Breaking News

Heli Apache Disebut-sebut Heli Tempur Paling Baik, tapi Ini Kisahnya Saat Disandingkan Mi-28

Satu kisah menarik saat heli Apache dibandingkan dengan heli Rusia Mi-28 terjadi justru bukan di medan tempur, tetapi di medan pengujian

Editor: Iwan Satriawan
angkasa
apache 

Kalau tidak dapat dukungan dan kepastian pembelian, jangan coba-coba masuk ke dalam bisnis ini. Tak terhitung banyaknya pabrikan yang sudah ambruk karena gagal membuktikan eksistensi produknya.

Di pasar heli serang, Denel AH-2 Rooivalk menjadi salah satunya. Afrika Selatan pada era Apartheid adalah negeri yang lelah karena dijauhi.

Mereka harus mengobarkan perang bush war di perbatasan melawan tetangga-tetangganya yang didukung Uni Soviet, tetapi negara Barat justru melengos dan lebih memilih menyoroti praktek pemisahan ras di Afrika Selatan antara si putih dan si hitam.

Tahu diri karena mereka tidak akan pernah disokong Barat, Afrika Selatan sebisa mungkin berdikari dalam rancang bangun senjatanya, termasuk desain helikopter serang.

Sesungguhnya desain dan produksi heli serang sendiri tergolong sangat ambisius, apalagi Afrika Selatan tidak memiliki pengalaman membuat heli serang.

Yang mereka punya saat itu, hanya pengalaman merakit heli SA330 Puma berdasarkan lisensi dari Sud Aviation. Sebelumnya pun Afrika Selatan sudah mencoba membuat dua helikopter serang Alpha XH-1 berdasarkan desain helikopter Alouette III, sampai tahap eksperimental.

Bermodal hal tersebut, Denel dan Atlas selaku pabrikan senjata Afrika Selatan akhirnya memulai program heli serang berkode Rooivalk (elang Kestrel merah).

Desain dasar dari Rooivalk sudah mengadopsi desain helikopter serang dengan fuselage sempit dan memanjang, serta posisi duduk pilot dan juru tembak dengan formasi tandem depan belakang.

Mesin yang menjadi isu krusial dipecahkan dengan adopsi dan modifikasi mesin Turbomeca Turmo IV, sistem transmisi, dan desain rotor dari SA330 Puma.

Mesin ini dikenal sebagai mesin Topaz. Adopsi mesin Puma ini menyebabkan sponson pod mesin Rooivalk menjadi sangat panjang, termasuk bagian inletnya yang masih memiliki penciri khas inlet mesin helikopter Puma.

Atlas dan Denel membuat empat purwarupa. Dua purwarupa pertama dengan kode XTP-1 dibuat sebagai wahana evaluasi mesin dan sistem.

Atlas bahkan mengeluarkan biaya besar untuk riset material komposit untuk membuat Rooivalk seringan mungkin. Purwarupa pertama Rooivalk ditampilkan ke hadapan publik pada Januari 1990 dan penerbangan perdana pada Mei 2002.

Bentuknya memang sedikit kaku, tetapi Rooivalk tak kalah mematikannya dengan heli tempur lain. Sistem senjata utamanya adalah kubah TC-20 yang dipersenjatai dengan kanon 20mm GIAT F2 di hidungnya.

Konfigurasi kokpit pada Rooivalk adalah juru tembak di depan dan pilot di belakang, dalam kokpit yang terlindung dari hantaman amunisi kaliber sedang.

Pengendalian helikopter dibuat mudah dengan diimplementasikannya HOCAS (Hands on Collective and Stick) sehingga pilot Rooivalk tidak perlu repot koordinasi tangan kanan dan kiri.

Halaman
1234
Sumber: Angkasa
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved