Martabak Sukhoi Menu Tambahan Tim SAR

Tim SAR gabungan di pos kendali utama evakuasi korban pesawat Sukhoi disuguhi mi dan martabak sukhoi kreasi tim dapur umum.

Editor: fitriadi
zoom-inlihat foto Martabak Sukhoi Menu Tambahan Tim SAR
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Tim gabungan pencarian korban pesawat Sukhoi Superjet 100 apel pagi sebelum memulai kegiatan di Puncak Gunung Salak, Bogor, di ketinggian sekitar 2210 Mdpl, Senin (14/5/2012).
BANGKAPOS.COM, BOGOR - Selain nasi bungkus dengan lauk standar warung makan, tim SAR gabungan di pos kendali utama evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 juga disuguhi mi dan martabak sukhoi. Menu kreasi tim dapur umum itu disajikan sebagai variasi menu utama.

Tim dapur umum dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyiapkan menu pendamping bagi sekitar 2.000 orang. Mereka memasak menu tambahan di dapur mobil yang mampu memasak 1.000 bungkus makanan dalam tiga jam.

Kepala BPBD Jawa Barat Ujwalaprana Sigit di pos kendali di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/5/2012), menyebutkan, dapur mobil dimotori oleh satu tim yang terdiri dari sepuluh orang. Mereka adalah relawan dan tenaga ahli masak dari BPBD yang bekerja menyediakan menu bagi relawan dan personel SAR TNI, Polri, dan Badan SAR Nasional.

Ada sejumlah menu unik yang disajikan oleh tim dapur umum, antara lain mi dan martabak sukhoi. Dinamai demikian karena menu itu memanfaatkan beberapa bahan yang kemudian dicampur dan "diorak-arik". Bahan itu antara lain mi, telor, dan beberapa jenis sayuran. Ada juga bubur kacang hijau dan sejumlah gorengan.

Dapur mobil dilengkapi 15 kompor dengan enam tabung gas 12 kilogram dan dua buah tabung 50 kg. Kendaraan yang didesain menjadi dapur itu dipesan oleh BPBD Jawa Barat dengan harga Rp 900 juta.

Ujwalaprana menjelaskan, BPBD Jawa Barat telah membeli enam kendaraan serupa. Dua di antaranya disiagakan di Bandung, sementara empat lainnya dioperasikan oleh BPBD tingkat kabupaten.

"Dalam suasana bencana seperti ini, keberadaan dapur mobil sangat dibutuhkan untuk memastikan pasokan logistik aman. Selama ini dapur umum terkesan kotor, tetapi untuk yang ini berbeda," tuturnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved