BJ Habibie Meninggal

Kisah BJ Habibie yang Tak Punya Uang dan Perlakuan Ainun yang Tak Terlupakan Seumur Hidup

Zaman dulu, anak-anak saat ditanya soal cita-cita, jawabnya adalah ingin menjadi seperti Habibie.

Editor: Teddy Malaka
(Kompas/Wisnu Nugroho)
Repro foto BJ Habibie dan Hasri Ainun Besari yang dipamerkan di acara Habibie Festival di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (11/8/2016). 

BANGKAPOS.COM - BJ Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia ke-2 menggantikan Soeharto pada 21 Mei 1998.

Namun, dia tak lama menjadi presiden karena digantikan Abdurrahman Wahid pada 20 Oktober 1999 oleh MPR.

Nama Habibie tak sekadar dikenal sebagai seorang presiden.

Tetapi, keahliannya dalam bidang teknik penerbangan yang membuat banyak orang terkesima.

Zaman dulu, anak-anak saat ditanya soal cita-cita, jawabnya adalah ingin menjadi seperti Habibie.

Ya, Habibie dapat membuat pesawat terbang, lulusan terbaik dari Jerman.

Pria kelahiran 25 Juni 1936 itu memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Cara berpikirnya sulit ditandingi.

Meski begitu, Habibie termasuk pria rendah hati dan rajin beribadah.

Dia sangat mengakui kelebihan yang dimiliki adalah anugerah Tuhan pada dirinya.

Sehingga, Habibie sangat menjaga shalat dan ibadahnya kepada Allah.

Tidak hanya itu, Habibie termasuk ayah dan seorang suami yang sangat dibanggakan.

Kisah cinta Habibie dan Ainun dibuatkan film yang menguras air mata.

Habibie yang cerdas ternyata sangat penyayang dan romantis.

Namun, romantis dan kasih yang diberikan cara Habibie cukup sederhana.

Padahal, dia sangat lama tinggal di Eropa dengan budaya yang berbeda jauh dari Indonesia.

Habibie menemani Ainun di rumah sakit sampai akhir hayat.

Setelah Ainun meninggal, Habibie setiap Minggu berziarah ke makam istrinya.

Bunga sedap malam, kesukaan istrinya selalu dibawa ke makam Ainun.

Dia menyebutkan Ainun selalu hadir bersama dirinya.

Habibie dapat merasakah hal itu.

Bahkan, saat masih hidup, kesetiaan Ainun tak diragukan lagi.

Suatu waktu, Habibie mengenang ketika dirinya tak memiliki uang.

Ainun di rumah menanak nasi dan membuat Abon.

Kemudian, Ainun menunggu dirinya sampai larut malam.

Dari balik jendela, Ainun menanti Habibie pulang.

Padahal, saat itu tak makan.

"Saya kedinginan, lapar. Sampai di rumah, pintu dibuka. Dia senyum, hai gimana hari ini, apa kabar. Sudah makan, saya tunggu kamu. Lalu dia bilang hanya ada ini, tapi kita makan bersama. Itu melekat di segala sistem, bagaimana saya mau lupakan dia," ungkap Habibie dikutip dari @makassar_iinfo.

Kebanggaan terhadap Habibie ramai di kolom komentar.

Sosok Habibie tak hanya dikenal cerdas, tetapi penyayang.

Kini sosok panutan itu telah meninggal dunia, Rabu (11/9/2019).

(bangkapos.com/Alza Munzi)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved