Kisah Fritz Christen, Sendirian Tewaskan 100 Prajurit dan Hancurkan 13 Tank Uni Soviet
Fritz sendirian sukses menewaskan lebih dari 100 prajurit dan menghancurkan 13 buah tank Uni Soviet
Pada pertengahan September, unit tempat Fritz bertugas sudah berada di Distrik Demyansk, Novgorod sekitar 480 kilometer sebelah barat laut Moskwa.
Pada 21 September, intelijen Jerman mendapatkan informasi bahwa sebuah ofensif besar-besaran Uni Soviet sedang mengarah ke posisi tentara Jerman.
Unit yang akan menghadapi serangan Uni Soviet itu adalah pasukan Frits Christen.
Mereka kemudian menggali parit pertahanan di hutan-hutan di luar desa Lushno menanti datangnya serangan.
Serangan itu terjadi pada 24 September pagi. Fritz saat itu bertugas dengan senapan mesin anti-tank berkaliber 50 milimeter di sisi hutan di ujung utara desa Lushno.
Di kemudian hari Fritz mengatakan, cuaca dingin Uni Soviet yang menggigit ternyata lebih membuat para prajurit Jerman ketakutan ketimbang ofensif Tentara Merah.
Meski demikian tentara Jerman amat yakin mereka bisa memenangkan pertempuran dengan mudah.
Saat fajar menyingsing, rasa percaya diri Jerman memudar saat melihat gerak maju tentara Uni Soviet.
Mereka melihat barisan tank kelas menengah T-84 bergerak ke arah parit-parit Jerman.
Sementara di belakangnya, ribuan pasukan infantri bergerak untuk membersihkan apa yang tak bisa dihancurkan tank.
Sebelum matahari benar-benar terbit, barisan tank Soviet memulai hujan peluru. Dengan hanya pepohonan dan parit yang menjadi pelindung, Fritz dan pasukannya benar-benar merupakan sasaran empuk.
Fritz kemudian menembakkan senapan anti-tanknya, sementara rekan-rekannya satu persatu berjatuhan tewas atau terluka.
Fritz sebenarnya berhasil menghancurkan lima atau enam tank. Namun, hal tersebut tak mampu membuat mengusir pasukan Uni Soviet.
Fritz lalu memanggil nama rekan-rekannya, tetapi tak ada jawaban. Saat dia sadar semua rekannya sudah tewas, Fritz kemudian menggali parit di sekitar senapan mesinnya.
Beruntung tak ada peluru yang jatuh tepat di posisinya hingga ofensif itu berakhir pada Malam hari.