Tak Disangka Ini Nama Calon Buah Hati Guru Idola yang Tewas Dianiaya Muridnya

Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torju, Sampang, yang tewas dianiaya muridnya sendiri.

Editor: fitriadi
Facebook
Ahmad Budi Cahyono dan istrinya Sianit Sinta. 

BANGKAPOS.COM, SAMPANG - Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torju, Sampang, yang tewas dianiaya muridnya sendiri tak akan bisa melihat wajah anaknya yang kini masih ada di dalam kandungan sang ibu.

Saat ini, Sianit Sinta (23), istri guru Seni Rupa itu memang sedang mengandung janin. Usia kandungannya sudah memasuki bulan kelima. 

Ditemui di kediamannya, Sianit mengatakan bahwa hingga saat ajal menjemput, mendiang suaminya itu  belum memikirkan soal nama si jabang bayi. 

Hal ini berbeda dengan saat Sianit pertama kali mengandung. 

Baca: Siswa yang Aniaya Guru Idola Hingga Tewas Dijuluki Pendekar Oleh Teman-temannya

Kata perempuan berjilbab itu, pada kehamilan pertama, dia memang sempat mengandung bayi kembar. Manun jabang bayi itu meninggal di dalam kandungan. Padahal, mendiang Budi sudah jauh-jauh hari menyiapkan nama. 

Sebelum Pingsan, Guru yang Tewas Dianiaya Murid Sempat Yakinkan Sang Istri Bahwa dia Baik-baik Saja

Istri Guru yang Tewas Dianiaya Siswa Pernah Alami Hal Memilukan, Maafkan Ayah Bunda, Curhatnya

Baca: Terungkap Begini Kronologi Lengkap Siswa Pendekar Gebuk Guru hingga Tewas

“Tidak sempat memikirkan nama calon bayi mas, kalau dulu di kandungan pertama sudah siap nama jauh-jauh hari,” ujar Sianit saat ditemui di kediamannya, Dusun Jrengik Laok, Desa Jrengik, Sampang.

“Saat hamil pertama, Mas Budi menyiapkan nama ‘Azil Al-Jazil’, tapi karena yang lahir kembar dan meninggal, akhirnya diganti Abdul Rohman Rohim,” imbuhnya

Baca: Ternyata Begini Kelakuan Siswa Pendekar yang Aniaya Guru Hingga Tewas di Sekolahnya Selama Ini

Sementara, saat ditanya rencana nama untuk calon bayinya kali ini, Muji, ayah Sianit berharap bahwa nama cucunya kelak sama dengan nama sang ayah. 

“Ya nama seperti nama bapaknya saja lah mas,” terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun itu. 

Sebelum Ajal Menjemput, Budi Lakukan Hal Tak Biasa

Sianit menyebut bahwa dirinya tak punya firasat apapun jelang kematian suaminya. 

“Tidak ada firasat apa-apa, sehari sebelum Mas Budi hanya potong rambut, malamnya sempat asik melihat gerhana Bulan,” kenang Sianit. 

 Meninggalnya Ahmad Budi Cahyono (27), guru seni rupa SMAN 1 Torjun seolah meninggalkan duka mendalam bagi istrinya Sianit Sinta. 

Wanita berusia 23 tahun ini seolah tak percaya suaminya meninggal karena dianiaya muridnya sendiri.

Baca: Begini Nasib Siswa Penganiaya Guru Idola Hingga Tewas, Netizen Pun Naik Pitam

Ditemui di kediamannya, Jumat (2/2/2018), mata perempuan itu masih terlihat sembab.

Kepada Surya, Sianit mengatakan bahwa sepulang dari sekolah, suaminya itu melakukan hal yang tak biasa.

“Sepulang dari sekolah, Mas Budi salat, setelahnya duduk bersenderan di tembok kamar,” kata Sianit.

Guru yang Tewas di Tangan Muridnya Cuma Digaji Rp 600 Ribu Sebulan, Kondisi Istrinya Memprihatinkan

Baca: Pelukis Jalanan Tewas Dililit Piton Kesayangannya, Awalnya Iseng Lilitkan Ular di Lehernya

Menurut Sianit, tak seperti biasanya suaminya itu melaksanakan salat di rumah. Biasanya, Budi, sapaan akrab suaminya tersebut, salat di sekolah.

Di Kamis (1/2/2018) yang kelabu itu, usai salat, guru Budi langsung duduk bersender dinding dalam posisi bersila.

Kemudian Sianit memanggilnya dan mengajak untuk makan siang. Nah, saat hendak merespon panggilan istrinya itulah, Guru Budi yang mencoba bangkit dari duduknya, muntah.

“Saya panggil Mas Budi untuk makan siang, tapi saat bangun, tubuhnya goyang, dia muntah, dari mulutnya keluar cairan bening,” tambah perempuan yang sedang mengandung usia lima bulan itu.

Sianit juga menerangkan, saat ditanya, Guru Budi mengaku dipukuli muridnya di sekolah.

Kepada Sianit, mendiang mencoba meyakinkan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.

Namun apa yang dia katakan tak sesuai kenyataan. Sesaat setelah mengatakan hal tersebut, Guru Budi pingsan, ambruk tak sadarkan diri.

Sianit akhirnya minta bantuan warga sekitar untuk membawa suaminya tersebut ke Puskesmas Jrengik, Sampang.

Namun karena kondisinya semakin kritis, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Di rumah sakit milik Pemprov Jatim itulah akhirnya Guru Budi mengembuskan nafas terakhir. (Surya)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved