Teror di Jerman
Sepak Terjang GSG 9 Pemburu Teroris Jerman Yang Pernah Melatih Kopassus
-Aksi penembakan yang terjadi di sekitar pusat perbelanjaan paling ramai di kota Munich, Jerman, Jumat (23/7/2016) petang waktu setempat
Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM--Aksi penembakan yang terjadi di sekitar pusat perbelanjaan paling ramai di kota Munich, Jerman, Jumat (23/7/2016) petang waktu setempat memunculkan kembali nama pasukan elit legendaris Jerman yaitu GSG 9.
Pasukan elit inilah yang disebut-sebut dikerahkan pemerintah Jerman untuk mengejar para tersangka teroris yang melakukan penembakan.
GSG-9 sendiri kependekan dari Grenzschutzgruppe 9, Penjaga Perbatasan, Grup 9 adalah unit taktis operasi khusus anti-terorisme elit dari kepolisian Federal Jerman.
Unit ini dianggap sebagai salah satu unit khusus terbaik di dunia. Banyak unit-unit anti-terorisme negara-negara lain dibentuk menurut model GSG-9 ini.
Unit Sat-81 Gultor dari Kopassus dibentuk berdasarkan bimbingan dari GSG-9.
Diawali keinginan untuk mengantisipasi maraknya tindakan pembajakan pesawat terbang era tahun 1970/80-an, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI menetapkan lahirnya sebuah kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopasandha.
Pada 30 Juni 1982, muncullah Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto.
Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassus yang ditunjuk ke Den-81.
Grenzschutzgruppe 9 der Bundespolizei atau pasukan penjaga perbatasan 9, dibentuk pertama kali pasca- tragedi penyanderaan dan pembunuhan 11 atlet Israel pada Olimpiade 1972 di Munich yang kemudian disebut peristiwa Black September.
Saat itu, kepolisian Jerman (Barat) yang tidak terlatih dan memiliki perlengkapan untuk menghadapi masalah semacam ini, meremehkan kemampuan para penyandera dan secara serampangan mencoba menyelamatkan para sandera.
Saat itu kepolisian Jerman tidak memiliki penembak jitu yang bisa ditugaskan. Militer memiliki penembak jitu tetapi undang-undang Jerman melarang penggunaan personel militer di dalam negeri.
Alhasil, operasi penyelematan gagal yang berujung pada tewasnya ke-11 atlet Israel itu, lima penyandera dan satu orang polisi.
Terlepas dari tragedi itu, akhirnya pemerintah Jerman menyadari kesalahannya dan membentuk pasukan khusus yang dilatih untuk menghadapi masalah-masalah seperti tragedi Black September 1972.
Secara resmi pasukan GSGn 9 dibentuk pada 17 April 1973 sebagai bagian dari kepolisian federal Jerman. Pasukan ini memiliki spesialisasi mengatasi penyanderaan, pencurlikan dan terorisme.
Misi pertama GSG 9 adalah operasi Fire Magic pada 1977 untuk menyelamatkan sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Lufthansa yang dibajak dalam penerbangan dari Palma de Mallorca menuju Frankfurt.