Penumpang Pompong Lambaikan Tangan Sambil Berteriak Minta Tolong
Wendy (25) dan Endrian (20) menyaksikan sejumlah penumpang melambaikan tangan ketika pompong mulai tenggelam.
BANGKAPOS.COM, TANJUNPINANG - Musibah tragis menimpa para penumpang kapal pompong yang membawa mereka ke Pulau Penyengat, Kepri, Minggu (21/8/2016).
Dua saksi mata, Wendy (25) dan Endrian (20) menyaksikan sejumlah penumpang melambaikan tangan ketika pompong mulai tenggelam.
Dua pemuda ini pun spontan terjun ke laut untuk menolong korban.
"Kami berdualah yang pertama ceburkan diri ke laut untuk menolong korban.
Setelah kami baru, banyak orang dari Marinir dan KP3 turun membantu," ungkap Wendy dan Endrian saat ditemui di halaman Ocean Corner Tepi Laut Tanjungpinang, Minggu siang.
Endrian mengatakan kecelakaan laut itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat itu, cuaca di sekitar Tanjungpinang dan Pulau Penyengat sedang tidak bagus.
Angin kencang disertai hujan lebat tiba-tiba datang, kendatipun tidak berlangsung lama.
"Wah, lihat cuacanya saja, kami merasa ngeri. Kami jadi takut. Makanya kami heran, kok bisa, tekong pompong itu berani berlayar ke sana," timpal Wendy.
Wendy, melihat pompong naas itu berjibaku dengan ombak yang besar dan angin kencang di laut antara Tanjungpinang dan Pulau Penyengat.
"Kami dengar teriak mereka lalu kami terjun ke laur. Kami lihat mereka angkat tangan ke atas sambil berteriak meminta tolong," kata Wendy.
Pencarian terus dilakukan
Evakuasi masih terus berlanjut. Nampak sejumlah kapal merapat menyatu di tengah laut. Para petugas dikabarkan tengah menunggu lima orang yang belum ditemukan.
"Masih lima orang belum ditemukan," kata Petugas evakuasi yang memantau pencarian dari pelabuhan Fery Sri Bintan Pura, Minggu (21/8/2016).
Sementara itu, keluarga korban yang masih dalam pencarian menunggu di Posko evakuasi. Sara, keluarga korban menuturkan Wawan (25). "Dia mau pulang rencananya. Dia libur kerja mau pulang," kata Sara, sepupu korban sembari menangis.