Menguak Fakta Tradisi Sati yang Sadis hingga Ribuan Janda Bakar Diri Sendiri di Samping Jasad Suami

Setiap budaya memiliki cara sendiri untuk menghadapi kematian.Di Indonesia sendiri kita mengenal beberapa tradisi kematian

Editor: M Zulkodri
Culture Trip
Ilustrasi Sati 

Dia menulis bahwa seorang wanita Brahmana ( satu kasta sosial tertinggi) seharusnya tidak mengikuti suaminya ke dalam kematian.

Ini mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa para Brahmana adalah pemimpin komunitas, pemilik tanah utama, dan kematian dua orang semacam itu pada saat yang sama akan menyebabkan kekacauan.

Ini juga bisa menjadi perlindungan terhadap anak-anak yang membunuh ayah mereka untuk warisan.

Kemudian lagi, itu mungkin hanya kasus kelas atas yang mengatakan kepada kelas bawah, "Ya, itu bukan untuk kita."

Baca: Masih Jomblo Ganteng dan Tajir, Begini Sosok Sepupu Raffi Ahmad Memiliki Rumah Bak Istana

5. Sudah menjadi kontroversial sejak waktu yang lama

Ilustrasi Sari
Ilustrasi Sati (ranker.com)

Mungkin adil untuk mengatakan bahwa sebagian besar umat Hindu sekarang kurang mendukung sati.

Pertama, karena bunuh diri dilarang oleh agama Hindu, langsung mendapatkan satu karma buruk dan menghukum seseorang untuk menjadi tidak menarik di kehidupan selanjutnya.

Itu juga sebelumnya dilarang oleh tradisi Veda.

Gerakan Virashaiva abad ke-12 berusaha untuk melarangnya sepenuhnya.

Baca: Jangan Dibuang Ini 5 Manfaat Biji Jeruk yang Jarang Diketahui

Ketika Inggris akhirnya melakukan pelarangan sati di India pada 1861, itu sebagian besar atas permintaan penduduk setempat.

Menurut satu sensus yang diambil pada 1829, sekitar 600 tindakan sati masih dilakukan setiap tahun.(*)

(TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved