Ternyata Rambut Wanita Dijual Mahal Lho, Sampai Rp2,1 Juta!
Kalau Anda berkunjung ke Myanmar, Anda akan melihat bahwa perdagang di Myanmar sangat variatif.
Untuk merayakan Thingyan, para wanita di Myanmar banyak memilih menjadi biarawati selama kurang lebih 10 hari.
Saat itulah para wanita akan menjual potongan rambut mereka untuk mendapat sejumlah uang dan sebagian dari uang itu akan disumbangkan ke kuil Buddha.
Para pedagang di pasar Insein mengatakan alasan wanita ingin menujual rambut mereka sangat bervariasi.
Beberapa orang menjual rambutnya murni untuk mendapat uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ada juga wanita yang merasa gerah karena memiliki rambut panjang.
Bagi para wanita di Rakhine, salah satu wilayah termiskin di Myanmar, rambut dipandang sebagai sumber penghasilan yang pasti.
Meski sudah banyak wanita Myanmar yang menjual rambut mereka, rupanya ini tak pernah cukup memenuhi permintaan pasar.
Terlebih lagi, sudah cukup sulit mencari rambut yang panjang dan berkualitas bagus saat ini.

Banyak wanita yang mulai suka memiliki rambut yang pendek dan menolak memanjangkannya lebih dulu.
Menurut para pedagang, orang-orang Myanmar semakin modern dan kaya sehingga mereka mulai mewarnai rambut mereka.
Padahal, rambut yang telah diwarnai atau terpapar bahan kimia tidak layak lagi dijual.
Rambut seperti itu sudah kehilangan kelembutan alaminya dan harga jualnya turun drastis.
Pedagang rambut di Myanmar harus memutar otak agar bisa memenuhi permintaan pasar dunia.
Mereka membeli rambut dari Bangladesh dan mencampurkannya dengan rambut asli Myanmar agar tetap lembut dan bercahaya.
Wah, ternyata potongan rambut saja bisa laku keras di Myanmar, ya!