Sasarannya Para Wisatawan, Tiga Biksu Gadungan Asal China Ini Mengemis di Bali
"Masa biksu punya istri. Tapi memang biksu palsu atau gadungan sudah sering ditangkap. Bahkan pelanggaran lain juga banyak...."
Ketiga WN China ini ditangkap pada waktu yang berbeda yakni pada 5 Juli dan 29 Juli 2016. Soal uang palsu yang dibawa, petugas mengamankan total 700 yuan palsu pecahan 100 yuan.
Untuk memastikan keaslian uang tersebut, petugas Imigrasi melakukan pemeriksaan.
Diketahui ada uang tersebut yang nomor serinya sama.
Dalam pengamatan Tribun Bali (Tribunnews.com Network) ketujuh uang palsu tersebut memiliki nomor seri SA90 237032, SA90237032, SA90237029, SA90237029, HB90237028, HB90237028, dan HB902370298.
Terkait apakah uang itu sudah diedarkan ke masyarakat, pihak imigrasi menyerahkan kepada kepolisian.
"Kami tidak punya kewenangan penyelidikan uang palsu tersebut. Besok (hari ini) Imigrasi akan kirimkan pemilik uang palsu ini ke kepolisian," tandasnya.
Kasus penangkapan WN China sebelumnya juga dilakukan dalam sejumlah kasus, seperti kasus kejahatan dunia maya, kemudian sebagai guide liar.
Tercatat selama 15 hari ini, setidaknya ada 41 wisman tertangkap atau terjaring petugas Imigrasi terkait penyalahgunaan visa.
Jangan Takut Melapor
Kapolsek Kuta, Kompol I Wayan Sumara mengatakan hingga saat ini belum ada laporan uang palsu di wilayahnya. Namun ia akan koordinasi dengan imigrasi terkait dengan temuan tersebut.
"Kami memang konsen dengan antisipasi upal. Bahkan kepolisian, desa adat, Bank Indonesia dan Pemda Badung sudah membentuk tim pengawasan Money Changer untuk keberadaan uang palsu dan money changer ilegal. Nah karena belum ada laporan itu saya terkejut apalagi kejadiannya berada di Kuta. Kita akan tindaklanjuti besok (hari ini)," tandas Kapolsek.
Pihaknya mengimbau warga atau money changer melaporkan jika jadi korban upal.
"Jangan takut karena ini tindak kriminal dan merugikan banyak orang," tandasnya.
Bendesa Adat Kuta, I Wayan Swarsa juga mengaku belum mendapati laporan atau mendengar adanya upal mata uang Yuan beredar di Kuta.