Hindari Jalan-jalan di Jakarta Ini karena Banyak PSK Menebar Rayuan
Wanita berkebangsaan Uzbekistan berusia sekitar 45 tahun itu lalu duduk di depan seorang gadis berambut pirang yang mengenakan blus mini
Pengunjung di lantai tujuh pada Jumat malam itu masih terbatas.
“Meski belum begitu ramai, tamunya sudah lumayan. Setelah berendam, mereka langsung masuk kamar di lantai enam. Tarif yang sudah saya sebutkan itu untuk short time, selama satu jam 30 menit. Mau dibawa ke luar juga bisa, setelah jam kerja selesai pukul 01.00,” kata pelayan tempat itu.
Hotel A juga ada diskotek di lantai dasar. Di Jakarta Utara, Hotel A memang salah satu tempat hiburan yang selalu ramai dikunjungi.
Tempat-tempat hiburan, seperti mandi uap atau sauna, panti pijat, dan diskotek, di Jakarta mulai dibuka lagi setelah libur sebulan karena Ramadhan dan Idul Fitri. Akan tetapi pengunjung mulai ramai mendatangi dan memadati tempat hiburan, terutama diskotek, pada Jumat malam itu.
Suasana Diskotek S sudah sama persis dengan situasi Jumat malam lain sebelum bulan puasa lalu. Di diskotek itu pengelola juga menyediakan PSK. Beberapa orang “mami” menawari pengunjung laki-laki- yang memasuki ruangan diskotek.
PSK juga dijumpai di lokasi pertunjukan musik hidup di satu lantai di bawahnya, yang sekaligus menyediakan kamar-kamar layanan kencan singkat.
Wajah baru
Ada wajah-wajah baru. Mereka kikuk mengenakan pakaian serba mini dan agak canggung menemani tamu.
Salah satunya adalah Claudia, bukan nama sebenarnya, gadis belia yang baru berusia 15 tahun.
Tidak seperti gadis-gadis yang sudah mahir melayani tamu di dunia malam, Claudia kikuk, malu, dan tampak takut-takut. Dia berbicara seperlunya dan itu pun kalau diajak bicara.
“Saya mulai kerja di sini sebulan lalu, tepat sebelum puasa,” katanya.
Gadis asal Bandung itu mengaku masih takut melayani tamu.
Sebenarnya dia diajak oleh seorang mami yang menawarkan untuk bekerja sebagai pelayan minuman, bukan pekerja seks.
Namun, dia kini sudah mulai mengerti tentang “dunia lain” itu meski tetap canggung.
Semua PSK yang menemani tamu di ruang musik hidup ini siap melayani laki-laki hidung belang. Mereka yang sudah biasa bekerja seperti itu lebih aktif mendatangi pengunjung yang duduk di bangku-bangku sambil mendengarkan musik.
“Kalau mau ngamar tarifnya Rp 285.000 hingga Rp 300.000 per jam. Boleh juga dibawa keluar,” kata Claudia dengan wajah tertunduk.