Hut Korps Brimob
Bapak Brimob M Jasin, Tak Tergoda Berkilo-kilo Emas dan Permata Saat Tunaikan Tugas
Melihat emas dan berlian yang melimpah ruah itu Jasin tak tergoda. Sebenarnya bisa saja dia mengambil benda berharga tersebut
Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM--Hari ini 14 November 2017, jajaran Korps Brimob memperingati hari jadinya yang ke 72.
Berbicara mengenai Brimob tentu tak bisa di lepaskan dari kepolisian Republik Indonesia.
Ada anekdot yang kini sudah tak asing lagi terdengar soal polisi.
Katanya, hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng Imam Santoso.
Ternyata dalam sejarahnya, pimpinan Polri bukan hanya Jenderal Hoegeng saja yang dikenal karena kejujurannya.
Ada cerita lain soal sosok polisi jujur dan berani yaitu kisah pendiri Korps Brimob Komjen Pol Mohammad Jasin.
Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Muhammad Yasin (lahir di Baubau, Sulawesi Tenggara, 9 Juni 1920 dan meninggal di Jakarta, 3 Mei 2012pada umur 91 tahun).
Muhammad Yasin menghembuskan nafas terakhir pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012 pukul 15.30 WIB.
Almarhum tutup usia dalam usia 92 tahun di RS Polri Kramat Jatim dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Satu-satunya Pahlawan Nasional dari jajaran kepolisian ini dikenal dengan kejujurannya dan bahkan tak tergiur emas dan permata rampasan perang yang jumlahnya berkilo-kilogram yang ada dalam kekuasaannya.
Dikutip dari ntmcpolri.info, ceritanya pada penghujung tahun 1945, berbarengan dengan Pertempuran 10 November, situasi di Surabaya panas.
Persaingan antar satuan dan tokoh-tokoh militer memanas. Walau sama-sama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Republik Indonesia, saling bunuh atau saling culik biasa terjadi.
Motifnya sepele, soal pribadi atau berebut pengaruh.
Saat itu Komandan Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR) Karesidenan Surabaya, Mayor Sabarudin sangat ditakuti.
Kelakuan Sabarudin ini ibarat koboi. Enteng saja dia menembak mati dan memenggal orang-orang yang dianggapnya mata-mata Belanda. Sabarudin juga dikabarkan mengkorupsi dana perjuangan.