Tukang Pijat Asal Banyuwangi Ini Sudah 'Go Internasional' Hingga Swedia
Kemampuannya memijat sudah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyangnya, dan Jumali adalah generasi ke lima.
Jumali mengaku sudah keliling Indonesia dengan keahliannya memijat.
"Papua, Kalimantan, Maluku semua sudah, mereka tahunya ya dari mulut ke mulut."
"Tapi sekarang saya kurangi karena sering sakit dan capek karena faktor usia," jelasnya.
Dibayar seikhlasnya
Walaupun pelanggannya sangat banyak, Jumali mengaku tidak pernah mematok harga, bahkan beberapa pasiennya tidak membayar karena berasal dari kalangan tidak mampu.
Dia menerima berapa pun bayaran yang diberikan.
Jumali mengaku pernah memijat ke Jember dengan mengendarai sepeda motor.
Pasiennya ternyata dua orang anak yatim piatu yang habis terjatuh dan tetangganya harus patungan untuk membayarnya.
"Nggak mungkin saya terima. Uangnya saya kembalikan.
Seharusnya saya yang ngasih mereka," katanya.
Baca: Ayah Puput Melati Tak Diizinkan Jadi Wali Nikah Putrinya dengan Guntur Bumi
Walaupun tidak pernah mematok harga, Jumali mengaku penghasilannya lebih dari cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.
"Cukup untuk bangun rumah, naik haji, beli mobil sama kuliah anak-anak."
"Kalau kasih tarif mungkin akan berlebihan, tapi saya nggak mau, itu sudah pesan dari kakek dan bapak saya."
"Kemampuan pijat harus bermanfaat buat orang lain, bukan malah dibuat bisnis," katanya.
Sementara itu Rukmini (59), istri Jumali mengatakan, agar suaminya bisa beristirahat, keduanya pergi ke Malang mengunjungi rumah salah satu anaknya.