Hari Dharma Samudera

Tak Banyak yang Tahu, Inilah Sosok Putra Tutut Pemali yang Gugur Bersama Komodor Yos Sudarso

TAK banyak masyarakat Bangka Belitung (Babel) yang tahu, dalam peristiwa heroik itu salah satu putra terbaik Pulau Bangka turut gugur sebagai patriot

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Helikopter TNI AL bermanuver dekat KApal Perang TNI AL dalam uji ketangkasan memeriahkan Gelar Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL periode 2004-2014 di Dermaga Madura, Komando Armada RI Kawasan Timur. 

Tapi tekad dan semangatnya tak bisa diredam, ternyata tak disangka ia diterima sebagai anggota TNI AL.

Pemerintah RI di era pemerintahan Soeharto pun sempat menorehkan sebuah penghormatan bagi almarhum Sahabudin dengan menetapkan namanya dalam daftar deretan nama-nama pahlawan. Beragam penghargaan lainnya termasuk namanya pun sempat diabadikan sebagai salah satu nama gedung di Mako AL.

Pemrov Babel sendiri mengabadikan nama sang pahlawan sebagai salah satu nama GOR  di kompleks perkantoran Pemprov Babel.

 Pertempuran laut Aru terjadi saat Kapal Perang RI Macan Tutul, RI Harimau dan RI Macan Kumbang menghadapi kapal perang kerajaan Belanda yang lebih modern dan canggih.

Komodor Yos Sudarso yang saat itu menjabat sebagai Deputi Kasal, on board di atas RI Macan Tutul sebagai Senior Officer Present Afloat (Sopa).

Bersama awak kapal perang RI Macan Tutul guna melakukan misi operasi Dwikora pembebasan Irian Barat. Namun pada peristiwa tersebut, beliau akhirnya gugur sebagai kusuma bangsa.

KRI Macan Tutul yang melakukan patroli sekaligus misi pendaratan bagi sukarelawan asal Irian ke Kaimana itu berangkat bersama KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau, 3 kapal cepat torpedo yang dimiliki ALRI pada masa itu.

Misi itu merupakan bagian dari Operasi Trikora yang didengungkan oleh Bung Karno pada 19 Desember 1961.

Isi seruan itu ialah kibarkan Sang saka marah putih di Irian, Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, dan bersiaplah untuk mobilisasi umum guna menjaga persatuan dan kesatuan.

Pertempuran sengit sempat terjadi, saat Yos Sudarso mengambil oper pimpinan dan segera memerintahkan serangan tembakan balasan. Dengan tindakan seperti itu maka tembakan musuh terpusat pada KRI Macan Tutul.

Melalui Radio Telefoni, Yos Sudarso menyampaikan pesan tempurnya “Kobarkan Semangat Pertempuran” sesaat sebelum KRI Macan Tutul tenggelam.

Akhirnya Yos Sudarso beserta 25 awak kapal gugur sebagai kusuma bangsa. Diantara awak kapal yang gugur antara lain Kapten Memet dan Kapten Wiratno dan Putra Pulau Bangka Kelasi II Sahabudin.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved