Sosok Cucun Achmad, Wakil Ketua DPR RI Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi, Bisa Diganti Lulusan SMA

Menurutnya, ahli gizi tersebut bisa diganti dengan lulusan SMA yang telah dibekali keahlian khusus soal gizi.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
DPR RI
CUCUN ACHMAD -- Sosok Cucun Achmad, Wakil Ketua DPR RI Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi, Bisa Diganti Lulusan SMA 
Ringkasan Berita:
  • Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menyebut tidak membuntuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Politikus PKB itu menyebut segala kebijakan termasuk soal perlu atau tidaknya ahli gizi dalam program MBG diputuskan olehnya selaku Wakil Ketua DPR.
  • Cucu menyebut akan rapat dengan BGN untuk mengubah diksi ahli gizi dalam program MBG. Diksi tersebut bakal diganti menjadi 'tenaga yang menangani gizi'.

 

BANGKAPOS.COM -- Ahli gizi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menurut Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, tidak dibutuhkan.

Menurutnya, ahli gizi tersebut bisa diganti dengan lulusan SMA yang telah dibekali keahlian khusus soal gizi.

Cucun menyebut, mereka yang mengikuti pelatihan tersebut akan diberi sertifikat dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Dengan begitu, program MBG tidak lagi membutuhkan ahli gizi karena bisa diganti dengan anak-anak SMA cerdas yang telah dilatih dan bersertifikasi.

"Tidak perlu ahli gizi. Cocok nggak? Nanti saya selesaikan di DPR,"  kata Cucun.

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP." lanjutnya.

Baca juga: Sosok AKP Kevin Ibrahim Suami Mellisa B Darban, Istri Terseret Kasus Korupsi CSR BI dan OJK

Sosok Cucun Achmad

Cucun Achmad Syamsurijal adalah Wakil Ketua DPR periode 2024-2029.

Cucun terpilih sebagai perwakilan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang perolehan kursi terbanyak keempat di DPR RI. 

Politikus PKB ini lahir di Bandung pada 8 November 1972.

Ini bukan kali pertama Cucun duduk di Senayan, ini merupakan ketiga kalinya Cucun menjabat sebagai Anggota DPR RI.

Sebelum aktif di PKB dan terpilih sebagai anggota, Cucun memulai kiprah di Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah Solokan sejak 1998.

Ia dipercaya sebagai Bendahara Umum Pengurus Cabang NU Kabupaten Bandung (2004-2009), dan Ketua Pengurus Wilayah LPNU (2005–2010).

Dalam waktu hampir bersamaan, Cucun yang bergelar doktor dari Universitas Padjadjaran ini menjabat Wakil Ketua Bendahara Umum PKB Kabupaten Bandung (2005–2010), lalu menjadi Ketua Dewan Pengurus Cabang PKB Kabupaten Bandung (2010–2015).

Suami dari Eneng Sumiati ini juga pernah menjabat Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan DPP PKB masa kerja 2019–2024.

Baca juga: Sosok dr Gia Pratama Putra Viral Cerita tentang Rahim Copot, Dibully Sesama Dokter: Tidak Mungkin

Pendidikan

Cucun Ahmad Syamsurijal menyelesaikan pendidikan formal dari SD Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sutam, Bandung pada 1979–1985.

Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Ciparay pada 1985–1988.

Setelah lulus SMP, Cucun memilih  untuk mondok di Tasikmalaya di pesantren K.H. M. Ilyas Ruhiat yang merupakan seorang deklarator PKB.

Di pondok, ia menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Cipasung pada 1991.

Kemudian ia melanjutkan kuliah Peradilan Agama di Instutut Agama Islam Cipasung (IAIC) Tasikmalaya hingga meraih gelar sarjana tahun 1996.

Sejak tinggal di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Cucun fokus mengaji kitab-kitab salafi. Ia adalah seorang santri tulen.

Sejak muda Cucun telah aktif berorganisasi dan acapkali menjadi pimpinan di organisasi yang ia ikuti.

Selama di pesantren, ia terkadang ikut mempelajari mengenai manajemen kewirausahaan, sehingga sepulang dari pondok dengan dibantu ayah mertua ia dapat menjalankan aktivitas usaha di bidang tekstil hingga kini.

Tahun 2016, Cucun melanjutkan studi program pascasarjana bidang ilmu administrasi publik di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung hingga meraih gelar master pada 2018.

Di universitas yang sama, Cucun melanjutkan studi program doktor administrasi publik.

Gelar doktor resmi disandangnya pada 25 Januari 2023 usai mempertahankan disertasinya yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan APBN dengan Menggunakan Kebijakan Automatic Stabilization dalam Menghadapi Krisis”. Cucun lulus dengan meraih predikat cumlaude dengan IPK 4,0.

Cucun Ahmad Syamsurijal menikah dengan Eneng Sumiati. Mereka dikaruniai empat orang anak.

Karier

Cucun mulai terjun ke dunia politik saat ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tahun 2009, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Kabupaten Bandung.

Jabatan Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung ia jalani hampir selama 10 tahun.

