Teror Bom di Kampung Melayu
Bom Meledak, Daging Punggung Mahasiswi Asal Brebes Terkelupas
Saat bom meledak, Susi mahasiswi asal Brabes, sedang menunggu bus di halte lokasi kejadian ledakan.
BANGKAPOS.COM, BREBES -- Susi A Fitriyani, warga RT 006 RW 001 Desa Karangsembung, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menjadi satu dari 15 korban ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (25/5/2017) malam.
Susi merupakan mahasiswi yang tengah menempuh studi di Universitas Azzahra Jakarta.
Mendengar anaknya menjadi seorang korban bom bunuh diri, orangtua Susi langsung berkemas untuk menuju ke Jakarta.
"Pihak keluarga sudah ke Jakarta tadi (Kamis) pagi sekitar pukul 07.00 WIB," kata Kapolsek Songgom, AKP I Wayan Pariharta, Kamis (25/5).
Baca: Fakta-fakta Mengerikan Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
Informasinya, perempuan berkerudung itu masih dirawat di Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta.
Susi dirawat setelah menjalani operasi cito atau tindakan operasi yang membutuhkan penanganan cepat dan tidak boleh ditunda.
Sekretaris Desa Karangsembung Priyo, telah berkomunikasi dengan keluarga serta teman Susi yang ada di Rumah Sakit Budi Asih.
"Saya mendapatkan penjelasan dari teman Susi yang mendampinginya di rumah sakit, bahwa saat kejadian, Susi hendak pulang dari kampus," kata Priyo.
Baca: Kisah Mengerikan Tukang Ojek Ketiban Bagian Tubuh Korban Bom Panci
Saat bom meledak, Susi sedang menunggu bus di halte lokasi kejadian ledakan. Menurutnya, Susi mengalami luka di bagian punggung dan lengan.
"Kulit dan daging di punggung dan lengannya terkelupas. Dia langsung menjalani operasi," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan bom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu. Polisi memastikan terjadi dua ledakan.
Bau menyengat diikuti asap
Polisi memastikan ada dua kali bom bunuh diri dalam peristiwa ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Ledakan itu telah menewaskan tiga orang anggota kepolisian yang sedang menjaga pawai obor.
Baca: Ini Identitas 2 Pelaku Bom Bunuh Diri Kampung Melayu
Kepala Divisi Humas Polri Ijen Setyo Wasisto mengungkapkan berdasarkan keterangan saksi, ledakan pertama terjadi pada pukul 21.00.
"Begitu mendengar ledakan pertama, saksi (anggota kepolisian) langsung lari mendekati TKP. Sampai di sana sudah ada bau menyengat dan asap tebal berwarna putih," ujar Setyo dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis.
Di lokasi, saksi yang juga merupakan anggota kepolisian melihat ada empat anggota polisi yang tergeletak.
Baca: Briptu Gilang Tak Kesampaian Kenalkan Kekasihnya ke Keluarga
Dua orang langsung dikenali yakni Bripda Yogi dan Bripda Taufan yang merupakan anggota Sabhara Polda Metro Jaya.
Sementara dua anggota lainnya tak sempat dilihat wajahnya. Saat saksi berusaha mengevakuasi rekannya itu, terdegar lagi ledakan kedua. Ledakan kedua terjadi hanya berselang 5 menit.
"Ledakan kedua sumbernya berasal dari lokasi yang berjarak sekitar 10 meter dari TKP pertama. Saksi merasa sakit di telinga karena tekanan udara yang begitu kuat, panik, dan langsung melapor ke Polres Jakarta Timur," ucap Setyo.
Baca: LAPAN: Awal Puasa dan Lebaran Idul Fitri 2017 Kemungkinan Besar Seragam
Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk potongan tubuh yang diduga pelaku, panci, paku, hingga gotri. Sementara pelaku masih diselidiki aparat kepolisian.
Dari ledakan tersebut, polisi mencatat ada tiga anggota kepolisian yang gugur dalam tugas.
Selain itu, ada 6 anggota kepolisian yang mengalami luka berat dan masih dirawat di rumah sakit.
Kepolisian sudah mengetahui identitas pelaku teror pengeboman di terminal Kampung Melayu, Rabu (25/5/2017).
"Kita sudah tahu nama perorangan tapi kita belum bisa menjelaskan secara resmi. Karena harus dicek DNA-nya dulu," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Iriawan usai menjenguk korban di RS Polri, Jakarta.
Baca: Gadis Makassar Terpaksa Nikah di Depan Jenazah Ayahnya yang Meninggal Saat Pasang Tenda
Iriawan hanya menyebut inisial pelaku, yakni AS dan I. Keduanya adalah laki-laki.
Menurut Iriawan, saat ini kedua jenazah pelaku sedang berada di ruang forensik RS Polri untuk diidentifikasi.
"Di (cek) DNA dulu supaya match, jangan sampai kita salah identifikasi," ucap Iriawan.
Iriawan menjenguk empat polisi yang menjadi korban teror bom Kampung Melayu, di Rumah Sakit Polri, Jakarta, Kamis (25/5).
Ia tiba di RS Polri sekitar pukul 2.16 WIB. Ia langsung memasuki gedung Dr Harjasamsurya tempat korban dirawat.
Baca: Artis Ganteng Ini Curhat Ibunya Sempat Ingin Bunuh Diri
Kepala bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RS Polri Dokter Kombes Yoyok Widarto sebelumnya mengatakan, empat polisi korban Kampung Melayu masih dirawat intensif oleh tim dokter spesialis bedah umum, bedah ortopedi dan bedah plastik.
"Keluarga sudah datang dan dalam proses penyembuhan. Saat ini sudah sadar. Relatif membaik saat ini," kata Yoyok.
Lima warga sipil yang menjadi korban dalam ledakan bom Kampung Melayu, kini sudah berangsur membaik. Mereka masih dirawat di rumah sakit.
"Kondisinya sudah baik, sudah bisa diajak bicara," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Umar Shahab di RS Premier Jatinegara.
Kelima warga sipil yang jadi korban dirawat di tiga rumah sakit berbeda.
Baca: Kulit Tetap Cantik Saat Puasa
Di RS Premier Jatinegara ada sopir Kopaja bernama Agung dan mahasiswi bernama Jihan.
Di RS Budi Asih, ada mahasiswi bernama Susi Afitriyani yang tangan kanan belakangnya sobek, dan Tatiek karyawan yang rusuk kanan dan lengan belakangnya robek.
Sementara itu, di RS Hermina, sopir Mikrolet bernama Damai menderita luka ringan di wajahnya. Umar mengatakan saat ini mereka sudah bisa diajak berkomunikasi.
"Ya pengakuan mereka jadi korban saja di lokasi," ujarnya. (mam/tim/kps)
Berita ini diterbitkan Tribun Jateng dengan judul: Mahasiswi asal Brebes Menjadi Korban Bom Kampung Melayu