Jarang Diketahui Banyak Orang, Jaran Goyang Ternyata Mantra Pengasihan! Beginilah Kisah Sebenarnya

"Sayangnya saya sudah tidak pernah bertemu lagi dengan mereka." "Kabar terakhir saya dengar mereka menikah. Itu pasangan yang pertama ..."

YOUTUBE.COM
NELLA KHARISMA JARAN GOYANG 

BANGKAPOS.COM -- Traveler tentu tak asing lagi dengan lagu Jarang Goyang yang dibawakan oleh penyanyi dangdut Nella Karisma.

Lagu itu bukan hanya diputar di radio dan televisi namun juga menjadi lagu yang wajib dinyanyikan di acara hajatan.

Baca: Waspada! Letusan Besar Gunung Agung Diperkirakan akan Terjadi Dalam Hitungan Jam, Ini Tanda-tandanya

Namun tidak banyak yang mengetahui jika Jaran Goyang adalah satu nama mantra pengasihan yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Hasnan Singodimayan (86), budayawan Banyuwangi kepada Kompas.com, Senin (27/11/2017) menjelaskan jika nama Jaran Goyang adalah mantra yang menjadi bagian dari sastra lisan yang dimiliki oleh masyarakat Suku Osing Banyuwangi.

Menurut pria kelahiran Banyuwangi, 17 Oktober 1931, berbeda dengan masyarakat Jawa lainnya yang hanya mempercayai ilmu hitam untuk menyakiti dan ilmu putih untuk menyembuhkan.

Masyarakat Osing mempercayai adanya empat ilmu yaitu, ilmu merah, ilmu kuning, ilmu hitam, dan ilmu putih.

"Ilmu merah ini berkaitan dengan perasaan cinta, ilmu kuning tentang jabatan, ilmu hitam untuk menyakiti dan ilmu putih untuk menyembuhkan."

Baca: Fisikawan Ini Ungkap Rahasia Petir dalam Setiap Sambarannya, Ini Penjelasannya

"Nah Jaran Goyang ini masuk dalam kategori ilmu merah atau dikenal dengan santet," jelas Hasnan.

Hasnan dengan tegas mengatakan santet bukanlah ilmu yang menyakiti atau membunuh tapi merupakan akronim dari "mesisan gantet" yang berarti sekalian bersatu atau bisa juga "mesisan bantet" atau sekalian rusak.

Hal ini merujuk dari fungsi sosial mantra santet Jaran Goyang untuk menyatukan dua orang agar bisa menikah atau memisahkan kedua orang yang mencintai agar bisa menikah dengan pasangan pilihan keluarganya.

Baca: Kisahnya Menyentuh Hati, Istri Meninggal Dunia Saat Suami Ijab Kabul dengan Adik Ipar

"Saat Kerajaan Blambangan diambang kehancuran, rakyatnya terpisah dan agar keturunan mereka tidak tercampur, mereka menikah dengan dasar kekerabatan."

"Biasanya kan ada yang saling suka tapi ternyata nggak disetujui oleh orang tua."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved