Paspampres Nyaris Adu Tembak di Lift Ketika Kawal Presiden Soeharto, Begini Kisahnya
'Warisan (daripada) Soeharto' penerbit Kompas tahun 2008, Jenderal TNI tersebut tak lain adalah Letnan Jenderal (Letjen) TNI Sjafrie Sjamsoeddin
Para pengawal PM Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres RI lainnya.

Karena para pengawal Perdana Menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres RI, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.
Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.
Dia hendak menempelkan moncong senjata mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal PM Israel itu.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas, lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.
"Sorry I understand it."
Kata itulah kemudian terlontar dari mulut pengawal PM Rabin, hingga mengakui kesalahan dan arogansinya.
Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu.
Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol keamanan Paspampres RI.
Mereka kemudian dikawal menemui Presiden Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.
Kunjungan Presiden Soeharto ke Belanda