Tukang Pijat Asal Banyuwangi Ini Sudah 'Go Internasional' Hingga Swedia
Kemampuannya memijat sudah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyangnya, dan Jumali adalah generasi ke lima.
Jika tidak, tamu yang berkunjung untuk pijat tidak pernah berhenti.
"Bapak nggak bisa nolak, kadang kasihan lihat bapak. Jadi biasanya saya sama bapak ke Malang untuk berlibur dua atau tiga hari, tapi saat balik ke Banyuwangi pasiennya sudah banyak yang antre, bahkan nginep," katanya.
Haji Jumali tidak sendiriam menangani pasien.
Dia dibantu oleh dua asistennya.
"Jika ada yang luka terbuka dan berdarah biasanya sama bapak disarankan dibawa ke rumah sakit lebih dahulu untuk dijahit," jelasnya.
Saat ini, di sekitar rumah haji Jumali ada beberapa tukang pijat yang merupakan kerabat dari Haji Jumali.
"Ada yang keponakan, saudara tapi kalau pasiennya parah ya dibawa ke sini karena saya yang paling tua di sini."
"Ada doa-doa yang dibaca khusus sebelum pijat, doanya untuk kaki atau untuk tangan tentu beda, dan itu diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang."
"Saya hanya perantara kesembuhannya, semua dari Tuhan" pungkasnya.