Terungkap Fakta Dokumen Terpendam Singapura, Pejuang Mandailing dan Batak yang Terlupakan Sejarah
Sumber senjata para pejuang kita di Sumatera Utara ada dua, pertama senjata Jepang yang menyerah pada Sekutu yang "dihadiahkan..."
Kedua, hasil menyelundupkan senjata dari Singapura yang dilakukan para pejuang yang namanya tidak dikenal.
Baca: Pekerjaan ini Teraneh di Dunia, Nomor 5 Pasti Nggak Pernah Kamu Bayangkan!
Saya baru saja mendapatkan sebuah dokumen yang dikeluarkan di Singapura tahun 1948.
Dokumen ini disusun dan didokumentasikan oleh Syamsudin Lubis dan S.L. Tobing, keduanya pelaku dan saksi sejarah masa itu.
Baca: Wow, Jackie Chan Ternyata Pernah Main Film Porno Ini Buktinya!
Dalam dokumen itu diperlihatkan bagaimana Singapura yang diduduki Inggris merupakan pusat keberadaan senjata gelap yang banyak dimasukkan ke Sumatra.
Dalam dokumen ini diperlihatkan foto foto dan klipping koran, juga arsip surat surat penting berkaitan dengan penyelundupan senjata dari Singapura ke Sumatera periode 1945-1948.
Baca: Nggak Nyangka, Si Istri Miliki Rambut Rapunzel, Sang Suami Lakukan Hal Tak terduga Ini
Baca: Astaga, Pria Ini Langsung Makan Ayam Kriyuk Pakai Sabun Colek Usai Ditilang karena Telat Bayar Pajak
Muncul nama nama yang tidak dikenal terdiri antara lain dari nama nama orang Mandailing dan Batak : Ibrahim Lubis, Djohan Hutapea, Dasuki, Sutan Hutagalung, Hadji Idris, Dawi Nasution, Herman Simandjuntak, Panangian L.Tobing.
Adakah yang memiliki informasi lebih dalam tentang tokoh tokoh ini? Dalam dokumen ini baru nama foto dan sekilas perjuangannya saja yang tertera.
Baca: Sakitnya Tuh di Sini, Beginilah Perlakuan yang Diterima Sang Mantan Pacar Jelang Kahiyang Menikah
Riset sejarah tentang keberadaan mereka dan gerakannya belum dilakukan.
Nama nama tokoh yang terlibat dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia di Singapura ini memperlihatkan berlangsungnya perjuangan lintas etnik, pejuang Mandailing dan Batak bersatu untuk memperjuangkan selamatnya sebuah nation (negara).
Baca: 4 Seleb Indonesia Ini Berhasil Go Internasional, Penggemarnya Ada yang Lebih Radikal dari ISIS