Tokoh Papua Ini Minta Polisi Bijak Tangani Terduga Pelaku Pengibar Bintang Kejora di Istana
Tokoh Papua Minta Polisi Bijak Tangani Terduga Pelaku Pengibar Bendera Bintang Kejora di Istana
Tokoh Papua Ini Minta Polisi Bijak Tangani Terduga Pelaku Pengibar Bintang Kejora di Istana
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Michael Manufandu yang merupakan mantan Wali Kota Jayapura meminta kepolisian menangani terduga pelaku pengibar bendera bintang kejora di Istana Kepresidenan secara bijaksana.
Hal itu, kata Michael, agar tidak menimbulkan perlawanan masyarakat Papua.
"Kalau memang itu terjadi memang mereka harus atur dengan bijaksana supaya tidak menimbulkan perlawanan," kata Michael saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2019).
Lebih lanjut, Michael mengingakan ada jiwa kolektif orang Papua selalu ada.
Namun, ia meminta, gerakan tersebut tidak dicap sebagai mewakili masyarakat Papua tetapi segelintir orang.
• Ini Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1441 H Lengkap Bahasa Indonesia, Inggris, Gambar, Share di WA
Sehingga, harus dinasehati satu orang tersebut supaya tidak mengibarkan bendera bintang kejora dikemudian hari.
"Kemudian kita berusaha untuk memutus ingatan kolektif itu, bahwa itu bukan kesalahan politik tapi perorang. Kalau dianggap mengatasnamakan semua orang Papua itu bukan orang Papua yang bergerak, itu satu dua orang. Dua orang itu yang ditegur dinasehati," jelasnya.
Michael pun mengungkapkan, saat peristiwa demo di depan Istana itu, dirinya berada di lokasi.
Ia bahkan telah menasehati pendemo agar tidak mengibarkan bendera bintang kejora.
"Kita nasihati sampai dia bosan dengar atau kita bosan menjelaskan. Sudah terjadi mutual communication," ungkapnya.
• Sandiaga Lama Bungkam, Akhirnya Jawab Isu Ditampar Prabowo & Tidak Diajak Ketemu PDIP, Mantan Bro
Dikabarkan sebelumnya, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap dua pengibar bendera bintang kejora di depan Istana saat demonstrasi pada Rabu (28/8/2019).
Dua orang yang ditangkap berinisial AT dan CK. Penangkapan terhadap keduanya dilakukan pada Jumat (30/8/2019) kemarin.
"Pada hari Jumat 30 Agustus, tim gabungan jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan penangkapan terhadap dua orang pelaku tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara dan atau permufakatan akan melakukan kejahatan terhadap keamanan negara dan makar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, melalui keterangan tertulis, Sabtu (31/8/2019).
Argo mengungkapkan peran AT adalah sebagai koordinator lapangan aksi, menggerakan massa, menyiapkan bendera dan orasi di atas mobil komando.
Kapolda Papua minta warga kembali beraktivitas
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja meminta warga Jayapura untuk tetap tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa lagi pascakerusuhan yang terjadi Kamis (29/8/2019).
• Viral Kisah KKN Desa Penari, Om Hao Sebut Kisah Asmara Dua Dimensi, Ternyata Begini Sosok Badarawuhi
Rudolf A Rodja meminta agar warga mempecayakan masalah keamanan kepada TNI dan Polri.
“Silahkan masyarakat kembali beraktivitas, percayakan pada TNI Polri soal keamanan, kami akan jamin itu,” kata Rudolf A Rodja, Sabtu (31/8/2019) usai menggelar pertemuan dengan paguyuban Nusantara di Hotel Sahid Jayapura.
Namun, kata Rudolf A Rodja, masyarakat harus mampu menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
"Masyarakat juga harus pada wilahnya masing-masing, kampungnya masing-masing, kami dari TNI Polri mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat yang dilayani,” kata Rudolf.
Mengenai penanganan massa, aparat keamanan dianggap sangat minim personil, sehingga massa berubah jadi brutal, Kapolda mengakui anggotanya terbatas.
“Demonstran ini kan ribuan, kemudian anggota kita terbatas, kalau kami menahan mereka melakukan pembubaran, mereka akan liar kemana mana dan makin besar lagi kerusakan. Dan yang ada mungkin korban jiwa jatuh. Padahal korban jiwa itu kita tidak inginkan. Jadi itu taktik tersendiri yang kami terapkan,” kata Rudolf A Rodja.
• Besok Tahun Baru Islam, Ini Seputar Bulan Muharram: Sejarah, Peristiwa Penting, Hingga Amalan Sunnah
Terkait rencana aksi unjuk rasa lagi pada 3 September mendatang, Kapolda menyatakan, jika anarkis akan ditindak tegas.