Sebelumnya, Cucun pernah aktif di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama(PCNU) Kabupaten Bandung sebagai Bendahara Umum periode 2004-2009, Pengurus Wilayah ketua LPNU Jawa Barat periode 2005–2010, dan Bendahara Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Barat.

Perjalanan karier Cucun dari seorang santri lalu menjadi pengusaha, dan selanjutnya menjadi Anggota DPR RI dari PKB pada 2014. 

Awal periode 2014–2019 ia bertugas di Komisi IV DPR RI, lalu pada Mei 2016 ia dipindah ke Komisi V DPR RI yang membidangi Perhubungan, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Desa dan Kawasan Tertinggal, Meteorologi, Klimatologi & Geofisika.

Pada 2019, ia kembali dipindah ke Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan Pangan.

Aktivitas lain yakni ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Koordinator Nasional (DKN) Garda Bangsa periode 2015–2020.

Cucun dengan jabatan Direktur PT GSM dan Manager Marketing PT HS ini di PKB juga dipercaya sebagai Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan DPP PKB masa jabatan 2019–2024.

Pada Pileg 2019 Cucun kembali terpilih menjadi wakil rakyat. Di dapil Jabar II PKB meraih 235.799 suara dan mengantar Cucun melanggang ke Senayan menjadi Anggota DPR RI 2019–2024.

Ia bertugas di Komisi III DPR RI yang menangani bidang hukum, HAM, dan keamanan. Cucun juga merupakan Ketua Fraksi PKB DPR RI.

Baca juga: Modus Habib Bahar Nikahi Helwa Bachmid, Sang Model Kini Ditelantarkan: Hidupku Bagai Istri Simpanan

Awal Mula Cucun Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal dengan lantang menyebut tidak membuntuhkan ahli gizi dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan bernada arogan tersebut disampaikan Politikus PKB tersebut saat berbicara dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Video yang merekam peristiwa itu sontak viral di media sosial dan menyulut kemarahan netizen.

Mulanya, ada seorang peserta yang memberikan solusi terkait kesulitan dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencari ahli gizi.

Disisi lain, permasalahan ini pun sempat disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana saat rapat bersama dengan Komisi IX DPR pada Rabu (12/11/2025) lalu.

Peserta itu pun lantas meminta jika memang nantinya pengawas di SPPG tidak memiliki latar belakang pendidikan gizi, maka ia ingin tidak digunakannya embel-embel orang terpilih tersebut sebagai ahli gizi.

"Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi," ujarnya dikutip pada Senin (17/11/2025).

"Tetapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA (quality assurance) atau QC (quality control)," sambungnya.

Kemudian, peserta itu turut memberikan solusi lain di mana BGN bisa menggandeng Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) untuk memenuhi kebutuhan ahli gizi di tiap SPPG.

"Nanti mungkin ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi," katanya.

Peserta itu juga mengingatkan jika nantinya BGN merekrut ahli gizi yang tidak berlatar belakang pendidikan gizi, maka makanan yang diberikan kepada penerima manfaat dikhawatirkan tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.

Selain Persagi, peserta tersebut juga menyarankan BGN bisa turut menggandeng organisasi profesi lain yakni Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Belum selesai peserta tersebut berbicara, Cucun tiba-tiba memotongnya. 

Perdebatan antara Cucun dan peserta konsolidasi pun terjadi.

Menurut Cucun, peserta tersebut telah berbicara terlalu lama.

"Apakah boleh kasih solusi satu lagi?" kata peserta tersebut.

"Itu kan terkait profesi kamu. Cukup ya? Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan," jawab Cucun.

"Boleh satu lagi (memberikan solusi)?" timpal peserta itu lagi.

"Udah, udah cukup," jawab Cucun lagi.

Kemudian, peserta tersebut diminta untuk duduk oleh Cucun.

Cucun mengungkapkan peserta yang memberikan solusi bagi BGN itu sebagai sosok arogan.

Lantas, politikus PKB itu menyebut segala kebijakan termasuk soal perlu atau tidaknya ahli gizi dalam program MBG diputuskan olehnya selaku Wakil Ketua DPR.

"Saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya," ujarnya.

Dia lantas menyebut bakal rapat dengan BGN untuk mengubah diksi ahli gizi dalam program MBG.

Cucun mengatakan diksi tersebut bakal diganti menjadi 'tenaga yang menangani gizi'.

Dengan perubahan tersebut, Cucun menegaskan BGN tidak perlu lagi merekrut ahli gizi untuk program MBG.

"Tidak perlu ahli gizi. Cocok nggak? Nanti saya selesaikan di DPR," tuturnya.

ANGGUR SIANIDA - Ilustrasi tumpukan nampan program Makan Bergizi Gratis. Terbaru viral kabar ada menu MBG yang anggurnya mengandung sianida.
ANGGUR SIANIDA - Ilustrasi tumpukan nampan program Makan Bergizi Gratis. Terbaru viral kabar ada menu MBG yang anggurnya mengandung sianida. (Tribunnews.com)

Menurut Cucun, ahli gizi nantinya bisa diganti dengan orang yang lulusan SMA dan diberi pelatihan tiga bulan terkait gizi.

Dia menyebut mereka yang mengikuti pelatihan tersebut akan diberi sertifikat dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP."

"(Program MBG) tidak perlu kalian (ahli gizi) yang sombong seperti ini," ujarnya.

Hingga Minggu pagi pukul 08.30 WIB, video ini telah ditonton sebanyak 619 ribu kali, disukai 31.600 orang, dan dikomentari 1.563 kali.

Bahkan, akun TikTok Gerindra turut mengomentari pernyataan Cucun tersebut.

"Bahaya banget itu ngomongnya. Anggota DPR RI itu yang ngomong, bukan dari BGN," tulisnya.

Tribunnews.com telah menghubungi Cucun untuk meminta penjelasan terkait pernyataannya tersebut.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, dirinya belum memberikan respons.

Sudah Ada Regulasi Ahli Gizi Berasal dari Jurusan Non Gizi

Menurut perekam video yang juga turut menjadi peserta konsolidasi, Devi, regulasi ahli gizi dari jurusan lain untuk program MBG telah disampaikan oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam sebuah pertemuan daring.

Devi mengungkapkan adanya regulasi tersebut menimbulkan kemarahan dari para ahli gizi.

"Awalnya mulanya memang dua hari yang lalu pada saat (pertemuan via) Zoom, bapak Kepala Badan Gizi Nasional menjelaskan regulasi baru terkait perekrutan ahli gizi SPPG yang memperbolehkan dari jurusan lain selain jurusan gizi. Ini tentunya juga menimbulkan amarah untuk kami para ahli gizi," katanya kepada Tribunnews.com, Senin.

Bahkan, Devi mengatakan Wakil Ketua BGN, Sony Sanjaya, menyebut regulasi ini sudah mulai berjalan.

Menurutnya puncak kemarahan para ahli gizi adalah ketika adanya peserta yang bertanya dalam acara konsolidasi tersebut.

Di mana, peserta tersebut menegaskan ahli gizi bukanlah bentuk jabatan tetapi sebuah profesi yang dilindungi dalam sebuah undang-undang profesi.

"Puncaknya pada saat sesi tanya jawab, ada salah satu rekan sejawat kami, kebetulan beliau merupakan kakak tingkat yang satu almamater dengan saya menuturkan bahwa ahli gizi itu bukanlah sebuah jabatan melainkan sebuah profesi di mana sudah ada UU yang melindungi keprofesian kami," tegasnya.

Devi menyebut pihaknya mengaku kecewa tidak dibela oleh pejabat tinggi BGN yang turut hadir dalam acara tersebut saat Cucun mengatakan bahwa ahli gizi tidak penting untuk MBG.

Ia mengatakan pejabat BGN yang hadir yakni dua Wakil Kepala BGN yaitu Nanik S Deyang dan Sony Sanjaya.

"Itu (tidak ada pembelaan dari pejabat BGN) yang membuat kami merasa lebih kecewa. Walaupu yang menuturkan bukan secara langsung pejabat tinggi BGN, tetapi dengan hadirnya pejabat tinggi BGN dan tidak melakukan pembelaan terhadap kami, tidak menginterupsi ataupun menuturkan pernyataan yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap statement tersebut, membuat kami semakin merasa kecewa," bebernya.

Baca juga: Sosok Yasika Aulia Ramadhani, Anak Wakil Ketua DPRD Yasir Machmud Kuasai 41 Dapur MBG di Sulsel

Devi ingin agar tidak ada lagi pernyataan seperti yang disampaikan oleh Cucun yang menurutnya telah 'mengacak-acak' profesi ahli gizi.

Dia mengatakan sebetulnya jauh sebelum MBG dilaksanakan, pihaknya ingin agar guru-guru besar di bidang gizi serta organisasi profesi dilibatkan dalam pembuatan regulasi.

Selain itu, dia juga menyebut perlunya payung hukum yang melindungi secara khusus terhadap ahli gizi yang bekerja di SPPG.

Lebih lanjut, Devi menjelaskan sebenarnya banyak di Indonesia ini yang berprofesi sebagai ahli gizi. Sehingga, demi menyukseskan program MBG, maka mereka bisa direkrut. 

Namun, menurutnya, banyak ahli gizi yang masih bimbang untuk terlibat dalam MBG karena minimnya perlindungan hukum.

"Ahli gizi itu tidak langka, mereka banyak. Jauh adri sebelum program ini dicanangkan pun, universitas yang terdapat jurusan gizi di dalamnya tidak sedikit."

"Tapi mereka bingung, mereka bimbang karena regulasi dan perlindungan hukum untuk kami belum jelas. BGN harusnya mencari tahu kenapa ahli gizi banyak yang belum mau menjadi bagian dari SPPG, bukan malah mengeluarkan regulasi baru yang seakan-akan seperti mengacak-acak profesi kami," pungkasnya.

(Bangkapos.com/KompasJakarta.com/Kompas.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved