Gaya Kampanye Jokowi dan Prabowo Asli atau Dibuat-buat, Orang-orang Bongkar Sifat Asli Keduanya
Joko Widodo dinilai bergaya kalem sedangkan Prabowo Subianto dianggap lebih emosional.
Asli atau dibuat-buat?
Benarkah karakter kedua capres sebagaimana yang ditampilkan dalam kampanye?
"Prabowo itu cenderung tidak mau diberi masukan," kata Aggarawira. "Termasuk dalam komunikasi, kita kasih teks, dia tak mau baca," katanya.
Prabowo, kata Angga, tak suka pura-pura. "Apa yang ada di pikirannya, itu yang dia sampaikan," katanya.
Lena Maryana Mukti dari tim pemenangan Jokowi mengatakan tim sukses sekadar menyampaikan konten dari hasil masukan dari lapangan.
"Kalau Pak Jokowi tampil ke publik, kita hanya memberikan kisi-kisi saja, apa yang perlu Pak Jokowi sampaikan, dalam debat juga begitu. Selebihnya itu datang genuine dari pribadi Pak Jokowi," kata Lena.
"Pak Jokowi tak pernah lebay, tak pernah baper juga, kalau ketemu kami bicara substansi," tambahnya.
Sementara kubu Prabowo menyebut latar belakang tentara sebagai bagian dari karakter asli Prabowo di atas panggung.
"Ekspresinya memang seperti itu, namanya juga tentara kan?" kata Angga.
"Dalam menyampaikan gagasan, ketegasan, Pak Prabowo tidak pernah lari dari konsep, dari framing yang dia sampaikan bahwa Indonesia perlu menjadi negara kuat, perlu pemimpin yang tegas," lanjutnya.
Dibuat-buat?
Pakar komunikasi dari Universitas Diponegoro, Turnomo Raharjo, membandingkan Prabowo dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden dua periode yang juga pernah menjadi tentara.
"SBY kan sama sekali tidak menunjukkan militer yang terkesan garang, gaya berkomunikasinya santun, dengan pilihan kata yang banyak," katanya.
Turnomo melihat gaya komunikasi kedua capres dalam berkampanye tak sepenuhnya menunjukkan karakter yang melekat, tetapi bisa dibuat-buat.
"Ketika konteks berbicara di depan umum seperti yang ditunjukkan oleh kandidat sebenarnya lebih menujukkan pada konteks, kapan harus menyampaikan sesuatu dengan cara yang berbeda-beda, tidak bisa jadi ukuran yang bersangkutan seperti itu," kata Turnomo.