“Kami sudah siap tindakan tegas jika ada aksi lagi. Tidak boleh lagi seperti kemarin,” tutur Rudolf A Rodja.
Sementara itu, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring mengatakan ada penambahan personil TNI untuk memback-up Polri dalam pemulihan situasi di Papua.
“Ada 500 personil datang dari Kostrad, kenapa jumlahnya seperti itu ini sudah kita perhitungan dengan hakekat situasi yang berkembang,” kata Yosua P Sembiring.
Di lokasi yang sama, Darwis Massi Wakil Ketua Paguyuban Nusantara memandang baik pertemuan dengan TNI dan Polri.
• LDR Indonesia-Austria, Bambang Nikahi Bule Cantik, Keluarga: Ya Ampun, Cantik Sekali Pacarmu Bambang
“Pertemuan ini sangat bermanfaat bagi kita, kami ingin bekerja sama untuk mencipatkan situasi dan kondisi yang damai. Kami pagubuyan sudah lana di Papua, hidup di Papua makan di Papua, kita juga ingin kondisi yang aman dan damai jangan sampai terulang lagi apa yang sudah terjadi. Tapi mari kita sama sama seluruh pagiubuyan untuk menjaga kedamaian yang selama ini sudah terjalin dengan baik," katanya.
Hari ini kami juga meminta dukungan TNI Polri untuk menjaga kondisi kita sebagai mitra menjaga keamanan, kita juga merasa aman dengan kehadiran TNI dan Polri. Apalagi ada penambahan pasukan kita merasa lebih nyaman dan aman itu harapan kami,” kata dia.
Komnas HAM kirim tim lakukan investigasi
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memastikan telah mengiri tim untuk menginvestigasi dan mengumpulkan data mengenai korban jiwa dari masyarakat di Papua dan Papua Barat.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, investigasi dan pengumpulan data penting untuk mengusut kronologi yang terjadi di bumi cendrawasih itu.
• 7 Dampak Rusuh di Papua, dari Warga Trauma, Jaringan Lumpuh Hingga Razia dan Penjarahan
Hal itu disampaikan Beka saat diskuai bertajuk 'Bagaimana Sebaiknya Mengurus Papua (2)' di kawasan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8/2019).
"Kami langsung menerjunkan tim yang terkait dengan kejadian di Papua dan sampai saat ini kami masih memverifikasi data terkait jumlah korban maupun kronologinya," kata Beka.
Menurut Beka, bahwa yang terjadi di Papua saat ini adalah akumulasi dari berbagai persoalan, dari berbagai perspektif, dan dari berbagai hal yang dirasakan oleh masyarakat sebagai bentuk ketidakadilan.
Beka menambahkan, peristiwa di Papua harus bisa dibaca dalam pengertian yang lebih luas sehingga bisa menjawab persoalan ini menjadi lebih komprehensif.
"Saya kira patut untuk dijadikan pijakan bersama bagaimana menjawab persoalan di Papua," ujarnya.
• Kabar Duka, Ibunda SBY, Siti Habibah binti Abdul Kohar Meninggal Dunia, Begini Riwayat Sakitnya
Komnas HAM juga sudah terlebih dahulu menurunkan tim investigasi di Surabaya untuk mencari tahu sumber masalah di saat kejadian pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Hal itu dilakukan Komnas HAM, lanjut Beka, lantaran pentingnya menemukan siapapun yang bersalah secara hukum sebagai pemicu Papua menjadi bergejolak.
"Termasuk juga di dalamnya penegakkan hukum terhadap siapapun sebenernya yang bersalah dalam peristiwa itu karena peristiwa itu justru yang kemudian memicu respon besar-besaran di Papua," jelasnya.
(*/Fransiskus Adhiyuda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tokoh Papua Minta Polisi Bijak Tangani Terduga Pelaku Pengibar Bendera Bintang Kejora di Istana
• Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam Lengkap Dalam Bahasa Inggris, Indonesia via IG, WA & FB
• Presiden Jokowi Panggil Sejumlah Menteri ke Istana, Gelar Rapat Terbatas Bahas Gejolak di Papua
• Putra Almarhum Uje, Abidzar Al-Ghifari Curhat: Bokap Gue Cuma Satu Nggak Pengen Ada yang Gantiin
• Wali Kota Jayapura Menangis Lihat Perilaku Massa Pendemo yang Rusuh: Hati Saya Sakit
• Sambut Tahun Baru Islam 1441 Hijjriah, Ini Doa Awal dan Akhir Tahun Serta Amalan di Bulan Muharram
• Minggu (1/9), 1 Muharram 1441 H, Ini 3 Puasa yang Dianjurkan, Termasuk Niat dan Keutamaannya
• Lucinta Luna Unggah Foto Bareng Kekasih Tengah Beginian, Lalu Tulis: Tuhkan Gerak-gerak di Perut Aku
