Info Kesehatan
Bisa Sebabkan Kematian, Inilah 6 Fakta Penyakit Cacar Monyet yang Sedang Menjangkit di Singapura
Adapun penyakit cacar monyet tergolong langka, sebab membutuhkan penanganan khusus bagi si penderitanya
BANGKAPOS.COM - Ramai soal penyakit cacar monyet atau monkeypox yang menjangkit seorang warga di Singapura baru-baru ini membuat masyarakat di Indonesia resah.
Adapun penyakit cacar monyet tergolong langka, sebab membutuhkan penanganan khusus bagi si penderitanya.
Untuk itu, sebaiknya Anda mengetahui informasi seputar penyakit cacar monyet atau monkeypox lebih mendalam lagi.
Hal tersebut bertujuan agar Anda mengenal gejala dan tanda-tanda apabila terjangkit salah satu penyakit mematikan tersebut.
Berikut 5 fakta seputar cacar monyet yang dirangkum Tribunjabar.id dari berbagai sumber.
1. Disebabkan oleh virus langka
Cacar monyet atau monkeypox disebabkan oleh virus langkayang ditimbulkan dari hewan yang terinfeksi, seperti tikus serta hewan pengerat dan primata lainnya.
Sehingga proses tertularnya manusia terkena cacar monyet, dapat terjadi ketika melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Berbeda dengan cacar air yang disebabkan oleh virus Varicella zoozter.
Cacar monyet merupakan penyakit langka yang berasal dari daerah terpencil di Afrika Tengah dan Afrika Barat.
2. Penyakit menular
Virus cacar monyet merupakan penyakit menular yang cepat.
Cacar monyet bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita.
Misalnya melalui percikan cairan tubuh penderita cacar monyet seperti batuk, bersin.
Selain melalui manusia, kontak dengan hewan yang terinfeksi cacar monyet beresiko tertular cacar monyet.
• Bayi Cantik Tergeletak di Atas Sajadah Masjid, Tinggalkan Pesan di Secarik Kertas
3. Gejala
Cacar monyet memiliki gejala yang hampir sama dengan cacar air, namun terdapat gejala berbeda yang menunjukkan seseorang terkena cacar jenis cacar monyet.
Gejala cacar monyet mulai dari demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kekurangan energi.
Adapun ruam pada kulit yang muncul setelah 1-3 hari demam dimulai.
Ruam tersebut muncul dari area wajah, dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dalam waktu 10 hari, ruam berevolusi menjadi lepuhan kecil berisi cairan, bintil dan akhirnya mengerak
Penderita cacar monyet akan kembali mengalami pembengkakan kelenjar getah bening sebelum ruam menghilang.
4. Belum ditemukan obatnya
Hingga saat ini, obat untuk menangani virus cacar monyet belum ditemukan.
Pengobatan cacar monyet hanya dilakukan berdasarkan gejala yang dialami pasien.
Selain itu, belum ditemukannya perawatan khusus atau vaksin khusus untuk infeksi cacar monyet.
Wabah ini dapat dikendalikan dengan penanganan cepat kepada orang yang terinfeksi cacar monyet.
Dokter akan menangani dengan melakukan perawatan untuk mengurangi rasa sakit pada ruam, menurunkan suhu tubuh, memberikan nutrisi seimbang, dan mengurangi rasa nyeri.
Namun, terdapat studi menunjukan bahwa vaksin variola 85 persen efektif mencegah cacar monyet.
Sayangnya vaksin tersebut sudah tidak diproduksi lagi.
5. Merupakan penyakit mematikan
Tidak adanya obat untuk pasien cacar monyet, membuat penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak langsung ditangani.
Cacar monyet dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia hingga kematian.
Meski begitu, penderita cacar monyet tetap bisa sembuh. Kemungkinan untuk meninggal sangat kecil.
Cacar monyet dapat berbahaya jika dialami oleh anak-anak dan balita.
WHO menunjukan data bahwa dari 1 sampai 10 balita yang terkena cacar monyet meninggal dunia.
6. Cara pencegahan
Untuk itu, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran viruscacar monyet dengan mencegah infeksinya.
Bagi masyarakat hindari untuk bepergian ke daerah yang sedang mengalami wabah cacar monyet, terutama di Asia Afrika.
Pencegahan infeksi cacar monyet bisa dengan mengurangi interaksi hewan ke manusia, terutama di daerah yang sedang mengalami wabah tersebut.
Jika hendak berkontak langsung dengan hewan, upayakan untuk menggunakan pelindung, seperti sarung tangan.
Hindari kontak fisik dekat dengan orang-orang yang menderita cacar monyet.
Selalu gunakan pakaian pelindung ketika merawat penderita cacar monyet, dan cuci tangan setelahnya.
Jika menemukan rekan atau kerabat yang mengalami demam 1-2 hari setelah bepergian ke daerah Afrika Tengah, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan.
Indonesia perketat wilayah perbatasan dekat Singapura
Ditemukannya kasus virus cacar monyet di Singapura, membuat wilayah perbatasan Indonesia seperti Batam dan Riau mulai antisipasi.
Dikutip dari Kompas.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau meminta pengawasan di bandara serta pelabuhan.
Hingga saat ini, belum ada informasi kasus cacar monyet di Riau. Meski begitu, kewaspadaan tetap dilakukan karena adanya penerbangan langsung Singapura-Pekanbaru.
Sehingga Dinkes Riau meminta pihak Bandara International Sultan Syarif Kasim (SSK) untuk memasang Thermal Detection.
Selain itu, para petugas juga dihimbau untuk memeriksa suhu tubuh penumpang yang datang dari Singapura dan Batam.
Tak hanya Riau, Batam pun melakukan hal yang serupa. Dinkes Kota Batam melakukan berbagai persiapan untuk mencegah terjadinya kasus cacar monyet.
Dilansir dari Tribun Batam, Dinkes Kota Batam meminta memasang sejumlah thermal detector khusus di pelabuhan Internasional.
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan kepada warga Batam, Singapura, dan Malaysia yang keluar masuk pelabuhan untuk dilakukan pemeriksaan.
Meski belum ada kasus warga Batam yang terinfeksi, namun kewaspadaan tetap dilakukan dengan langkah awal memasang thermal detector.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 6 Fakta Seputar Penyakit Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai, Bisa Sebabkan Kematian