Menko Rizal: Bangka Belitung Jaya Tanpa Tambang yang Sudah Dikuasai Mafia
"Kita berusaha untuk mengembalikan kejayaan lada, dengan menyediakan bibit unggul yang lebih produktif dan tahan terhadap penyakit kuning.''
"Saya yakin 80 persen masyarakat Bangka Belitung bisa makmur tanpa tambang. Dan untuk bisa meninggalkan ketergantungan kita dengan pertambangan perlu kerja sama seluruh elemen masyarakat. Semua harus yakin bahwa kita bisa makmur dengan tidak bergantung sepenuhnya pada pertambangan," kata Rustam saat berdiskusi di ruang redaksi Bangka Pos, Selasa (24/5) malam.
Dia merinci sektor pariwisata sangat potensial dikembangkan pasca tambang karena obyek pariwisata Bangka Belitung yang sangat menjanjikan.
"Pengembangan sektor pariwisata akan sangat berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat lainnya dan berdampak langsung pada peningkatan perekonomian masyarakat Bangka Belitung. Tahapan dan rencanan pengembangan sektor pariwisata makin terus digalakan. Keterlibatan pusat dalam rencana pengembangan memberikan angin segar kemajuan sektor pariwisata di Bangka Belitung," ujarnya.
Selain itu, terkait bidang pertanian dan perkebunan, menurut Rustam, pemerintah fokus pada upaya untuk mengembalikan kejayaan lada.
"Kita berusaha untuk mengembalikan kejayaan lada, dengan menyediakan bibit unggul yang lebih produktif dan tahan terhadap penyakit kuning. Kita juga berusaha untuk mendapatkan sertifikasi secara internasional," jelas Rustam.
Lebih lanjut menurut Rustam, bidang industri dan perdagangan, pemerintah berusaha untuk menarik semakin banyak investor yang mengembangkan investasinya di Bangka Belitung.
"Sekali lagi saya yakin kita bisa makmur tanpa bergantung sepenuhnya pada pertambangan. Tetapi ini perlu kerja sama seluruh komponen masyarakat. Kita juga akan mengurangi alokasi untuk wilayah pertambangan yang dalam RTRW tersedia 30 persen menjadi lebih kecil," tegasnya.
Sudah dimulai
Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bangka Belitung, Redi Zedira Tama mengatakan banyak pengusaha, termasuk anggota HIPMI Babel, yang sudah meninggalkan bisnis pertimahan.
Dia mengklaim sudah tidak ada anggota HIPMI Babel yang menggeluti bisnis pertimahan.
"(bisnis pertimahan) Sudah ditinggalkan akibat ketidakjelasan pertimahan kalau dulunya bisnis timah mulai beralih usaha lain," kata Redi, Selasa (24/5).
Menurutnya, bisnis yang dijalankan anggota HIPMI saat ini antara lain dibidang pariwisata yang kedepannya menjanjikan. Selain itu ada juga yang bisnis di bidang properti atau kontraktor proyek pemerintah.
"Intinya mending berusaha di jalur yang bisa berjalan terus kalau timahkan terbatas jangankan timahnya habis belum habis kayak gini saja sudah sulit berusaha," ujarnya. (die/j2)
Beri Kontribusi 20 Persen
Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung triwulan pertama 2016 melambat. Dibanding kwartal ke IV tahun 2015, yang mencapai 4,28 persen, kali ini hanya 3,30 persen.