/10/2025). 

Salah satu yang menerima kenaikan pangkat adalah Mayjen (Purn) Untung Budiharto

Untung kini menyandang pangkat Letjen (Hor) atau jenderal bintang 3 kehormatan. 

Jejak karier Untung Budiharto pun terbilang moncer dan malang melintang di dunia TNI.

Sebelum memasuki purnawirawan TNI  menjabat sebagai Pangdam Jaya, awal kariernya dimulai dari Danyonif 733/Masariku pada tahun 2004-2005. 

Baca juga: Profil Untung Budiharto Eks Tim Mawar Terlibat Penculikan Aktivis 98 & Alasan Dapat Pangkat Istimewa

Lalu pernah bertugas di Papua sebagai Dandim 1504 pada tahun 2005-2006.

Kemudian, Untung pernah bertugas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Danrem 
045/Garuda Jaya pada tahun 2013-2014.

Rekam Jejak Untung Budiharto

Terlibat Penculikan Aktivis 1998

Mayjen TNI Untung Budiharto lahir di Benda, Pangkah, kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada 1965. 

Dia adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988 dari cabang infentari dan memulai karier militer melalui Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ).

Dalam perjalanannya, nama Mayjen TNI Untung Budiharto juga tercatat masuk dalam daftar eks Tim Mawar bentukan Prabowo Subianto, tim kecil yang dibuat oleh kesatuan Kopassus Grup IV TNI AD pada 1998.

Diketahui, Tim Mawar merupakan dalang dari operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.

Saat itu, Untung beberapa kali menempati jabatan strategis.

Baca juga: Profil Lucky Hakim, Bupati Indramayu Didemo Warga & Minta Pulangkan ke Cilacap, Dianggap Tak Amanah 

Dalam Putusan Mahkamah Militer Tinggi II Jakarta no. PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999, 11 anggota Tim Mawar divonis pecat dan penjara, termasuk Untung.

Saat itu dia berpangkat kapten infanteri dan divonis 20 bulan penjara dan dipecat, seperti dikutip dari salinan kronik dari Kontras.org. 

Namun mereka banding dan Mayjen TNI Untung Budiharto hanya dikenakan sanksi penjara 2 tahun 6 bulan tanpa pemecatan.

Awal Polemik Untung Budiharto

Langkah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mempromosikan Staf Khusus Panglima Mayor Jenderal Untung Budiharto menjadi Panglima Kodam (Pangdam) Jaya menuai kritik.

Dengan penunjukkan ini, Untung menggantikan Pangdam Jaya sebelumnya, Mulyo Aji yang dipromosikan menjadi Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Promosi jabatan yang diterima Untung menjadi sorotan publik karena Untung tercatat pernah menjadi anggota Tim Mawar, sebuah tim yang menjadi dalang dari operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi tahun 1998.

Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras Tioria Pretty Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) menilai, promosi ini menunjukkan tidak adanya penghormatan TNI terhadap proses pengadilan dan putusan hakim dalam proses hukum terhadap Tim Mawar.

KENAIKAN PANGKAT - Mayjen (Purn) Untung Budiharto termasuk purnawirawan TNI yang mendapat kenaikan pangkat dari Presiden RI Prabowo Subianto.
KENAIKAN PANGKAT - Mayjen (Purn) Untung Budiharto termasuk purnawirawan TNI yang mendapat kenaikan pangkat dari Presiden RI Prabowo Subianto. (Kompas.com/Andreas)

Dalam putusan pengadilan, ada 11 orang yang dinyatakan sebagai terdakwa dan 5 orang dikenakan sanksi pidana dan pemecatan, termasuk Untung Budiharto.

Namun sejak putusan ini dikeluarkan, Untung Budiharto justru melenggang bebas dan tidak menaati putusan pengadilan yang ada.

"Kami khawatir ini sebatas balas budi atau bentuk relasi semata sebab mengabaikan rekam jejak. Bagaimanapun juga, TNI, terkhusus Pangdam Jaya, memiliki peran untuk melindungi hak asasi manusia," ujar Pretty dalam keterangan tertulis, Kamis (6/1/2021).

Selain itu, penunjukkan ini juga dianggap menyakiti seluruh keluarga korban penghilangan paksa 1997-1998.

Baca juga: Profil Iptu Pulung Anggara, Kapolsek Kediri Diduga Siram Miras ke Anak Buah Gegara Telat Apel MotoGP

Paian Siahaan selaku orang tua dari Ucok Siahaan yang jadi salah satu korban penghilangan paksa tersebut mengecam promosi Untung.

"Pemerintah sengaja mempertontonkan kepada rakyat betapa Presiden Jokowi mengingkari janji kepada keluarga korban penghilangan paksa 1997/1998 yang telah bertemu di Istana Presiden 2 kali dan satu kali bertemu dengan Moeldoko selaku kepala Kantor Staf Presiden yang telah ditunjuk Presiden untuk menuntaskan kasus penculikan," katanya.

Dalam karier kemiliterannya, Untung tercatat pernah mengisi pos-pos strategis.

Pada 2016-2017, ia menjabat sebagai Inspektorat Kodam (Irdam) XVIII/Kasuari.

Selanjutnya, Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2017-2019.

Kemudian, pada 2019-2020, ia menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) I/Bukit Barisan.

Lalu menjadi Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan pada 2020, Sekretaris Utama BNPT, dan Staf Khusus Panglima TNI.

Profil Mayjen Untung Budiharto

Mayjen TNI Untung Budiharto lahir di Benda, Pangkah, kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada 1965. 

Dia adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1988 dari cabang infentari dan memulai karier militer melalui Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Mayjen Untung Budiharto merupakan perwira TNI pernah menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya (Pangdam) Jaya.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mempromosikan Staf Khusus Panglima TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Untung Budiharto sebagai Panglima Kodam Jaya dengan menggantikan Mayjen Mulyo Aji yang digeser menjadi Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Baca juga: Sosok Ibu Bhayangkari Terlibat Skandal Selingkuh dengan Brigadir N, Digerebek Suami Ternyata Bu Guru

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengangkat Staf Khusus Panglima TNI, Mayjen Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya menggantikan Mayjen TNI Mulyo Aji.

Mayjen TNI Mulyo Aji mendapat tugas baru sebagai Sekretaris Kementerian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Seskemenko Polhukam).

Diberitakan Tribunnews.com, pengangkatan Mayjen Untung Budiharto menjadi Panglima Kodam Jaya itu diputuskan Andika melalui Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/5/1/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.

Lantas siapakah Mayjen TNI Untung Budiharto?

Mayjen Untung Budiharto merupakan lulusan Akmil 1988 atau adik angkatan Jenderal Andika Perkasa.

Ia menjabat sebagai Staf Khusus Panglima TNI sejak 2021.

Sebelumnya, beberapa posisi pernah ia emban. 

Di antaranya ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) I/Bukit Barisan (2019—2020), Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (2020), dan Sekretaris Utama BNPT (2020—2021).

Mayjen Untung Budiharto juga pernah menjabat sebagai Danrem 045/Garuda Jaya di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2013-2014. 

Selain itu, Mayjen Untung diketahui juga merupakan mantan anggota Tim Mawar.

Tim Mawar merupakan tim yang dibentuk Grup IV Kopassus pada 1998.

Tim ini menjadi dalang dari operasi penculikan belasan aktivis politik pro-demokrasi menjelang berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pada 1998.

Saat Tim Mawar dibentuk, Kopasuss dipimpin oleh Prabowo Subaianto yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Terdapat 14 aktivis yang ditangkap oleh Tim Mawar, tetapi sembilan di antaranya berhasil dipulangkan, sementara terdapat beberapa tawanan lain yang berstatus hilang, salah satunya Wiji Thukul.

Jejak Karier Mayjen Untung Budiharto

Seperti tak terpengaruh vonis dari Mahkamah Militer, karir Mayjen TNI Untung Budiharto tetap cemerlang dan terus menanjak di kemiliteran. 

Selengkapnya, berikut perjalanan karir Mayjen TNI Untung Budiharto dikutip dari Tribunnews.com:

- Danyonif 733/Masariku (2004-2005);

- Dandim 1504/Ambon (2005-2006);

- Kasrem 151/Binaiya (2007-2009);

- Asren Kopassus (2009-2010);

- Dosen Madya Seskoad (2010-2012);

- Pamen Ahli Kopassus Golongan IV Bidang Taktik Parako;

- Danrindam IV/Diponegoro (2012-2013);

- Danrem 045/Garuda Jaya (2013-2014);

- Paban IV Bindok Staf Operasi Angkatan Darat (2014);

- Irdam XVIII/Kasuari (2016-2017);

- Waasops Kasad (2017-2019);

- Kasdam I/Bukit Barisan (2019-2020);

- Direktur Operasi dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (2020);

- Sekretaris Utama BNPT (2020-2021);

- Staf Khusus Panglima TNI (2021-2022);

- Pangdam Jaya (2022-...)

Kekayaan Mayjen Untung Budiharto

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mayjen TNI Untung Budiharto memiliki total kekayaan sebesar Rp 10.671.422.784.

Mayoritas kekayaannya berupa tanah dan bangunan Rp 10.200.000.000.

Tercatat, Mayjen TNI Untung Budiharto memiliki 10 bidang tanah yang tersebar di beberapa daerah, termasuk di Bangka Tengah, Tegal, dan Bandung.

Ia juga memiliki kekayaan berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp 414.000.000.

Dalam laporan itu, Mayjen TNI Untung Budiharto memiliki dua buah mobil yaitu Toyota Nav seharga Rp 185.000.000 dan mobil Toyota Fortuner seharga Rp 205.000.000, serta satu buah motor Kawasaki Lx 150 C seharga Rp 24.000.000.

Harta lainnya Mayjen TNI Untung Budiharto berupa kas dan setara kas senilai Rp 57.422.784.

Daftar 11 Purnawirawan Dapat Pangkat Istimewa

Presiden RI Prabowo Subianto memberikan kenaikan pangkat istimewa kepada 11 purnawirawan TNI dari Kapal Markas KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992, Kamis (2/10/2025). 

Salah satu yang menerima kenaikan pangkat adalah Mayjen (Purn) Untung Budiharto

Untung kini menyandang pangkat Letjen (Hor) atau jenderal bintang 3 kehormatan. 

Untung Budiharto diketahui merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri. 

Usai lulus dari Akmil, Untung memulai karier kemiliterannya melalui Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Dalam catatan perjalanan kariernya, Untung Budiharto masuk dalam daftar eks Tim Mawar bentukan Prabowo Subianto ketika masih aktif dengan pangkat Mayjen.

Tim Mawar adalah tim kecil yang dibuat oleh kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, 1998.

Alasan Pemberian Kenaikan Pangkat Istimewa

Prabowo menyampaikan, pangkat istimewa itu merupakan pengakuan terhadap sumbangsih yang telah diberikan oleh para perwira untuk bangsa sepanjang karier mereka. 

"Ada beberapa perwira yang kita berikan pangkat istimewa, walaupun mereka sudah pensiun sebagai pengakuan terhadap sumbangan yang telah mereka berikan kepada bangsa," kata Prabowo, Kamis (2/10/2025).

Prabowo menyampaikan, perwira tinggi ini terus membuktikan diri walaupun sudah pensiun. 

Selama pengabdian pula, para prajurit membuat hal yang berguna bahkan melebihi panggilan tugas. 

"Dan saya mendapatkan kehormatan untuk memberi penghargaan tersebut, juga satuan-satuan TNI yang telah memberi dharma bhaktinya dengan baik," tutur dia.

Daftar 11 Perwira TNI yang Diberi Kenaikan Pangkat Istimewa

1. Letjen (Purn) Herman Bernhard Leopold (HBL) Mantiri berupa Jenderal TNI (Hor)

2. Letjen (Purn) Bibit Waluyo, berupa Jenderal TNI (Hor)

3. Laksamana Madya (Purn) Didit Herdiawan berupa Laksamana TNI (Hor)

4. Laksamana Madya (Purn) Achmad Taufiqoerrochman, berupa Laksamana TNI (Hor) 

5. Marsekal Madya (Purn) Donny Ermawan berupa Marsekal (Hor)

6. Mayjen (Purn) Lodewyk Pusung berupa Letjen TNI (Hor) 

7. Mayjen (Purn) Untung Budiharto berupa Letjen TNI (Hor) 8. Mayjen (Purn) Dadang Hendrayudha berupa Letjen TNI (Hor)

9. Mayjen (Purn) Surawahadi berupa Letjen TNI (Hor)

10. Marsekal Muda (Purn) Bonar Halomoan Hutagaol berupa Marsekal Madya (Hor) 

11. Kolonel Inf (Purn) Restu Widiyantoro berupa Brigjen (Hor).

(Bangkapos.com, Tribunnews.com, TribunPapua.com, Kompas.com, TrribunTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved