Kisah Hamka dan Pramoedya Bersimpang Jalan, Tak Diduga Islam yang Menyatukan Keduanya
Panasnya api perseteruan tak selamanya abadi. Kadangkala keyakinan yang sama mampu mendamaikannya.
Setelah mengetahui maksud kedatangan Astuti, tanpa sedikit keraguan, Hamka langsung meluluskan permohonan sang tamu.
Ia membimbing Daniel Setiawan, calon menantu Pram membaca dua kalimat syahadat.
Hamka lantas menganjurkan Daniel untuk segera berkhitan dan menjadwalkan untuk mempelajari Islam dengannya.
Baca: Tak Sanggup Beli Al Quran, Anak Yatim Ini Menangis, Begini Kisah Hidupnya yang Bikin Sedih
Sepanjang pertemuannya dengan putri sulung Pram itu, Hamka tak sekalipun menyinggung persoalannya dengan Pram beberapa tahun silam.
Salah seorang teman Pram, Hoedaifah Koeddah, sempat menanyakan alasannya mengirim calon menantunya kepada Hamka untuk mempelajari Islam.
Pram pun menjawab dengan penuh ketegasan.
Baca: Hanya dengan Sentuhan, Wanita Ini Bisa Langsung Orgasme Bahkan Berkali-kali, Begini Caranya
"Masalah paham kami tetap berbeda, saya ingin putri saya yang muslimah harus bersuami dengan laki-laki seiman. Saya lebih mantap mengirim calon menantu saya belajar agama Islam dan masuk Islam kepada Hamka," tutur Pram seperti dikutip dalam buku Ayah, karya Irfan Hamka.
Hoedaifah pun sempat menuliskan cerita tersebut dalam majalah Horison edisi Agustus Tahun 2006.
Baca: Kisah Bidan Cantik Bantu Persalinan, Hampir Pingsan Usai Bayi yang Dikeluarkan Jadi Begini
Dia melihat tampaknya kisah Pram yang mengirim calon menantunya kepada Hamka, sekaligus menunjukan permintaan maafnya.
Hamka yang langsung menerima maksud kedatangan Astuti pun secara tak langsung menunjukan sikap memaafkan.
Baca: Sering Tak Sarapan Selama 10 Tahun, Dokter Temukan Benda Mengejutkan di Perut Wanita Ini
Dia bahkan bersedia membimbing calon menantu Pram itu untuk mendalami agama Islam.
Ya, pada akhirnya Islam jualah yang mendamaikan keduanya.
(Rakhmat Nur Hakim/Kompas.com)