Doa dan Amalan
Bacaan Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut Arab & Artinya: Doa Sebelum Tidur Lengkap Adabnya
Panduan doa sebelum tidur sesuai sunnah serta adab tidur yang dianjurkan Rasulullah SAW. bacaan Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut: Doa Tidur
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Bacaan doa sebelum tidur Bismika Allahumma Ahya Wabismika Amut lengkap dalam tulisan Arab, latin, dan artinya.
- Dilengkapi panduan adab tidur sesuai sunnah.
BANGKAPOS.COM--Setiap muslim tentu mendambakan meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah, yakni wafat dengan iman yang baik di hadapan Allah SWT.
Salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan adalah membiasakan membaca doa sebelum tidur.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu berzikir dan berdoa ketika hendak tidur, karena tidur pada hakikatnya merupakan "kematian kecil".
Dengan doa, seorang muslim menyerahkan dirinya kepada Allah dan berharap ditutup usianya dalam keadaan terbaik.
Berdoa adalah bagian tak terpisahkan dari umat Muslim, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Bahkan dalam hal tidur, Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus agar selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Tidur merupakan kegiatan yang penting bagi setiap manusia untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Berikut adalah bunyi doa umum sebelum tidur:
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
"Bismika Allahumma ahyaa wa amuutu."
(Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati.)
Doa Tambahan Memohon Husnul Khatimah
Selain doa tersebut, dianjurkan pula membaca doa khusus agar Allah menutup usia dengan husnul khotimah:
Tulisan Arab:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ
Tulisan Latin:
Allāhumma aj‘al khaira a‘mālinā khawātimahā, wa khaira ayyāminā yauma nalqāk
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.”
Rasulullah SAW tidak hanya menganjurkan untuk berdoa sebelum tidur, tetapi juga menganjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan agar seseorang tetap dalam keadaan suci ketika akan tidur.
Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan rangkaian amalan lain yang dilakukan sebelum tidur.
Amalan-amalan ini dimaksudkan sebagai persiapan.
Jika seseorang meninggal dunia saat tidur, diharapkan agar mendapatkan kematian yang baik (husnul khatimah).
Namun jika dia ditakdirkan untuk bangun kembali, tidur yang dilakukan akan dihitung sebagai ibadah.
Oleh karena itu, selain berwudhu dan berdoa, Rasulullah SAW juga melakukan sunnah-sunnah lainnya, seperti mengibaskan tempat tidur, tidur dengan posisi miring ke kanan, meletakkan tangan di bawah pipi kanan, dan membaca surat Al-Kafirun.
Selain itu, ada juga amalan-amalan lain yang dilakukan sebelum tidur, antara lain:
- Membaca surat Al-Fatihah sekali.
- Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing sekali.
- Meniup kedua telapak tangan sebanyak tiga kali, kemudian mengusapkan tangan tersebut ke seluruh tubuh.
- Membaca takbir, tasbih, dan tahmid masing-masing sebanyak 33 kali.
Doa Setelah bangun tidur
Tidak hanya saat akan tidur, Rasulullah SAW juga mengajarkan doa setelah bangun tidur.
Berikut adalah bunyi doa setelah bangun tidur:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
"Alhamdulillahi alladhi ahyana ba'da ma amatanawa wa ilayhi an-nushur."
(Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.)
Doa setelah bangun tidur merupakan bentuk rasa syukur hamba kepada Sang Pencipta karena diberikan kesempatan untuk bernafas dan beraktivitas seperti hari sebelumnya.
Imam Bukhari sangat menganjurkan agar doa ini dibaca secara rutin di pagi hari.
Selain menjadi bentuk syukur, doa ini juga merupakan pembuka amalan yang menunjukkan pentingnya mengingat Allah SWT bagi setiap Muslim.
Menurut penjelasan Imam Nawawi, makna kata "kami dibangkitkan" dalam doa setelah bangun tidur adalah manusia akan dihidupkan kembali di hari Kiamat.
Ini berarti bahwa seseorang dapat bangun di pagi hari atau dibangkitkan di hari Kiamat setelah mengalami kematian.
Seperti saat akan tidur, selain membaca doa, ada juga amalan sunnah lainnya yang dapat dilakukan, seperti duduk dan mengusap wajah, membaca sepuluh ayat terakhir Surat Ali Imran, mencuci tangan dengan benar, membersihkan hidung, dan menggosok gigi atau menggunakan siwak
Adab Tidur
Untuk adab bangun tidur, Rasulullah SAW terbiasa mengusap kantuk di wajahnya dengan tangan dalam posisi duduk. Kemudian, beliau melanjutkannya dengan membaca doa bangun tidur beserta 10 ayat terakhir surat Ali Imran hingga mulai membersihkan diri.
Mengambil penjelasan kitab Aadaab Islaamiyyah, karya Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani yang dilansir almanhaj Berikut ini adalah rincian adab tidur dalam Islam
1. Tidak mengakhirkan tidur malam selepas shalat Isya’ kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muraja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Barzah radhiyallahu anhu :
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.”
(HR. Al-Bukhari no. 568 dan Muslim no. 647).
2. Hendaknya tidur dalam keadaan suci (sudah berwudhu’ terlebih dahulu) sebagaimana hadits :
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.”
(HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.”
(HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
4. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. Sebagaimana hadits :
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud, dengan sanad yang shahih).
5. Membaca ayat-ayat al-Qur-an, yaitu :
a. Membaca ayat kursi:
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia, Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”
(QS. Al-Baqarah : 255) (lihat Shahih al-Bukhari dengan syarahnya, Fat-hul Baari XI/267 no. 2311).
b. Membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur-an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membedabedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari Rasul-Rasul-Nya,’ dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdo’a): ‘Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma-aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’”
(QS. Al-Baqarah : 285-286). (lihat HR. Al-Bukhari, no. 5051 dan Muslim, no. 807-808).
c. Membaca Surat Al ikhlas, Al Falaq Dan An Naas, (Qul Huwallaahu Ahad, Qul a’uudzu bi Rabbil falaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas, dengan cara mengumpulkan dua tapak tangan lalu ditiup dan dibacakan, “Qul Huwallaahu Ahad, qul a’uudzu bi Rabbil falaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas, kemudian dengan dua telapak tangan mengusap bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan, hal ini diulang sebanyak 3 (tiga) kali.
(lihat HR. Al-Bukhari dalam Fat-hul Baari XI/277 no. 4439, 5016 dan Muslim, no. 2192).
d. Membaca surat as-Sajdah ayat pertama hingga akhir dan membaca surat al-Mulk, sebagaimana hadits :
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur sebelum beliau membaca Alif laam miim tanziilus Sajdah (Surat As-Sajdah) dan Tabaarakalladzii biyadihilmulku (Surat Al-Mulk).”
(HR. Al-Bukhari dalam al-Adaabul Mufrad no. 1207, Ahmad, III/340. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 585).
e. Membaca surat Al-Kaafiruun:
“Katakanlah hai orang-orang kafir…” (sampai akhir surat Al-Kafirun)
Manfaatnya : “(Membaca surat al-Kafirun) dapat membebaskan diri dari kesyirikan.”
(HR. Abu Dawud, no. 5055, at-Tirmidzi, no. 3464, dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 1161).
6. Hendaknya mengakhiri berbagai dzikir dan do’a tidur dengan do’a berikut:
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.”
(HR. Al-Bukhari, no. 6320, dan Muslim, no. 2714).
Atau bisa membaca ;
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.”
(HR. Al-Bukhari, no. 247, dan Muslim, no. 2710).
Atau bisa membaca ;
“Ampunilah dosa-dosaku di masa lalu dan masa yang akan datang, yang tersembunyi, serta yang nampak. Engkaulah Yang terdahulu dan Yang terakhir dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Engkau.”
(HR. Al-Bukhari, no. 1120 dan Muslim, no. 2717).
Atau bisa membaca ;
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksa-Mu pada hari dimana Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.”
(HR. Abu Dawud, no. 5045, dan at-Tirmidzi, no. 3399, dinilai hadits shahih oleh ahli hadits syaikh Al albani dalam Shahiih at-Tirmidzi no. III/143).
7. Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan do’a :
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah Yang Mahaesa, Maha Perkasa, Rabb Yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahamulia lagi Maha Pengampun.”
(HR. Al-Hakim, I/540 disepakati dan dishahihkan oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat juga Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah no. 2066)
8. Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdo’a sebagai berikut :
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.”
(HR. Abu Dawud, no. 3893, at-Tirmidzi, no. 3528 dan lainnya. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahii-hah no. 264)
9. Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar radhiallahu anhuma :
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai celak pada kedua matanya sebanyak tiga kali goresan.”
(HR. Ibnu Majah, no. 3497. Lihat Syamaa-il Muhammadiyyah hal. 44).
10. Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran, debu, dan semisalnya) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan, ‘bismillaah,’ karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.”
(HR. Al-Bukhari, no. 6320, dan Muslim, no. 2714).
11. Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.”
(HR. Al-Bukhari, no. 6312 dan Muslim, no. 2711).
12. Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dadanya dari setiap kemarahannya kepada manusia lainnya.
13. Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
14. Hendaknya bersegera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Nah itulah amalan dan doa sebelum tidur dan bangun tidur, semoga bermanfaat!
(Bangkapos.com/Zulkodri)
| Doa Keselamatan: Allahumma Inna Nas Aluka Salamatan Fiddin Wa Afiyatan Fil Jasad |
|
|---|
| Doa Potong Kuku, Arab Latin Arti dan Urutan Memotong Kuku yang Benar Menurut Islam |
|
|---|
| Doa Setelah Salat Subuh, Lengkap Zikir dan Wirid, Insya Allah Hidup Diberkahi |
|
|---|
| Doa Sedekah Subuh dan Tata Cara Melakukannya: Rahasia Rezeki Lancar Berlipat Ganda |
|
|---|
| Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Lengkap Arab, Latin dan Artinya Beserta Tata Caranya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220305-hijab-d.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.