Gaya Kampanye Jokowi dan Prabowo Asli atau Dibuat-buat, Orang-orang Bongkar Sifat Asli Keduanya
Joko Widodo dinilai bergaya kalem sedangkan Prabowo Subianto dianggap lebih emosional.
BANGKAPOS.COM - Pada hari-hari terakhir kampanye pemilihan presiden, kedua calon menyuguhkan gaya kontras.
Joko Widodo dinilai bergaya kalem sedangkan Prabowo Subianto dianggap lebih emosional.
Tim sukses kedua kubu menyebut itu karakter yang melekat, tapi pengamat menyebutnya sebagai langkah untuk "membangun branding."
"Ibu pertiwi sedang diperkosa," seru Prabowo dalam kampanye di Gelora Bung Karno Jakarta, hari Sabtu (06/04).
Tangan kanannya menunjuk-nunjuk, suaranya lantang. "Lima persen ndasmu(kepalamu)," kata Prabowo lagi dalam kampanye yang sama.
Berselang sehari, di Yogyakarta, Prabowo menggebrak podium berkali-kali. Sang capres juga melontarkan diksi bajingan.
Meme-meme lantas bermunculan selepas aksi gebrak podium itu.
"Proposional saja, ada guyonnya," kata Anggawira dari Partai Gerindra, partai yang mengusung Prabowo, tentang aksi gebrak podium.
Ia membantah bahwa Prabowo emosional.
"Dalam koridor yang harus dipahami sebagai sebuah ekspresi oke-oke saja," lanjut Anggawira menjawab pertanyaan tentang diksi ndasmu dan bajingan yang terlontar dari Prabowo. "Sudah lebih humanislah."
Di kubu lain, capres petahana Joko Widodo menyambut "kemarahan" Prabowo dalam kampanye dengan kalimat-kalimat sindiran.
Dalam kampanye maraton yang di sejumlah daerah, Jokowi mengatakan, pemilu harus gembira atau jangan suka ada yang marah-marah.
Juru bicara tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Lena Maryana Mukti, mengklaim Joko Widodo sejak awal, bahkan sejak pemilu 2014, telah menyampaikan narasi yang sama.
Ia menjelaskan apa yang disampaikan Jokowi tak semata-mata merespons gaya Prabowo.
"Jauh sebelum ada kasus yang dipertontonkan Pak Prabowo kan (Jokowi) sudah mengajak bahwa pemilu ini adalah adu gagasan, adu program, pemilu yang menggembirakan, bukan yang menakut-nakuti," kata Lena.