Pak Harto Punya 2.000 Pusaka dan 200 Paranormal untuk Membentengi Kekuasaannya

Konon sekitar 2.000 pusaka dimiliki Soeharto, di antaranya keris Keluk Kemukus yang membuat pemiliknya bisa menghilang

Editor: Iwan Satriawan
Dok. Facebook/Siti Hediati Soeharto SE
Postingan foto di akun Facebook Siti Hediati Soeharto SE. 

Seolah tak mau kalah dari Ronald Reagan, yang didampingi para dukun, Soeharto pun menghimpun sekitar 200 paranormal untuk membentengi kekuasaannya. Kesemuanya memberi nasihat spiritual dan peneropongan gaib.

Yakin dirinya dilingkari kekuatan gaib, pada Maret 1995 selaku Ketua Gerakan Non-Blok Soeharto berani datang ke Bosnia Herzegovina, yang waktu itu dilanda perang saudara.

Tak urung, setelah dua jam berada di Sarajevo, saat mau pulang, sebuah rudal meledak di luar landas pacu bandara. Apakah itu ditujukan untuknya, lalu ditangkis secara gaib, wallahu a’lam.

Pak Harto Sakti?

Pada 1984, Hj. Baiq Hartini membuka warung kecil di Kuta, Bali. Perempuan kelahiran Lombok 1956 ini berjualan ayam Taliwang. Mungkin cocok di lidah, warungnya cepat populer, sehingga dua tahun kemudian ia telah membuka tujuh gerai di Bali.

Seperti mimpi rasanya. “Pada 1990, ada utusan dari Istana Tampaksiring meminta saya memasak untuk acara di Istana.” (Istana Tampaksiring merupakan istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, terletak di Desa Tampaksiring, Ginyar, Bali).

Ia merasa tersanjung, rumah makan sederhana begini kok dipercaya menyiapkan makanan untuk para ajudan dan pengawal presiden. Ia agak heran, mengapa pemeriksaan dirinya begitu ketat

Selain petugas keamanan, intel, petugas kesehatan meneliti bahan makanan, dan sesudah makanan matang ada tim dokter dan petugas lab mencicipi masakan tradisional Lombok yang digelar prasmanan itu.

“Rupanya, itu acaranya ulang tahun perkawinan Pak Harto (Soeharto) dan Bu Tien (Siti Hartinah),” kisah ibu tiga anak itu. Saat itu ia merasa bersyukur bisa berhadapan dengan RI-1 dan keluarganya, bahkan tamu-tamu penting dan terkenal yang selama ini hanya bisa diihat di televisi.

“Maklum, saya kan orang kampung, tukang warung pinggir jalan, kok bisa ketemu langsung dengan presiden,” rasa bangga menggelegak dalam suaranya.

Ia melihat, pada jamuan makan saat itu, piring Pak Harto hanya berisi tahu dan tempe, agaknya berpantang kangkung. Sedang Ibu Tien berpantang tauge.

Selesai acara di Istana Tampaksiring, rombongan pindah ke kawasan pantai Sanur, di wisma Mr. Kajima. Baiq juga diminta menyiapkan makan malam. Dari dapur, bersama juru masak lain, ia melihat Soeharto masuk ke dalam kamar, dan mereka menunggu-nunggu, bagaimana penampilan Jenderal Besar itu sehari-hari.

Begitu yang ditunggu keluar kamar, mereka pun bergunjing. “Pak Harto hanya memakai kaus oblong putih dan sarung putih kotak-kotak coklat, juga memakai selop jawa. Santai sekali,” ujar istri Fathoni Akbar itu.

Soeharto memandangi para cucunya yang sedang asyik bermain di kolam renang. Karena sudah sore, para ajudan dan pengasuh sibuk meminta para cucu naik dari kolam renang. Dasar anak-anak, mereka tak mempedulikan anjuran itu.

Akhirnya Pak Harto sendiri yang turun tangan. Ia tiba-tiba kuncul di pintu sembari memanggil cucu-cucunya dan mengisyaratkan hari mau hujan seraya menunjuk ke langit.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved