Kisah Muntok White Pepper yang Terhimpit Timah dan Perkebunan Sawit

Bagi pelaku usaha lada, sawit adalah ancaman baru terhadap lada Bangka Belitung setelah tambang.

Editor: Iwan Satriawan
bangkapos.com
TANAMAN LADA - Perkebunan lada di kawasan Desa Cambai, Bangka Tengah, Selasa (21/3/2017). Badan Pengelola Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus berupaya meningkatkan kualitas lada agar mampu bersaing secara Internasional. Peningkatan tersebut dilakukan dengan memberikan serta penyaluran bibit lada dan penyuluhan ke masyarakat sebagai petani lada. 

Reformasi tahun 1998 melahirkan otonomi dan inisiatif pemerintah daerah. Salah satunya adalah menarik investasi besar-besaran di sektor perkebunan sawit yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi.

Hari Lada

Tak sulit menemukan kebun sawit di Bangka Belitung. Di sepanjang perjalanan dari Kota Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung, menuju Kabupaten Bangka Barat, perkebunan sawit menghampar, berselang-seling dengan karet, lada, dan permukiman warga, bahkan di Muntok, yang menjadi titik awal perjalanan sekaligus penanda kejayaan lada putih Pulau Bangka.

Keprihatinan itu melahirkan komitmen petani. Pada 26 Mei 2015, sebanyak 1.400 petani lada di Bangka Barat berkumpul untuk menyatakan komitmen mengembalikan kejayaan lada.

Tanggal itu yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Lada di Bangka Belitung.

Sejak penandatanganan komitmen, pemerintah daerah membuat payung hukum untuk melindungi petani lada dari berbagai gangguan melalui Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 47 Tahun 2015 tentang Sistem Budidaya Tanaman Lada sesuai Good Agriculture Practice (GAP).

Tujuannya, antara lain, memacu hasil guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, memperluas kesempatan kerja, sekaligus memperbesar ekspor lada.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Barat Azmal AZ menyatakan, pemerintah daerah melakukan beberapa hal untuk meningkatkan produksi, antara lain memperluas areal tanam dengan memberikan bibit unggul, membantu pengendalian hama dan penyakit, serta memasukkan materi lada dalam pelajaran di sekolah untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan generasi muda.

Upaya lain ditempuh BP3L, petani, dan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung dengan mengusulkan penerbitan sertifikat indikasi geografis (SIG) untuk lada putih Bangka Belitung guna melindungi, mengembangkan, sekaligus mendongkrak daya saing di pasar global.

Usulan disampaikan ke Kementerian Hukum dan HAM tahun 2009. Pada 2010, Bangka Belitung mengantongi SIG dengan nama Lada Putih Muntok atau Muntok White Pepper. (MUKHAMAD KURNIAWAN/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN/RHAMA PURNAJATI)

Berita ini sudah tayang di harian Kompas dengan judul "

Adu Kuasa Tiga Komoditas"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved