Berita Viral

Kasus vs Sahara Tak Berkesudahan, Yai Mim Akhirnya Mau Pindah, Merasa Diusir Warga

Imam Musliman atau Yai Mim akhirnya mau pindah setelah kasusnya vs Sahara dan tetangganya karena kasus lahan parkir viral tak berkesudahan.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase tangkapan layar YouTube KompasTV Malang | TikTok | Tangkapan layar YouTube Denny Sumargo
YAI MIM VS SAHARA - Imam Musliman atau Yai Mim akhirnya mau pindah setelah kasusnya vs Sahara dan tetangganya karena kasus lahan parkir viral tak berkesudahan. 

BANGKAPOS.COM - Imam Musliman atau Yai Mim akhirnya mau pindah setelah kasusnya vs Sahara dan tetangganya karena kasus lahan parkir viral tak berkesudahan.

Mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini berencana pindah setelah adanya penolakan dari warga sekitar tempat tinggal Yai Mim di Jalan Joyogrand Kavling III Depag Atas, Kota Malang.

Yai Mim merasa diusir karena penolakan tersebut.

Selain pindah, Yai Mim merencanakan pembangunan hunian baru sekaligus pusat kajian filsafat Islam dan tasawuf di lokasi lain.

Langkah ini diduga merupakan buntut dari penolakan yang dilayangkan oleh 25 warga setempat dalam sebuah pertemuan tingkat RT.

Merasa diusir secara tidak langsung, Yai Mim mengonfirmasi niatnya untuk segera mencari tempat tinggal baru.

"Keputusan untuk pindah sudah final karena adanya penolakan tersebut," kata Yai Mim pada Jumat (10/10/2025) dikutip dari kompas.com

Yai Mim telah menetapkan lokasi yang akan menjadi tujuannya, yakni sebidang lahan di dekat Brojan Kafe, tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru.

Lahan tersebut, yang kini ditempati oleh sebuah kafe dan bengkel, rencananya akan dibelinya.

"Saya dan seorang teman telah menyewa lokasi di dekat Brojan Kafe, dan saya berencana untuk membelinya secara penuh," ujarnya.

Yai Mim juga berencana mendirikan pusat studi di lahan tersebut. Ia berencana membangun sebuah rumah sederhana dengan satu kamar untuk dirinya, sedangkan sisa lahan akan didedikasikan untuk pusat kajian filsafat Islam dan tasawuf.

"Prioritas saya adalah membangun pusat kajian tersebut bersama KYM atau Kakung Yai Mim dan KDM atau Kang Dedi Mulyadi," kata dia.

Yai Mim mengisyaratkan tidak akan menunggu rumahnya saat ini terjual dahulu untuk merealisasikan rencananya.

Ia segera membangun dan pindah setelah berhasil membeli lahan yang dituju.

"Saya tidak akan menunggu rumah ini laku. Begitu saya bisa membeli tanah itu, saya akan langsung membangun rumah kecil dan pindah," katanya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved