Berita Sungailiat

Dari Hasil Menabung Penghasilan Jualan Baju Bekas, Rosmah Bersyukur Bisa Naik Haji

Setiap harinya Rosmah (72) bekeja dari pagi hingga sore hari untuk berjualan pakaian bekas dari kampung ke kampung yang berada di Kecamatan Riausilip

Penulis: Riki Pratama | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Riki Pratama
Rosmah warga Desa Pemali yang berhasil naik haji dari hasil berjualan baju bekas foto diambil, Rabu (10/7/2019). 

BANGKAPOS.COM-- Setiap harinya Rosmah (72) bekeja dari pagi hingga sore hari untuk berjualan pakaian bekas dari kampung ke kampung yang berada di Kecamatan Riausilip.

Bertahun-tahun Rosmah yang akrab disapa Ros ini menjalani profesinya sebagai penjual pakaian bekas. Hasil dari menjual pakaian bekas itulah menjadi penompang biaya hidup dan menabung untuk bisa naik haji.

Dilihat dari penghasilanya yang tidak menentu, tidak menyurutkan langkah Ros untuk terus berusaha agar bisa membantu menghidupi anak dan suami yang sedang sakit saat itu.

Modal niat yang kuat serta ketekunannya membuat setiap langkah Ros, yang berat terasa ringan, dengan penuh doa, setiap harinya ia beranjak dari rumah untuk mencari nafkah menjual baju bekas.

Ditemui di kediamanya, di Desa Pemali, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Ros menceritakan perjuangannya menjual baju bekas dari kampung ke kampung.

Saat bercerita Ros tak kuasa menahan air mata yang jatuh ke pipinya. Dia merasa tak kuasa mengenang perjuangan hidupnya saat itu.

Tetes bening disudut matanya yang mengalir mengungkap kesedihan yang dirasakannya. Dengan jilbab yang dipakai Ros mengusap air mata dan menutupi wajahnya menahan kesedihan. Dia terlihat sedih, namun berusaha kuat menceritakan perjuangannya bisa naik haji dengan penghasilan dari berjualan baju bekas.

Istri dari almarhum Basirin Durasit ini, mengatakan jualan baju bekas digelutinya. Dari rumah ke rumah ia mencari pakaian bekas yang masih layak pakai untuk dijualnya. Harga jualnya juga tak seberapa trekadang hanya dihargai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu satu bajunya.

Pekerjaan berjualan baju bekas seperti daster, seprai, baju kaos, celana jeans, itu bajunya diambil di rumah nelayan yang ada baju bekas, yang ditukar dengan panci-panci dengan sistem barter. Baju bekas itu dijual, ke kampung kampung seperti ke Mapur, Aik Abet di Kecamatan Riausilip," ungkap Rosmah.

Hasil dari jualan baju bekas tersebut, kata Ros, tidak menentu dari Rp 100 ribu hingga Rp 30 ribu setiap harinya, ia dapatkan namun dari hasil itu ia berbagi untuk beli beras, menabung serta kebutuhan lainnya.

"Saya jualan sudah sejak 1995 hingga saat ini masih jualan, namun sekarang bajunya tidak bekas, tetapi baru, dan jualannya tidak jauh hanya disekitar sini saja,"ungkap ibu enam orang anak ini, yang semuanya telah menikah.

Ros mengatakan, penghasilan dari berjualan baju bekas itulah yang bisa menaikan haji dirinya pada tahun 2019 ini, dari hasil ia menabung kurang lebih sembilan tahun  berhasil menunaikan rukun islam ke lima itu.

"Saya berangkat dari pagi hingga sore naik mobil angkot, kadang juga saya tidak pulang, tidur di rumah teman di kampung, tidak hanya itu saya juga ngambik upah misal ada yang ingin memetik sahang di kampung, dan orang kampung baik-baik, saat jual baju selain beli baju, saya juga di berikan beras, mungkin mereka melihat kasihan,"cerita Rosmah yang terlihat tak kuasa, menahan air matanya.

Ros menjelaskan dengan kondisinya hidup sendiri tanpa suami, ia mampu terus berusaha menabung mewujudkan niatnya naik haji ke tanah suci.

"Suami saya telah 25 tahun meninggal, tetapi dari hasil jualan bisa kebutuhan, seperti gula, lauk, beras, kalau tidak ada saya beli, selain itu sedikit ada juga saya beli emas, kumpul sampai 180 mata harganya Rp 30 juta, baru saya setor awal Rp 25 juta, tahun 2011 lalu, dan alhamdulilah jadi berangkat tahun ini," tuturnya..

Dengan bisa berangkatnya ke tanah suci, kata Ros, ini membuktikan rejeki yang diberikan oleh Allah, walau dengan pekerjaan menjual pakaian bekas mampu dan bisa berangkat ke tanah suci.

"Ada cita-cita tadi, niat mau ke tanah suci Mekah dari Bismilah, akhirnya sampai ke tujuan ke tanah suci, walau hidup sendiri, anak-anak sudah menikah semua, ini karena campur tangan Allah yang memberikan rejeki, melihat saya mungkin yang susah payah hidup dengan kondisi suami sakit dan menghidupi anak waktu itu," ungkap Ros bahagia. (Bangkapos.com/Riki Pratama)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved