Jarang Diketahui Banyak Orang, Jaran Goyang Ternyata Mantra Pengasihan! Beginilah Kisah Sebenarnya
"Sayangnya saya sudah tidak pernah bertemu lagi dengan mereka." "Kabar terakhir saya dengar mereka menikah. Itu pasangan yang pertama ..."
"Memang korban terbanyak adalah perempuan walaupun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa terkena santet Jaran Goyang," kata Hasnan.
Ia menambahkan masyarakat Banyuwangi khususnya Osing sangat terbuka dan tidak menutup diri.
Baca: Ivanka Trump Kecam Calon Senat, Ada Tempat Khusus di Neraka, Sang Ayah Malah Ucapkan Hal Ini
Budaya yang masuk akan diserap dan dikawinkan dengan budaya asli sehingga melahirkan budaya baru.
Selain menjadi tarian, Jaran Goyang juga menginspirasi sebuah lagu dalam bahasa Osing yang berjudul Jaran Goyang yang sempat populer pada tahun 2000-an dan dinyanyikan oleh penyanyi Banyuwangi Adistya Mayasari.
"Saat itu lagu Jaran Goyang juga populer dinyanyikan di mana-mana sampai sekarang tapi menggunakan bahasa daerah Osing," kata Hasnan.
Baca: Tak Ada Uang, Dua Bocah Ini Nekat Bersembunyi di Bawah Bus Demi Orangtua, Jaraknya 80 Kilo
Dengan berjalannya waktu, terinspirasi dari Santet Jaran Goyang, maka terciptalah tari Jaran Goyang.
Slamet Menur (75), seniman tari Banyuwangi menjelaskan, Jaran Goyang pertama kali ditarikan pada tahun 1966.
Oleh penari bernama Darji dan Parmi dari Lembaga Kesenian Nasional (LKN) milik Partai Nasional Indonesia yang saat itu ada di wilayah Kecamatan Genteng Banyuwangi.
Baca: Beginilah Cerita Jokowi Ketika Orang Sumut Menyalaminya dengan Sebut Marga
Berbeda dengan tari Jaran Goyang saat ini yang ditarikan oleh dua orang yaitu laki-laki dan perempuan.
Pada masa itu Jaran Goyang ditarikan banyak orang walaupun ada dua penari utama.
"Tari Jaran Goyang adalah tari pergaulan yang menceritakan seorang pria yang mencintai seorang gadis, namun ditolak."
Baca: Klinik Gigi Ini Tiba-tiba Diserbu Para Pria, Ternyata Ada Perawat yang Aduhai, Ini Foto-fotonya