Breaking News

Heli Apache Disebut-sebut Heli Tempur Paling Baik, tapi Ini Kisahnya Saat Disandingkan Mi-28

Satu kisah menarik saat heli Apache dibandingkan dengan heli Rusia Mi-28 terjadi justru bukan di medan tempur, tetapi di medan pengujian

Editor: Iwan Satriawan
angkasa
apache 

Pembidikan sasaran dilakukan melalui helm pintar Thales TopOwl dimana arah gerak kanon tinggal mengikuti tolehan lensa bidik yang terintegrasi dengan TopOwl.

 Sistem penginderaan pada Rooivalk mengandalkan sistem bidik yang terpasang di hidung, mengintegrasikan sistem LLTV (Televisi yang mampu mengindera pada pencahayaan rendah), FLIR (Forward Looking Infra Red), laser tracker dan designator yang digunakan untuk mengarahkan Ingwe dfan Mokopa.

Sistem bidik ini distabilisasi sehingga juru tembak tidak kesulitan menjejak sasaran di tengah getaran dan manuver helikopter.

Versi definitif dari Rooivalk yaitu varian CSH-2 sudah menggunakan mesin Turbomeca Makila yang satunya berdaya 1.175kW. Lagi-lagi mesin ini merupakan adopsi mesin dari Super Puma.

Pilihan senjata utamanya dapat menggunakan sistem kubah TC-20 dengan kanon 20mm, atau TC-30 dengan kanon DEFA 30mm.

Dengan stub wing yang membentang panjang, CSH-2 Rooivalk memiliki total enam hardpoint untuk mencantelkan senjata mulai dari tabung roket FFAR, sampai rudal antitank berpemandu laser ZT-3 Ingwe yang sudah battle proven.

Untuk pertahanan dari serangan pesawat tempur atau heli lawan, rudal anti pesawat dengan pemandu infra merah Denel V3C Darter atau bahkan Thales Mistral dapat dipasang ke Rooivalk.

Walaupun punya potensi dan kinerjanya mumpuni, pada akhirnya perubahan jaman mengempaskan nasib Rooivalk.

Pemerintahan dan rezim baru menganggap kebutuhan heli serang tidak mendesak dan membatasi pembeliannya hanya 16 unit, dengan 4 purwarupa dan 12 heli operasional.

Denel mencoba memasarkannya kemana-mana, termasuk bekerjasama dengan British Aerospace namun tidak berhasil.

Pada tahun 2007 Denel Group memutuskan untuk menghentikan pengembangan Rooivalk, dimana kemudian pemerintah Afrika Selatan menyuntikkan dana sebesar US$137 Juta untuk memodernisasi Rooivalk ke standar Block 1F yang mampu menembakkan rudal ZT-6 Mokopa. Ada rencana untuk mengembangkan Rooivalk Mk2, tetapi tentu saja harus menunggu adanya peminat baru.(*)

Sumber: Angkasa
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved