Kisah Gadis Dicuci Otak dan Layani Nafsu Pemimpin Aliran Sesat, Awalnya Orangtua yang Ikut-ikutan

Seorang gadis memberikan pengakuan tentang pengalamannya saat menjadi budak nafsu

Editor: Alza Munzi
ABC
Ilustrasi 

BANGKAPOS.COM - Sejak berusia 13 tahun, dia mengalami pelecehan oleh pemimpin kelompok aliran sesat.

Awalnya orangtuanya yang ikut kelompok tersebut.

Perempuan yang kini berusia 28 tahun menceritakan pengalaman kelamnya.

----------

Seorang gadis memberikan pengakuan tentang pengalamannya saat menjadi budak nafsu sebuah kelompok aliran sesat.

Dilansir dari SUAR dalam artikel 'Memilukan, Inilah Kisah Seorang Gadis yang Dilecehkan demi Eksperimen oleh Pemimpin Kelompok Aliran Sesat di Australia', gadis asal Adelaide, Australia ini mengaku pernah jadi budak nafsu kelompok aliran sesat saat umurnya masih belasan tahun.

Gadis yang kini telah berusia 28 tahun itu menjadi 'tumbal' demi eksperimen seorang pemimpin aliran sesat di pedalaman Australia.

Dilansir dari Mirror.co.uk (25/8/2019), gadis ini menceritakan bagaimana dirinya dijadikan budak nafsu oleh pemimpin kultus di pedalaman Australia.

Kala itu gadis yang tak mau disebutkan namanya ini masih berusia 13 tahun.

Dia menjadi korban dari seorang pemimpin aliran sesat bernama James Gino 'Taipan' Salerno.

Salerno adalah seorang pria yang membentuk Kelompok Lingkungan Manusia Ideal sebagai percobaan yang dia klaim untuk menemukan cara terbaik di mana manusia seharusnya hidup.

Dalam kultus yang Salerno pimpin, ada struktur hierarkis di mana perempuan dicuci otaknya dan diharapkan untuk memenuhi kebutuhan para lelaki.

Kronologinya berawal saat orangtua gadis ini bergabung dengan kelompok yang dimpimpin Salerno, yang berbasis di rumah Arbury Park, Adelaide, Australia.

Kemudian, sejak berusia 13 tahun, gadis itu diperlakukan seperti budak pribadi oleh Salerno, seperti harus menyajikan buah matang, menyiapkan air untuk mandi pada suhu yang tepat, menyiapkan makanan, mencuci, juga membuka pintu untuknya.

"Saya merasa seperti hanya sepotong daging yang digunakan Taipan kapan dan di mana dia inginkan," katanya.

"Aku merasa seperti dicuci otak, diremehkan, dan dikucilkan," sambungnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa Salerno pernah mengatakan bahwa apa yang diperintahkan kepadanya adalah tugasnya demi menjadikan gadis itu seorang wanita.

Pada saat itu, para pengikutnya tidak berpikir tindakan salerno salah, karena dia meyakinkan mereka bahwa niatnya baik dan mereka harus mencoba untuk menirunya.

"Saya tahu itu salah, tetapi saya tidak punya tempat untuk pergi. Saya sangat takut. Dan sekarang, saat melihat ke belakang, saya benar-benar berharap (saat itu) saya memiliki keberanian untuk keluar dan melawannya," ungkap gadis itu.

Gadis yang kini telah berusia 28 tahun itu juga mendapat pelecehan dari Salerno selama dua setengah tahun.

Gadis itu baru bisa lolos dari aliran sesat itu pada 2009 silam, kemudian melaporkan pria pemimpin kultus ke polisi pada 2012.

Salerno pun dinyatakan bersalah atas 8 tuduhan pelecehan terhadap wanita.

Hakim Pengadilan Distrik Australia Selatan, Paul Slattery, mengatakan kepada pengadilan saat penjatuhan hukuman, bahwa Salerno menyalahgunakan kekuasaannya.

Salerno pun akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun.

Bahkan, meski telah dinyatakan bersalah, Salerno masih mengajukan banding atas keyakinannya.

Dokter Lecehkan Pasien Saat dibius

Di kasus lain, seorang dokter bedah terjerat sejumlah kasus asusila yang melibatkan ratusan pasien anak-anak dalam kurun waktu 30 tahun

Dilansir dari The Sun via Tribun Wow dalam artikel 'Dokter Bedah Diduga Cabuli Ratusan Pasien Anak selama 30 Tahun saat Melakukan Praktik Kesehatan', bahkan tindakan asusila sang dokter dicatat dalam buku hariannya

Dokter bedah yang bernama Joel Le Scouarnec (66) itu diduga telah melecehkan hingga menggauli pasien anak laki-laki maupun perempuan saat mereka masih dalam pengaruh obat bius.

Saat proses penyelidikan berlangsung, pihak kepolisian mendapati bukti sebuah buku harian milik Joel Le Scouarnec yang didalamnya berisi cerita aksi pelecehannya terhadap 250 anak di rumah sakit tempatnya bekerja.

Jika memang tindakan Joel Le Scouarnec tersebut terbukti, ini akan menjadi kasus pedofil terbesar yang pernah terjadi di Prancis.

Menurut pengacara seorang korban, Francesca Satta mengatakan "Anda membuka buku harian dan langsung menutupnya lagi karena membaca sejumlah tindakan penyimpangan yang sangat besar."

Sementara itu jaksa penuntut di kota La Rochella, Perancis menuturkan bahwa Joel Le Scouarnec diduga telah melakukan tindakan asusila tersebut sejak 1989 hingga 2017 saat dirinya ditangkap polisi.

Kepolisian setempat juga sudah menelusri dan melakukan investigasi kepada orang-orang yang ada di buku harian Joel Le Scouarnec.

Kebanyakan dari mereka tidak menyadari tindakan asusila yang dilakukan oleh dokter bedah tersebut.

Meskipun begitu ada satu korban yang menceritakannya bahwa dirinya telah digauli oleh Joel Le Scouarnec setelah melakukan operasi usus buntu.

"Itu seperti jatuh ke neraka," jelas korban kepada sebuah surat kabar lokal La Charente-Maritime.

Petugas kepolisian sangat terkejut saat mendengar pengakuan korban itu. 

Joel Le Scouarnec sudah mengaku bahwa dirinya telah melakukan tindakan asusila kepada beberapa pasien anak-anak.

Namun, dokter bedah itu membantah telah melecehkan semua pasiennya yang disebutkan di dalam buku harian.

"Dia (Joel Le Scouarnec) mengklaim bahwa yang ada di buku harian adalah tulisan fiksi dari fantasinya, betapapun mengerikanya tindakan tersebut," terang Thibault Kurzawa.

Joel Le Scouarnec yang telah ditahan oleh pihak kepolisian diketahui akan diadili pada musim dingin tahun ini.

Sebelumnya, Joel Le Scouarnec sudah pernah didakwa atas kepemilikan sejumlah foto asusila anak-anak sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Namun dokter bedah tersebut berhasil lolos dari jerat pidana dan diizinkan untuk melakukan praktik kembali sampai penangkapannya pada 2017 lalu.

Laporan terbaru dari kasus tersebut adalah Joel Le Scouarnec telah menggauli dua anak perempuan berumur empat tahun dan enam tahun.

Pihak pengacara Joel Le Scouarnec bernama Thibault Kurzawa, mengatakan bahwa kliennya membantah telah melakukan hubungan badan, namun mengakui pelecehan yang dilakukanya terhadap anak-anak perempuan tersebut. 

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pengakuan Gadis yang Pernah Jadi Budak Nafsu Kelompok Aliran Sesat, Berawal Saat Orangtuanya Gabung

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved