Pantai Remodong, Pantai nan Eksotis di Utara Pulau Bangka yang Kini Terancam Tambang Laut

Ciri khas Pantai Remodong yang tak bisa ditemukan di pantai-pantai lainnya adalah adanya dua batu granit alami berukuran raksasa yang seolah terbelah

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
bangkapos.com/Iwan S
Pantai berpasir putih dan berair jernih dihiasi bebatuan granit di Pantai Remodong. 

BANGKAPOS.COM--Nama Pantai Remodong diujung utara Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akhir-akhir ini kembali mencuat kepermukaan menyusul masuknya ponton-ponton penambangan timah inkonvesional (TI) di wilayah tersebut.

"Hancur la tempat (Remodong) kami menjaring ikan, sekarang sudah ada enam ponton masuk ke Remodong. Bagaimana pemerintah dan aparat ini, tolong jangan biarkan TI apung sampai beroperasi di Remodong, hancur nelayan ini," ungkap nelayan Belinyu Hendri ketika menghubungi bangkapos.com Minggu (12/3/2017).

Baca: Ketua KUB Nelayan Belinyu Nyaris Diserang Pengurus TI Apung Pantai Remodong

Masuknya ponton-ponton penyedot pasir timah dari dasar laut ini bukan hanya mengkhawatirkan para nelayan, namun juga masyarakat luas.

Batu raksasa alami  yang seolah terbelah oleh jalan yang disebut Batu Gerbang di pintu masuk Pantai Romodong.

Batu raksasa alami yang seolah terbelah oleh jalan yang disebut Batu Gerbang di pintu masuk Pantai Re

modong. (bangkapos.com/Iwan S)

Pasalnya dampak penambangan timah di perairan itu dikawatirkan akan merusak pantai indah nan eksotis yang sudah kesohor sejak lama di Pulau Bangka tersebut.

Belum lagi dampak sosial yang akan timbul dan menjamurnya tenda-tenda penambang timah di sepanjang pesisir pantai.

Baca: Kapolsek Belinyu Minta Pihak Pro TI Apung Menarik Ponton-pontonnya Keluar dari Remodong

Bicara mengenai pesona pantai Remodong, keindahan alam di ujung Utara Pulau Bangka, tepatnya Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka ini memang luar biasa.

Meski jarang diberitakan secara masif, pantai ini sangat menyenangkan untuk dikunjungi.

Pengunjung yang pernah datang menikmati eksotisme pantai ini bukan hanya warga lokal Pulau Bangka saja, tetapi juga warga dari luar provinsi Babel bahkan dari luar negeri.

Lokasinya berada berdekatan dengan tempat wisata favorit warga pulau Bangka yaitu Pantai Penyusuk yang dihiasi Pulau Putri, Putat hingga Batu Dinding.

Di antara ketiga objek wisata pantai tersebut, pantai Romodong adalah pantai yang lebih dahulu tenar sebagai objek wisata pantai sejak lama.

Pantai ini pada era 90-an merupakan pantai favorit warga Bangka selain Pantai Matras dan Pantai Parai Tenggiri yang waktu itu masih bernama Pantai Hakok.

Ciri khas Pantai Remodong  yang tak bisa ditemukan di pantai-pantai lainnya adalah adanya dua batu granit alami berukuran raksasa yang seolah terbelah oleh jalan di pintu masuk pantai.

Batu ini oleh masyarakat setempat disebut dengan Batu Gerbang dan menjadi tempat selfi (foto diri) favorit para pengunjung.

Batu raksasa nan unik berbentuk kodok yang diasebut batu kodok di pantai Romodong.
Batu raksasa nan unik berbentuk kodok yang diasebut batu kodok di pantai Remodong. (bangkapos.com/Iwan S)

Di Remodong juga ada sebuah batu raksasa yang disebut Batu Kodok lantaran bentuknya mirip kodok dan ada phon kelapa bercabang dua.

Selain keunikan-keunikan Batu Gerbang, Batu Kodok dan kelapa bercabang dua, Pantai Remodong  terkenal berpasir putih dan berair jernih dan tenang lantaran tidak bergelombang.

Tak ayal-pantai ini menjadi tempat bermain yang mengasyikan bagi pengunjung.

Saking tenar dan ramainya dikunjungi wisatawan, pada tahun 90-an ada seorang pengusaha yang berani membangun belasan vila di pantai tersebut.

"Sekarang vila-vila itu sudah rata dengan tanah. Mungkin karena pengunjung berangsur sepi lalu tak sanggup lagi mengurusnya. Dulu yang mengurus vila itu warga di sini lah," ungkap Toha warga Remodong, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pesona Pantai Remodong saat ini seolah kembali bersinar dengan banyaknya wisatawan yang datang berkunjung pada hari-hari libur.

"Apalagi tahun baru tadi ramai sekali. Imbasnya warga bisa mengais rejeki dengan berjualan di sana," jelasnya.

Kini, akankah keindahan alam anugerah yang kuar biasa dari yang maha kuasa itu bakal hancur dengan alasan perut.

Kita tunggu ketegasan aparat dan kepedulian masyarakat Belinyu sebagai pemilik tempat tersebut.(*)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved