Tiarap 6 Jam hingga Pipis Cuma Pakai Air Botol Mineral Kompol Ocha Terima Pin Emas dari Kapolri Tito
Wanita bernama Rosana Albertina Labobar atau yang kerap disapa Ocha, bersama tim yang dikomandoinya
Jarak lokasi antara tempat tiarap Ocha dan para pengedar sabu pun hanya 30 meter.
Hal itu membuat Ocha tak leluasa dalam bergerak.
"Posisi saya pas 30 meter dari posisi tersangka. Saya mengendap.
Karena posisi saya sedekat itu, saya enggak bisa bergerak semaunya saya karena kalau gerak itu akan terlihat oleh tersangka," katanya.
Bahkan, lanjut Ocha, ia harus rela buang air kecil dengan bermodalkan satu botol minuman kemasan.
Kompol Rosana Albertina Labobar, anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. Perempuan yang akrab disapa Ocha ini dulu pernah menggagalkan upaya penyelundupan sabu dari China melalui Dermaga eks Hotel Mandalika di Jalan Anyer Raya, Serang, Banten.(Kompas.com/Alsadad Rudi)
Ocha mendeskripsikan suasana malam kala itu cukup dingin, sepi, dan hanya diterangi cahaya bulan.
"Saya orangnya enggak tahan dingin, malam itu memang dingin banget. Kalau dingin, saya selalu ingin buang air kecil.
Mau enggak mau karena posisi saya tidur di situ, saya melangkah satu langkah pelan-pelan ke samping dan buang air kecil. Kemudian balik tiarap lagi," katanya.
Setelah tiarap selama kurang lebih 6 jam, Ocha bersama anggotanya pun langsung mengamankan para pengedar narkoba itu.
Selama tiarap di pasir, Ocha aktif menyampaikan gerak gerik WNA asal Taiwan itu kepada pimpinannya.
Hingga anggotanya langsung mengamankan tersangka setelah transaksi narkoba dilakukan.
"Saya melaporkan apapun gerak gerik mereka."
"Kita sudah memasang strategi, jadi saat mereka sudah melakukan pengangkutan narkoba, saya langsung melaporkan."
Mobil anggota pun mengejar dan mengamankan tersangka dan barang buktinya," ujar Ocha.
Atas keberhasilannya dalam mengungkap penyelundupan 1 ton sabu itu, Ocha mendapatkan penghargaan berupa pin emas dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.