Gaya Kampanye Jokowi dan Prabowo Asli atau Dibuat-buat, Orang-orang Bongkar Sifat Asli Keduanya
Joko Widodo dinilai bergaya kalem sedangkan Prabowo Subianto dianggap lebih emosional.
"Kenapa memilih Jokowi, kita memerlukan orang yang lebih terkontrol emosinya, tenang dalam bekerja, tangannya dingin, nggak banyak omong, tapi kerjanya jelas, energinya besar, melayani," papar Hamdi.
Bagaimana dengan pemilih Prabowo?
Dari survei tersebut Hamdi menemukan jawaban.
"Saya kira perlu orang-orang yang keras seperti ini, karena bangsa Indonesia harus dipimpin oleh orang keras, tidak apa sedikit otoriter, tapi bisa membuat Indonesia bangkit."
Dengan demikian, aksi Prabowo yang menggerbrak podium dan mengeluarkan kata bajingan atau ndasmu, kata Hamdi tidak akan mempengaruhi pendukung Prabowo.
"Yang undecided, tergantung bagaimana orang mengartikan seluruh rentetan kejadian Prabowo marah-marah," lanjutnya.
Jika dianggap sebagai cerminan orang yang tidak mengontrol emosinya, banyak orang mengatakan tidak akan memilih.
Dalam pengamatan Hamdi di media sosial, komentar dengan nada tersebut lebih dominan.
"Tapi kalau yang mengartikan itu hanya gimmick kampanye, ya masih bisa mempertimbangkan," tambahnya.
Hamdi menggarisbawahi para ahli perilaku berpendapat, emotional regulationadalah syarat yang penting bagi pemimpin.
"Ibu pertiwi sedang diperkosa, perkosa itu adalah pilihan kata yang bagi orang Timur tidak berkenan," kata Hamdi.