Kenali Karakter Pembunuh Berantai, Ryan Jombang Romantis tapi Bisa Berubah Jadi Bengis

Nama Ryan, setidaknya di Indonesia, akan dikenang sama kejam dan sama jahatnya dengan Jack the Ripper,para pembunuh berantai dunia.

Editor: fitriadi
Intisari-online
Ryan Jombang 

BANGKAPOS.COM - Pintar bergaul, tapi pintar juga menghilangkan nyawa orang. Lembut dan romantis di satu waktu, tapi teramat bengis di waktu yang lain. 

Seribu kontradiksi pada diri Very Idham Henyansyah (atau Verry Idham Henyaksyah) alias Ryan membuat banyak orang, terhenyak. 

Ryan memang sebuah fenomena sehingga layak masuk dalam catatan sejarah kelam umat manusia. 

Nama Ryan, setidaknya di Indonesia, akan dikenang sama kejam dan sama jahatnya dengan Jack the Ripper, Ted Bundy, dan kawan-kawannya, para pembunuh berantai dunia. 

Baca: 7 Pasangan Ini Tak Hanya Mencintai tapi Kompak Melakukan Pembunuhan Sadis

Namun, mengutip psikolog Ratih Ibrahim, seperti pernah ditulis Intisari September 2008, upaya untuk memahami Ryan mestinya tidak sebatas mengenal paket lengkap Ryan saja. 

Tak hanya sosoknya, masa kecilnya, kerabatnya, korban-korbannya, kita juga harus mengenali Ryan sebagai anggota kelompok masyarakat berperbuatan dan berkarakter serupa. 

Pendek kata, memahami dinamika Ryan sebagai seorang psikopat atau pembunuh berantai (kalau memang ia bisa digolongkan sebagai pembunuh berantai), jauh lebih penting daripada sekadar mensyukuri hukuman mati (jika itu vonisnya) buat tukang jagal dari Desa Jatiwates, Jombang, Jawa Timur, ini. 

Wanita pun bisa

Catatan kelam komunitas pembunuh berseri sudah terekam sejak sebelum tahun 1900. Konon, pada abad ke-15, orang kaya dan tersohor Prancis, Gilles de Rais sudah melakukan pelecehan seksual dan pembunuhan terhadap 100-an anak, sebagian besar anak laki-laki. 

Begitupun aristokrat Hungaria, Elizabeth Bathory, yang ditangkap pada 1610 lantaran menghabisi nyawa 600 gadis muda. 

Namun saat itu hukum belum terlalu ditegakkan, sehing ga para pelaku kerap lolos dari hukuman. 

Baca: Sebelum Dibunuh Suami Bulenya, Cahyati Dipaksa Mengemis dan Kerap Dipukuli

Baru di abad ke-20, beragam modus operandi dan karakter pembunuh berantai mulai dikaji. Termasuk tentunya, kata sepakat: apa sih yang disebut pembunuhan berantai itu. 

Adalah pengarang Inggris John Brody yang pertama kali menggunakan istilah "pembunuh berantai" pada 1966. 

Sumber: Intisari
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved