Bule Ngamuk hingga Obrak-abrik di Kantor Konjen Swiss di Denpasar, Petugas Terpaksa Lakukan Ini
Bule Mengamuk hingga Obrak-abrik Kantor Konjen Swiss di Denpasar, Petugas Terpaksa Membiusnya
Nyoman Karang menambahkan, beberapa hari yang lalu dari kantor Kedubes Swiss di Jakarta menghubungi saksi lewat telepon bahwa pelaku sudah ada di Jakarta dan diberitahu bahwa pengurusan/proses pembuatan paspor baru butuh waktu dan itu sudah sesuai prosedur.
• Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok dan Ditikam 5 Lubang, 1 Tikaman di Dada & Lengan, 3 Kali di Kepala

Akan tetapi pelaku tidak sabar dan sempat ribut.
Dari keterangan Staf Kedutaan Swiss Ulrike Kelle, kata Nyoman Karang, dua hari yang lalu istri pelaku juga datang ke kantor.
Sang istri mengatakan bahwa paspor pelaku sebetulnya masih ada di rumah di Buleleng.
Disebutkan oleh si istri bahwa pelaku sedang mengalami depresi atau tekanan jiwa.
Pada Kamis siang kemarin, Peter Hugo kembali datang ke kantor Konjen Swiss dan kini dia mengeluh tidak punya uang untuk pengurusan paspor.
Konsulat menyarankan untuk sabar dan tenang serta akan memberikan solusi agar bisa diselesaikan permasalahan ini.
• Pria Pengangguran Ini Tak Sengaja Temukan Harta Karun, Lalu Mendadak Kaya dan Langsung Beli Rumah
Tiba-tiba pelaku langsung keluar dengan alasan mencari makan.
Selang beberapa menit pelaku datang dan masuk ke ruangan minta kopi kepada salah satu staf konsulat yang pada saat itu sedang duduk dekat pelaku.
Tiba-tiba pelaku menyiramkan kopi ke saksi di bagian kepala saksi serta mendorongnya.
Kemudian saksi berusaha ke luar ruangan untuk menyelamatkan diri, tetapi pelaku mengejar saksi hingga ke luar.
Kemudian pelaku masuk lagi ke dalam kantor dengan melempari lonceng di dalam kantor hingga lonceng pecah dan mengenai almari arsip.
Pelaku juga mengobrak-abrik barang-barang yang ada di ruang staf.
Saksi akhirnya menghubungi staf Konjen lainnya, yang saat itu sedang berada di luar kantor.
• Terlihat Bugar, Ustaz Arifin Ilham Kembali Tiba di Rumah, Begini Suasana Kedatangannya
Keterangan dari staf Konjen, Gerhard L Nutz, waktu itu dia dihubungi oleh staf konsulat lainnya bahwa ada orang ribut ribut.